SIUA (5)

37 2 0
                                    

Aku melakukan sujud terakhir dalam shalatku, setelah itu aku melakukan tasyahud akhir dan kemudian membaca salam.

Aku mengangkat kedua tanganku dan berdoa kepada tuhan satu – satunya yang aku agungkan.

"Ya Allah, engkau maha pengasih lagi maha penyayang, hanya kepadamu hamba meminta dan memohon. Izinkan hamba untuk memberikan yang terbaik selama masih engkau berikah hambamu ini nafas."

"Izinkan hamba untuk membahagiakan semua orang yang disisi hamba, dan izikan hamba untuk menjadi orang berguna bagi semua orang. Tidak lupa titipkan salam rindu kepada ibu hamba yang saat ini sudah berada disisimu, katakan kepadanya ya Allah suatu saat hamba ingin bertemu dengannya lagi."

Aku berdoa setiap saat untuk ibu, aku benar – benar berharap bisa bertemu dengan ibuku di surga. Bukankah setiap orang seperti itu? mereka berharap suatu saat bisa bertemu kembali dengan seseorang yang sangat mereka sayangi di Surganya Allah?

....

Secangkir kopi dan disampingnya ada Koran diatas meja teras rumahku, aku mencari si pemilik kopi tersebut. Terlihat didepan pagar ayah sedang memanaskan sepeda motorku, aku menghampirinya.

"Ayah mau pakai motornya?" Tanyaku.

"Tidak, ayah tau kamu mau pergi."

Aku tersenyum dan mengambil alih memegang sepeda motor tersebut.

"Udah mulai masuk kuliah?" Tanya ayah.

"Belum, ini mau konsul KRS yah."

"Yaudah hati – hati." Kata ayah sambil berjalan kembali ke teras dan duduk dikursi tempat biasanya.

Aku menaiki sepeda motor tersebut dan mengarahkannya kekampus.

Di sepanjang perjalan, aku memikirkan banyak hal. Jujur saya aku banyak memikirkan tentang masa yang akan datang. Masa dimana aku tidak muda lagi, kelak apa aku bisa mewujudkan semua impianku atau bahkan impianku akan berubah mengikuti alur takdir yang sesungguhnya?

Bukan aku begitu khawatir soal itu, hanya saja jika memikirkan kata – kata tentang masa depan itu begitu misterius.

Setiap orang ingin berguna bagi siapapun, dan aku salah satunya.

Bukankah suatu kebanggaan tersendiri jika kita dianggap berguna bagi orang lain?

Ah sudahlah, jika berbicara soal itu sama saja aku tidak tau pasti akan jadi apa aku suatu saat nanti.

Aku masuk kearea kampus dan memarkirkan sepeda motorku. Kampus terlihat begitu sepi, jelas saja kuliah belum kembali masuk. Hanya ada beberapa mahasiswa yang terlihat dan akupun masuk keruang dosen pembimbingku.

Aku mengetuk pintu ruangannya dan membuka perlahan pintu tersebut.

Kulihat pak Roy sedang sibuk dengan laptopnya.

"Assalamualaikum pak."

Roy menoleh kearahku "Eh Dirga, walaikumsalam."

Aku berjalan kearah Roy dan duduk didepannya.

"Mau konsultasi masalah KRS ya?"

"Iya pak." Jawabku.

Roy mengambil selembaran kertas dari laci mejanya dan memberikannya kepadaku,aku mengambil lembaran tersebut dan membacanya.

Segulung Ijazah Untuk AyahWhere stories live. Discover now