Chapter - Empat

65 5 2
                                    

Young Eun terduduk lesu di sebuah sofa tunggal yang terletak di ruang televisi. Menatap sedih ke arah jendela yang kian lama makin buram tertutup bulir-bulir hujan yang turun pelan-pelan. Mengaburkan pandangan. Dia masih bingung. Apakah dia harus tetap mengacuhkan Dong Hae? Mengabaikan ajakan pria itu yang beberapa menit lalu menghubunginya dan memintanya untuk bertemu.

Kalau boleh jujur, jauh dalam lubuk hatinya Young Eun ingin sekali bertemu. Dia masih sangat amat rindu. Ingin sebentar saja menatap wajah pria itu sebelum benar-benar mengucapkan selamat tinggal. Akan tetapi, disatu sisi lain dia merasa takut. Dia tahu bagaimana hatinya masih begitu menyintai Dong Hae, dan dia khawatir pertemuan tersebut akan berdampak buruk pada hubungannya dengan Hyukjae. Dia sedang susah payah membangun hati untuk pria itu, dan tentu tidak adil jika kedatangan Dong Hae pada akhirnya hanya mengacaukan segalanya. Dia tidak sejahat itu.

"Ada banyak hal yang ingin kujelaskan, kumohon, kita harus bertemu."

Dadanya kembali terasa sesak setiap mengingat kata-kata Dong Hae di telepon tadi. Seolah memaksa gadis itu untuk kembali membuka hatinya. Setelah cukup lama berperang dengan pikirannya, Young Eun akhirnya memutuskan. Bahwa dia akan tetap menemui Dong Hae meski entah dampak apa yang akan dia terima.

                                              ****

Daum Cafe

Setengah jam menempuh perjalan, Young Eun sampai di kafe yang dijanjikan oleh Dong Hae sebagai tempat pertemuan mereka. Dia mendorong gagang pintu kafe, lalu masuk ke dalam dan duduk di sala satu meja. Seperti biasa dia memilih tempat yang dekat dengan jendela. Tempat favoritya. Tak berapa lama, dari arah pintu seorang pria tampan mengenakan kemeja biru masuk ke dalam. Menoleh sejenak ke kiri, lalu ke kanan dan pria tersebut  tersenyum setelah berhasil menemukan sosok yang dia cari.

Ingatannya pada Young Eun memang tidak pernah berkurang sedikit pun. Bahkan dari belakang saja, Dong Hae sudah tahu bahwa  itu memang dia. Gadis kesayanganya yang masih sangat amat dia cintai setelah perpisahan mereka satu tahun lalu.

"Sudah lama menungguku?"

Suara Dong Hae yang tiba-tiba terdengar di telinganya membuat Young Eun seketika menoleh. Pria itu tersenyum. Masih dengan senyuman ciri khasnya. Senyum indah yang selalu membuat kadar ketampanannya menjadi berkali-kali lipat.

"Lima belas menit yang lalu," jawab Young Eun setelah berhasil menyadarkan diri.

Dong Hae mengangguk pelan selagi menarik satu kursi di depan Young Eun yang kemudian dia duduki. Diam sejenak, Dong Hae membiarkan lima detik untuk sekedar menatap wajah sendu gadis itu. Yah, sendu. Dia tak seceria biasanya. Tidak secerah seperti Young Eun yang selalu dia temui dulu. Waktu berjalan, rupanya cukup banyak mengubah gadis itu. Atau, adakah masalah besar yang tengah menimpanya? Sugguh Dong Hae penasaran. Jika dulu dia adalah orang pertama yang selalu akan menampung setiap cerita Young Eun, akankah kini semuanya masih sama? Apakah Young Eun masih mau berbagi masalah dengannya?
Dong Hae mendesah. Tiba-tiba merasa sesak mengingat kesalahan yang telah dia lakukan di masa lalu. Meninggalkannya.

"Kau bilang ingin mengatakan sesuatu?" mulai Young Eun, merasa bosan dengan suasana hening diantara mereka. "Katakan saja. Aku tidak bisa terlalu lama."

"Aku menganggumu?"

"Untuk saat ini tidak," jawab Young Eun tegas.

Pria itu mendesah. Perlahan-lahan mengulurkan tangannya hingga berhasil menyentuh punggung tangan Young Eun. Awalnya sedikit ragu. Dong Hae bisa melihat dengan jelas keterkejutan dari wajah gadis itu. Namun, seolah tak perduli pada apapun, Dong Hae kini percaya diri dan berani mengenggam tangan Young Eun.

Beautiful Accident Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang