Haiiii....
Jumpa lagi dengan Abang Rendra. Maaf lama gak up cerita. Authornya kebanyakan piknik 😂😂😂.
Untuk mengobati rasa kangen neh author kasih casting abang rendra
Ada yg kenal?
Kalo pengen tahu author bisa follow ig @zulya_rm
(Gpp ya cari follower ig😀😀😀)Tiara POV
Aku duduk gelisah di depan ruang operasi. Sudah 3 jam berlalu sejak ibuku masuk ruangan itu. Kutatap pintu ruangan berharap segera terbuka.
Setelah beberapa saat kemudian, akhirnya pintu terbuka. Aku segera berlari dan menemui dokter yang sudah berdiri di depan pintu.
"Gimana dok keadaan ibu saya?" Tanyaku sambil menatap tajam ke wajah dokter yang menangani ibuku.
"Maafkan kami. Kami sudah berusaha sekuat tenaga tetapi Tuhan berkehendak lain....."
Tak perlu mendengarkan kata-kata lebih lanjut dari dokter, badanku sudah lemas tidak bertenaga. Aku terduduk di lantai dengan tatapan kabur karena mataku sudah penuh dengan air mata.
Dengan sisa tenaga yang masih ada, aku berdiri kemudian berjalan ke arah ibuku yang sudah terbujur kaku.
Kupeluk tubuhnya yang terasa dingin. Kutumpahkan seluruh air mataku. Jiwaku seperti ikut pergi bersamanya.
Kini aku hidup sebatang kara. Sejak kecil aku hanya hidup berdua dengan ibuku. Beliau membesarkanku seorang diri setelah ayahku lebih dulu menghadap Yang Maha Kuasa ketika aku masih berumur 2 tahun. Kecelakaan telah merenggut nyawa ayahku.
Kuhapus sisa air mataku. Aku harus kuat. Kata-kata ibuku terus terngiang di telinga.
"Tiara, meski kamu seorang wanita. Kamu harus sekuat baja menghadapi apapun. Kehidupan itu keras. Tapi ibu percaya kamu bisa. Tidak selamanya ibu bisa terus bersamamu. Kamu juga harus bisa lembut terhadap orang disekitarmu terutama terhadap suami dan anak-anakmu kelak. Dan jangan lupa untuk sholat 5 waktu dan yang lainnya."
"Aku tidak akan pernah lupa dengan nasihatmu, Bu. Aku juga bisa kuat seperti ibu yang membesarkanku seorang diri," kataku dalam hati.
Kulangkahkan kakiku untuk mengurus administrasi rumah sakit. Aku sudah menelfon ketua RT untuk membantu menyiapkan pemakaman ibuku.
Saat mau berbelok tanpa sengaja aku menabrak seseorang. Hampir saja aku terjatuh kalo saja orang itu tidak segera menahanku.
"Maaf," kataku sambil menatap seseorang yang barusan aku tabrak. Saat aku tahu siapa yang barusan kutabrak, aku memeluknya erat. Kutumpahkan seluruh air mataku dipelukannya.
Rendra POV
Siang ini aku merasa gelisah. Entah kenapa perasaanku tidak enak. Dari kemarin aku hanya memikirkan Tiara. Gadis yang baru saja aku kenal tanpa sengaja. Apakah ada hal buruk terjadi padanya? Bukankah hari ini ibunya dioperasi?
Tanpa pikir panjang aku meminta izin keluar pada atasan. Aku akan ke rumah sakit. Firasatku mengatakan ada hal buruk terjadi padanya. Meski baru kemarin bertemu, entah kenapa aku merasa sudah lama kenal dia.
Aku berlari menelusuri lorong rumah sakit. Saat mau berbelok aku menabrak seseorang.
Bruuukkkk....
Hampir saja orang yang kutabrak itu terjatuh. Aku segera menahannya. Aku kaget saat tahu siapa yang menabrakku. Sebelum aku sadar dari rasa terkejut, gadis itu memelukku erat dan menangis.
Kubalas pelukan dia dengan erat. Aku membiarkan baju dinasku basah oleh air matanya.
"Ibuku sudah pergi untuk selamanya," kata Tiara disela isak tangisnya.
Aku kaget mendengarnya. Kuelus kepala dia dengan lembut agar dia tenang.
"Kini aku hidup sebatang kara," lanjut Tiara sambil menangis kencang.
"Jangan ngomong gitu. Masih ada kakak," kataku lembut.
Kutangkup wajah dia dengan kedua tanganku. Kutatap matanya yang masih basah oleh air mata
"Sekarang, ada kakak yang akan menjaga adek. Selamanya," kataku sambil mengusap air mata dia yang mengalir dipipi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Narendra
RomanceSakit tapi tidak berdarah ketika kita ditolak oleh orang yang kita cintai. Hanya bisa pasrah menunggu jodoh kita datang. Entah cepat atau lambat. Narendra Wijaya Kusuma Kita tidak bisa menolak takdir kita untuk berjodoh dengan siapapun. Cinta tidak...