Garis Waktu⏱️

54 3 0
                                    

Bagian ke-5

Waktu..... Dengan waktu seseorang dapat mengerti, dengan waktu seseorang dapat memahami, bahkan hanya dengan waktu seseorang dapat menerima..Mungkin yang kamu butuh kan saat ini adalah waktu, waktu untuk memahami hingga akhir nya kau dapat menerima.

Saat ini, mungkin aku bisa saja masih mengagumimu , tapi bisa saja di waktu lain,, aku belum tentu akan tetap  menjadi seperti ini.  Mencintai dengan Hati dan perasaan yang  sama. Tergantung bagaimana dirimu. Hati manusia sesungguhnya adalah tempat nya ragu. Biar kan gerat takdir yang menjawab semua keraguan yang pernah waktu perjuangkan.

Waktu yang telah ku lalui, Hingga sampai saat ini.  saat dimana aku masih mengagumimu. Pernah ku kirim kan cinta lewat waktu, tapi balasan waktu hanya sebuah pengabaian.

Kau tau? Sampai saat ini aku masih belum bisa percaya, bahwa dengan waktu. Aku bisa mengenal mu dengan utuh. Kau yang dulu hanya bisa kulihat begitu blur, melintas bagai angin tanpa menyisakan jejak, hanya memberikan kesejukan, walaupun itu hanya  sesaat. kini aku bisa melihat mu dengan jelas, meski belum begitu dekat. Hanya menyempurnakan fotret yang pernah dulu ku ambil .

"Gak kerasa ya besok udah hari terakhir MPLS aja " memandangi anak-anak MPLS

" iya wi.. Berasa gak mau berakhir ya? "tanyaku

Sebenarnya aku mengatakan seperti itu karena, aku masih ingin melihatnya dengan jelas tanpa blur walau itu hanya sebuah titik kecil.

" hahahaha.. Iya nih.. Males belajar " jawabnya lirih

" wew.. Itu mah pasti "merangkul dewi

" hahahaha. Iya "jawab nya

Kegiatan hari ini pun berakhir, dan hari esok adalah hari terakhir MPLS. Seperti biasa Ketika semua anak MPLS pulang . Semua OSIS dan MPK melakukan kegiatan lembur, itu adalah julukan yang biasa kami sebut ketika tidak pulang tepat waktu. Seperti orang kantoran hanya saja tak dapat bonus.
Keusilan beberapa teman membuat kami menjadi semakin akrab. Bahkan dwi saat itu, menjadi korban keusilan, Ransel milik nya di Sembunyikan entah dimana. Hingga pulang tak ada satu pun yang memberi tau dimana Ransel miliknya.

"ga.. Mana tas aku? "tanya dwi
tidak menjawab pertanyaan dwi, yoga malah balik bertanya " lo ngomong ama siapa?"Tanya nya.

" Ama lo lah. Mana ih cepet " menyirngatkan dahi

" OH ama gua, kirain sama gitar .  Gak tau kan dari tadi gue maen gitar. Ya gak di?"

Tedi hanya mengamini, menandakan iya

Aku hanya melihat dari kejauhan, dan tertawa melihat tingkah mereka yang begitu jahil.

Saat masing-masing diantara mereka berfoto lewat kamera SLR. Aku hanya Diam melihat nya. Tanpa beranjak dari tempat duduk ku. Saat aku pergi keluar, melihat keadaan. Kemudian aku masuk kembali dan berdiam diri di dekat pintu.. Saat itu Faris datang menghampiri ku. Dan membuka kamera. Saat itu aku menghindar dari jepretan kamera.

"kenapa? Mau foto bareng gak? "tanya faris

Aku hanya mengamini. Lisan ku tak dapat berkata saat itu.

" ehh mau di foto? Yuk bareng " timpah Tedi

" yaudah ayo bareng" jawabku

Dan itu adalah Foto ku bersama dengan nya. Sebuah awal yang ku harap itu adalah baik. Sebuah pengawalan yang ku harap akan berakhir indah. Hanya saja aku lupa untuk meminta foto itu, hingga sampai saat ini aku belum memiliki foto itu. Entah masih ada atau tidak. Tapi itu adalah  kenangan ku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Phobia Cinta (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang