SIUA (9)

22 0 0
                                    

Memasuki semester tujuh awalnya seperti biasa aku menjalaninya, tetap santai, tugas juga aku selesaikan seperti biasanya.

Mengingat sudah saatnya aku mulai mengajukan judul, akupun memilih beberapa judul yang tepat dan mampu untuk aku jadikan sebagai tugas akhir kuliah.

Menunggu jawaban apakah judulku diterima atau tidak cukup membuatku sedikit gelisah dan cemas, bagaimana bila judul – judul itu ditolak?

Ini memang dilema bagi mahasiswa semester akhir, aku sudah benar – benar ingin meninggalkan kampus ini dan terjun kedunia lainnya. Ya. Dunia aku benar – benar mencari pekerjaan atau bahkan menciptakan pekerjaan.

Tiba pada suatu hari, aku menemui bu Nuril selaku ketua lab jurusanku. Beliau menjelaskan bahwa beberapa dari judulku belum cocok untuk dijadikan tugas akhir. Karena hal tersebut aku jadi rajin untuk memikirkan masalah, iya masalah apa yang harus aku teliti. Masalah apa yang harus aku angkat untuk jadikan penelitian.

Sungguh ku bermasalah karena belum menemukan masalah.

Dipertengahan kuliah aku kembali mengajukan judul dan tiga minggu kemudian dikabarkan pula bahwa judulku kembali ditolak.

Setiap keluar dari ruangan itu wajahku langsung murung.

Teman – temanku ada bebarapa yang sudah disetujui judulnya dan mulai mengerjakan beberapa bab.

Sedangkan aku masih harus mencari permasalahan.

....

"Judulnya ditolak lagi?" Tanya Sari.

Aku yang sedang mengunyah makanan tiba – tiba kehilangan selera makan. Aku melirik ayah, dan yang lainnya yang sedang makan malam.

Aku mengangguk pelan.

"Sepertinya kamu butuh waktu untuk jalan – jalan." Kata Ayah.

Aku melirik ayah.

Ayah menganggukkan kepalanya "Iya, besok kamu jalan – jalan, lihatlah semua yang ada disekitarmu, perhatikan semua gerak – gerik orang. Cobalah kamu keluar dipagi hari dan pulangnya malam."

"Mencari inspirasi maksud ayah?" Tanya Evan, sungguh pertanyaan yang begitu tepat untuk mewakili kebingunganku dari perkataan ayah.

"Iya, mungkin itu bisa sedikit membantu." Jawab Ayah.

Aku menganggukkan kepala "Akan aku coba."

"Jangan terlalu memaksakan diri juga, lebih baik pelan – pelan saja, dari pada kamu buru – buru mengajukan judul, dan saat judul diterima dipertengahan kamu akan kelelahan karena pilihan yang terlalu buru – buru." Kata Evan.

"Belajar dari kakakmu ini, dia hampir saja tidak selesai kuliah karena menganggap terlalu sulit memilih tugas akhir." Jawab Ayu.

Aku dan Sari tertawa.

"Tapi kenyataannya kuliahku selesai." Ledek Evan.

"Itu juga karena Zekka terus membantumu." Jawab Ayah.

Evan menunduk malu dan kami semua tertawa.

"Dan sebaiknya Dirga kamu tidak usah bantu – bantu dibengkel dulu, fokus saja terhadap kuliah. Kalau kamu masih saja datang ke bengkel ayah akan memecatmu." Kata Ayah.

Segulung Ijazah Untuk AyahWhere stories live. Discover now