Ringg... ringg... ringg...
Telepon Yorozuya berbunyi. Gintoki yang sedang asik tiduran di sofa sambil membaca Jump pun dengan ogahnya mengangkat telepon.
"Halo, Yorozuya Gin-san di sini, ada yang bisa saya bantu?"
"Danna..."
"Huh? Siapa nih?"
"Okita Sougo, apa Danna sibuk?"
"Apaan nanya sibuk apa ngga bukan urusan lu kali,"
"Kalau ga ada hal penting, ini mengenai Hijikata-san,"
Gintoki diam sejenak. Ia tahu bahwa kekasihnya itu hari ini sedang bertugas dan ia juga tahu bahwa Hijikata berencana melakukan penyerbuan terhadap teroris hari ini.
Dan baru 5 jam berlalu setelah kepergian Hijikata dari rumahnya tadi pagi.
Tapi ia sama sekali tidak ada bayangan kenapa Kapten Shinsengumi itu sampai menelpon dirinya.
"Ada apa dengannya? Sakit perut keracunan mayones?"
"Hijikata-san disandera, kami Shinsengumi tidak bisa menyelinap masuk dan menyerbu markas mereka karena kalau kami melakukannya Hijikata-san akan..."
"Di mana lokasinya?" Nada suara Gintoki berubah drastis.
"Lokasinya di gudang pabrik besi di dekat pelabuhan..."
Gintoki tidak perlu babibu lagi, ia merasakan getaran yang mengecambuk hatinya.
Perasaan ini, aku tidak menginginkannya.
Si bodoh itu apa yang dia lakukan coba?!
Gintoki mengamuk dalam hatinya, meski yang ia lakukan kebalikannya. Ia bergegas mengambil bokutonya.
"Gin-san, kemana?" Tanya Shinpachi penasaran.
"Aku ada panggilan dari klien lain nih, kalian urusin ini dulu ya. Ja~"
"Oi, Gin-chan jangan lupa bawa oleh-oleh ya!"
"Kagura-chan!" Shinpachi menggetok kepala gadis Yato itu pelan lalu melanjutkan aktivitasnya yang tertunda. Bersama si gadis Yato tentu saja.
***
"Danna lama sekali ya," keluh Sogo sambil menenteng bazookanya.
"Mungkin lagi kena macet kali, Kapten," ucap Yamazaki asal.
"Hmm jadi bagaimana kalau kita langsung serbu saja.."
"Tunggu!"
"Huh?" Sougo dan Yamazaki menoleh ke arah sumber suara.
Seorang berambut keriting perak sedang terengah-engah akibat berlari sepertinya. Vespanya ia parkir tidak begitu jauh dari sana.
"Yo, Danna! Lama sekali. Faktor usia ya?"
"Berisik, kampret! Di mana Hijikata?"
"Di dalam sana," Sougo menunjuk ke sebuah gedung dengan satu pintu besar di sisi laut. Matahari terik menyilaukan pengelihatan mereka.
Saat Gintoki hendak berlari menuju gedung itu, Sougo menahannya.
"Danna, tidak mungkin masuk lewat pintu depan begitu saja. Nanti anda didor lho," Sougo menunjuk lagi beberapa orang yang berkeliaran, mereka terlihat menyembunyikan senjata api mereka di dalam lengan pakaiannya.
"Lalu aku harus lewat mana, hah?! Lagi pula, kenapa kalian terlihat santai sekali?!" Gintoki kesal melihat wajah Sougo dan Yamazaki yang tenang-tenang saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Ok, I Love You
FanfictionIt's Gintoki's BD. Everyone wants to make him happy, and make him feels like he is the luckiest person in the world! [GinHiji] •Gintama Belongs to Sorachi•