D U A

17 1 0
                                    

~ Dirumah Risa Sorenya ~

" Harus yah, muka kusut gitu dibawa kerumah ?" Tanya Delon sinis sambil menatap Risa entahlah.

" harus yah, gue ketemu muka rumek elo yang mirip Om Dono pas lagi pulang dari kampus ?" Balas Risa yang tak kalah sinis

" Dasar Adik pea, muka gue dibilang rumek apa lagi dikatain mirip Om Dono? Situ waras gak sih hah." Kesal Delon sambil menatap Risa garang, yang ditatap malah cengir-cengir gak jelas.

" Sorry ka, abisnya elo mirip banget sih." Teriak Risa sambil berlari ke arah tangga.

" Risa..... Serahin nyawa elo sekarang juga, gue mutilasi elo pake pisau punya Bi Iyem. Sini loh curut." Teriak Delon membahana sampai terdengar keluar. Bi Iyem yang kebetulan lewat pun jadi kaget dan menatap Delon jengah.

***

Malam ( 08.00 )


" Kamu tau, mengapa saya merahasiakan kepada semua orang. Termasuk Moris tentang identitas siapa dirimu sebenarnya" Kata Tuan Varis datar kepada laki-laki muda itu yang berada didepanya, ruangan yang dikhususkan untuk mereka berdua tanpa ada satu orang pun yang mengetahuinya Termasuk keluarga besarnya.

" Cih,.. Aku tak perduli pak tua, terserah kau saja mau merahasiakan aku atau tidaknya. Intinya aku tidak mau berurusan dengan semua yang menyangkut PRATMA" Kata laki-laki itu dingin dengan menahan segala emosi yang ada dipikirannya saat ini.

Tiba-tiba saja laki-laki muda itu berdiri dan akan meninggalkan ruangan yang menurutnya sangat membosankan. Lain dengan Tuan Varis yang menatap laki-laki muda itu dengan sendu, ada rasa bersalah yang terselip dihatinya tapi mau dikata apa lagi jika takdir mengharuskannya untuk tetap menyimpan rahasia besarnya ini.

" Maafkan ayah, Haris." Lirih Tuan Varis , membuat langkah laki-laki muda yang bernama haris itu terhenti didepan pintu  yang telah ia buka.

" Maafmu, tak akan pernah ku terima sekaligus semua yang kau lakukan." Ucap Haris sinis sambil berlalu keluar ruangan melewati bodyguard2 ayahnya itu.

***

Malamnya,..
Risa yang berjalan dengan santai dipinggir jalan sambil bersenandung kecil. Setelah ia puas membeli novel2 terbaru incaranya, ia sengaja mengambil jalan pintas biar cepat sampai rumah dengan aman tapi semua itu tidak untuk saat ini. Risa tak sengaja menyenggol seseorang yang sedang mabuk mungkin.. Dan membuat ia terkejut karna ulah si pemabuk itu meraih tangannya dengan erat.

" Elo mau apa bang pegang tangan gue, huaaaa bang jangan ganggu gue dan bawa gue ketempat sepi." Teriak Risa histeris sambil menutup matanya.

" Gue rela bang, elo palak gue tapi tidak dengan kehormatan gue, gue masih perawan dan gue gak mau abang perkosa gue." Kejer Risa yang rusuh sambil menghentak hentakan kakinya. Sedangkan si pemabuk itu menatap Risa aneh.

" Gue rasa elo rada miring deh, lagian siapa juga yang mau bawa tiang listrik ketempat sepi dan perkosa elo sedangkan badan elo gak ada bentuknya, lurus semua." GUBRAKKK... Risa yang mendengarnya jadi emosi sendiri.

" Lah, terus elo ngapain pegang tangan gue dan apa barusan lo bilang hah?" Emosi Risa sambil menatap tajam laki-laki yang memaki topi hitam didepanya itu, ia kira mabuk nyatanya masih waras toh. Laki-laki itu masih terlihat sempoyongan dan belum menampakan wajahnya karna ia menundukan kepalanya ditambah lagi topi hitamnya yang menutupi kepala serta wajahnya menambahkan kesan penasaran. Tangan kanannya memegang tangan Risa erat supaya ia tidak ambruk.

" Gue mau ambruk jadi gak sengaja gue raih tangan elo, dan gue gak akan ngulang lagi perkatan yang barusan gue bilang. Lagian elo gak tulikan?" Jelas Lelaki itu enteng, Risa terus menatap laki2 itu garang sambil menghempaskan tangan yang sadari tadi masih tergenggam erat.

BRUKK...

Argghh.... Erang laki-laki itu linglung dan terjatuh ke aspal yang banyak batu kerikilnya, dengan gerakan cepat ia mengadahkan pandangannya kearah perempuan yang ada dihadapanya.

" K...a Mo..ris?" Gagap Risa karna rasa kagetnya saat melihat wajah tampan yang mirip dengan Moris sang pujaannya. Laki-laki itu terdiam sebentar, Moris?? Ulang ia dalam hati, tak lama ia mengerti dan tersenyum iblis kearah Risa. Ia pun tak kalah kagetnya tapi dengan sikapnya itu ia bisa menutupi semua keterkagetannya.

" kaget eh, jangan menatap gue kaya gitu,serasa elo mau nerkam ayam." Cibir Moris yang tersenyum sinis, tak lama ia langsung berdiri dan meninggalkan Risa yang terdiam karen terlalu Syok... Tapi ada yang membuatnya syok lebih dari itu yaitu wajahnya yang penuh luka lembab tapi masih terlihat tampannya dan pakaian yang tak mungkin Moris pakai seperti celana sobek-sobek baju belel dan keluyuran tengah malam tanpa bodyguard.

" Kam.., lah mana orangnya ko ngilang. Aduh dasar gue bego, ya jelas dia ngilang atau pergi lah karna guenya bengong mulu aja sih arghhh..."

" Itu ka moris kan, tapi ko beda banget ama biasanya... Errrrr moris moris elo selalu aja membuat gue gila dan jatuh cinta setiap harinya." Gerutu Risa prustasi sambil berlalu pergi tapi ia masih penasaran dengan kejadian barusan.

Dibalik tembok, Tak jauh dari jangkauan Risa yang menggerutu ada sepasang mata hitam pekat yang menatapnya dengan tatapan rindu dan segala rasa emosi, marah, senang, dan yang lainya bercampur aduk membuat ia gelisa tak menentu. Ia sengaja pergi dan menghilang sebelum Risa tersadar kembali dari keterkagetan nya.

Aku merindukanmu Ar, sangat sangat merindukan dirimu sampai saat ini aku tak bisa melupakanmu.

***

HAI SEMUA^^ SELAMAT MEMBACA
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENTYA YAH :D
SEMOGA KALIAN SUKA ;)


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 22, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CHASING THE LOVE OF MORIS 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang