SIUA (7)

16 0 0
                                    

Ini pertama kalinya aku memboncengi seorang wanita dimotorku. Meski sudah lama mengenal Nila, tidak pernah aku mengajaknya jalan – jalan. Nila begitu diam dibelakangku, duduknya juga lumayan jauh. Jadi jika aku berbicara tentu saja Nila sulit untuk mendengarnya.

Kamipun sampai dirumah Nila, kulihat ayah Nila sedang duduk diteras rumahnya dan sedang memandangi kami.

Nila turun dari motor.

"Masuk dulu?" Tanya Nila.

Aku membuka helm "Mau pamitan aja sama ayah kamu."

Aku meletakkan helm dimotor dan turun.

Aku mengikuti Nila berjalan kearah ayahnya.

"Om." Kataku sambil menyalami ayah Nila.

"Dirga, apa kabar? Sudah lama ya tidak keliatan." Kata ayah Nila.

Aku tersenyum "Iya om, om apa kabar?"

"Alhamdulillah baik, bagaimana kuliahnya?"

"Alhamdulillah lancar om."

"Yasudah duduk dulu, biar Nila buatkan kopi."

Aku tersenyum "Tidak usah repot – repot om, Dirga langsung pulang aja. Udah dari pagi soalnya."

Ayah Nila menganggukkan kepalanya "Kalau begitu terima kasih sudah mengantar Nila sampai kerumah."

Aku menganggukkan kepala dan tersenyum, kembali kusalami tangan ayah Nila "Kalau begitu saya pamit om."

"Iya hati – hati dijalan."

Aku melirik Nila, kami saling tersenyum dan aku berjalan kembali ke motor.

....

Dion mengenakan sepatunya dan mengunci pintu. Tiba – tiba seseorang menyentuh pundaknya. Dengan cepat ia menoleh kearah orang tersebut. Ia sangat terkejut siapa yang sedang berada didepannya.

"Lo bilang mau bayar kemarin, tapi kenapa kemarin enggak datang ketempat biasa? Dan lo malah enggak bisa dihubungi." Kata seorang laki – laki berjaket hitam dan rambut yang tidak terlalu panjang tetapi ia mengikatnya.

Dion menelan ludahnya, tampak udara dingin menyelimutinya tetapi dahinya mulai basah.

"Jangan bilang lo mau kabur." Seorang yang berada disamping laki – laki tadi menatap Dion dengan wajah yang sangat tidak bersahabat.

"Gue bukan mau kabur." Jawab Dion.

"Terus? Lo mau bayar kan?"

"Pasti gue bayar kok, kemarin gue enggak datang karena gue belum punya duit." Kata Dion.

"Lo bilang enggak ada duit? Bukannya lo udah janji mau bayarnya kemarin?"Tanya laki – laki berjaket hitam tersebut.

Dion menggaruk lehernya "Gue janji besok bakal gue bayar, gue lebihin seratus."

"Gue tunggu lo ditempat biasa, kalau lo enggak datang dan bayar juga, gue habisin lo." Kata laki – laki berjaket hitam tersebut dengan menunjuk – nunjuk wajah Dion.

Dion menganggukkan kepalanya, dua orang laki – laki itupun pergi. Dion menggepalkan tangannya dan meraih ponsel yang ada disaku jaketnya dan menghubungi sang ibu.

Segulung Ijazah Untuk AyahWhere stories live. Discover now