Erza menatap wajahnya pada kaca spion mobil. Baju formal khas bodyguard, rambut diikat tinggi dengan kacamata hitam bertengger dihidungnya dan masker hitam. Ya, untuk sekarang, ia bukan siswa FHS lagi, tapi ia adalah pengawal Pangeran.
Pekerjaan seperti ini jelas tidak boleh diketahui oleh siapapun, tapi Ayahnya dengan bodohnya menyuruhnya untuk menjemput Natsu karena Badan Keamanan Negara akan datang. Entah apa hubungannya dengan Natsu ia pun tak tahu.
Situasi, harga martabat, dan seorang Pangeran yang sedang jatuh cinta membuatnya kelimpungan. Entah bagaimana ia bisa menyembunyikan rambut merahnya ini.
Tapi siapa peduli? Tidak hanya Erza Scarlet yang memiliki rambut semerah api.
Erza berlari saat melihat Natsu yang kabur dari penglihatannya. Dia pasti mencoba kabur lagi.
Erza memacu kaki jenjangnya, sepatu boots dengan hak tebal tak memperlambatnya. Erza menekan tombol lift panik. Ia bergegas melewati tangga darurat.
Namun tak berhasil, Natsu lebih dulu melarikan diri. Kemana dia? Kemana?? Lantai dua. Lantai dua. Club? Tidak!
Berfikirlah Erza, jika kau jadi Natsu maka kau akan ke...
Erza menyeringai dibalik maskernya, sepertinya Natsu harus bersiap-siap menahan malu didepan orang yang dicintainya.
.
.
.
"Hosh...hosh...hosh..."
Natsu menoleh kebelakang, berharap ia dapat mengecoh Erza. Ia menggerutu, bukankah ia sudah mengirim pesan untuk tidak menjemputnya.
Waktunya sangat tidak tepat, bahkan ia memiliki janji dengan Luce. Ck!
"H-hei Natsu!"
"O-oh, Luce! Hai!"
"Kau berlarian?"tanya Lucy heran
"O-oh ya, bagus untuk mm.. melatih pernapasanku."jawab Natsu gelagapan
"B-begitu"
"Ayo pulang, kita harus cepat pergi dari sini"
Lucy menatap Natsu malu lalu berdehem gugup, "Ya, oke. Ayo kita naik-"
"Tidak, mm.. lewat tangga saja Luce. Kau tahu banyak fans ku dan err.. itu merepotkan, ya! Merepotkan!"
Lucy yang merasa ada sesuatu yang disembunyikan Natsu hanya diam dan mengikuti apa yang dia mau. "Oke"
Natsu me-reject panggilan Zero lalu mematikan ponselnya. Setelah kucing-kucingan dengan buttler-nya kini ia juga harus kucing-kucingan dengan Erza si Ketua Juddo.
Natsu menatap sekitarnya lalu mengisyaratkan Lucy untuk keluar dari pintu darurat.
"Kau kenapa Natsu?"
"Tidak apa-apa hanya menge-chek saja"
Lucy mengangguk sambi memangut bibirnya.
"Bagaimana jika kita lewat pintu belakang?"tanya Natsu
"Apa? Kenapa?"
"T-"
Greb.
Jkiiit.
Seluruh badan Natsu gemetar, bulir keringat dingin nulai keluar dari pori-pori kulitnya. Ia meneguk ludahnya kelu.
"Mau kemana kau NAT-SU?!!!"
Natsu menoleh kebelakang menatap seram Erza yang dihiasi aura mencekam.
"E-e-e-erza???!"
"Jangan panggil namaku Lucy"bisik Erza yang semakin membuat Lucy takut akan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just For You
FanfictionMenunggu Janji... Perjuangan seseorang yang mengejar cintanya Pengorbanan seseorang mengejar cintanya Cinta? Seberapa kuat cinta itu hingga mampu membuat Lucy Heartfilia rela ke Jepang, meninggalkan tahta kebesarannya? Cinta? Seberapa kuat cinta itu...