ii

8.3K 1.1K 117
                                    

"Taeyong! Mau kemana?!"

"Pergi sebentar, bu!"

Setelah sembuh -secara fisik setidaknya. Aku mulai sering mengunjungi taman itu. Hanya untuk menghabiskan waktu, duduk, sambil melihat orang berlalu lalang dan menikmati waktu santai mereka -meski itu hanya alibi.

Alasanku yang paling utama tentu saja berharap bisa bertemu Jaehyun lagi. 

Meski rasanya tidak mungkin mengakui ini pada orang lain, tapi sepertinya keraguanku terhadap orientasi seksualku waktu itu sudah sirna. Kini aku bisa dengan yakin mengakuinya.

Ya, aku memang gay dan aku menyukai penyelamatku waktu itu -Jung Jaehyun.

Mengenaskan sekali, bukan? Memiliki perasaan seperti ini pada laki-laki yang baru sekali kutemui dan hanya kutahu namanya saja.

"Apa yang kau harapkan, bodoh?"

Aku pulang ke rumah hari itu. Sekali lagi dengan perasaan kecewa karena orang yang kuharapkan tidak terlihat.

~

Masa liburan berakhir.

Aku berkemas dan memulai kehidupan baruku sebagai mahasiswa.

Aku memutuskan untuk melupakan semuanya saat melangkah pergi dari rumah. Melupakan Jaehyun, kenyataan tentang orientasi seksualku, dan segala hal yang pernah aku alami di masa sekolah. Aku akan memulai semuanya dari awal dan membuka lembaran

Ibuku dan Jaemin menangis karena aku akan tinggal jauh dari rumah. Sementara ayah -dia hanya menepuk bahuku sekali. Berkata agar aku belajar dengan giat dan menelpon jika butuh sesuatu.

Itulah yang mengantarku saat benar-benar pergi. Meninggalkanku berakhir kebingungan saat berjalan di sekitar kampus untuk menemukan kamar asrama dengan dua koper besar. Aku merasa seperti anak kecil yang ditinggalkan di hutan sendirian tanpa petunjuk apapun. Rasanya sangat asing.

"Taeyongie!"

Aku kenal suara itu-

"T-ten?"

Aku berpaling padanya. Sosok itu terlihat sangat berbeda dari yang terakhir kali kulihat. Model rambutnya baru -hitam side shave berponi- dan dia memakai banyak pierching ditelinganya. Satu-satunya yang tak berubah mungkin senyum lebarnya yang manis itu.

"Apa -yang kau lakukan di sini?" tanyaku kaget.

"Aku juga mahasiswa baru di sini. Duh, dulu aku kan sudah bilang akan mendaftar! Yah, dan aku lolos! Yay! Senangnya!"

Ten melompat-lompat bahagia sambil bertepuk tangan kecil -berhasil menarik perhatian setiap pasang mata dari orang yang kebetulan melewati kami.

Sambil memandang ke langit, aku mulai kembali bertanya-tanya.

Kenapa dulu aku mau berteman dengan Ten? Kenapa takdir sangat senang mempermainkanku?

Aku baru saja bertekad untuk memulai hidup baru di perguruan tinggi dengan melupakan semuanya. Tapi kini Ten malah ada tepat dihadapanku -dengan kopernya juga.

Aku ingin menangis.

"Kita satu kampus, Taeyongie! Jadi kita bisa sering bertemu dan menonton Barbie bersama lagi!"

Seseorang bunuh aku sekarang.

"Okay! Ayo ke asrama dulu. Aku tidak sabar melihat kamarku. Ayo! Ayo~!"

Lupakan. Siapapun, beri saja aku pistol atau senjata tajam. Aku akan membunuh diriku sendiri saat ini juga.

~

My Love Story [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang