1

42 3 2
                                    

Seperti biasa setiap pagi jalanan pasti macet, jalanan seperti lautan yang di penuhi kendaraan, hari ini hari senin di mana semua pelajar menganggap hari yang memalaskan karna harus berdiri di tengah lapang mengikuti kegiatan upacara.

Waktu sudah menunjukan pukul 06.45, sedangkan perjalanan masih jauh, detik demi detik terus berjalan sedangkan kendaraan yang ku  tumpangi belum melaju sama sekali masih berada di tempat yang sama.

***
Akhirnya sampai juga di sekolah tapi ku lihat gerbang sudah di kunci para siswa lainnya sudah berbasis menghadap tiang bendera, yah berarti itu tandanya aku telat.

Ku lihat seorang lelaki yang ku perkirakan umurnya 35tahun tentu saja aku tahu siapa dia, dia adalah guru kesiswaan di sekolah ku, dia menghampiri ku. Pasti dia akan menghukum ku.

"Ehem,,"
Sosok yang ku ceritakan tadi sudah di depanku.

"Selamat pagi Pak,"sapa ku dengan santai.

"Kamu tau sekarang jam berapa Zira?"

"Sekarang jam tujuh lebih lima menit pak."

"Selesai upacara kamu harus menghormat bendera, sampai jam pertama selesai dan kartu kuning serahkan ke ruang kesiswaan kamu mengerti."

Aku hanya bisa mengangguk pasrah menuruti apa yang di katakan pak Deni.

***
Sungguh hari yang melelahkan, aku langsung saja menuju kelas,ternyata pelajaran telah di mulai, dengan ragu-ragu di campur dengan rasa lelah aku mengetuk pintu kelas.

Tok,,,tok,,,
"Asalamualaikum bu."

"Waalaikumsalam, kenapa jam segini baru masuk kelas."

"Anu,,Bu,"jawab ku dengan ragu, belum juga selesai ucapan ku, terpotong oleh bu Yasmin.

Bu Yasmin itu adalah guru Sejarah Indonesia, dia termasuk golongan guru yang sangat kiler dan super rempong.

"Saya nanya kenapa jam segini baru masuk kelas."

"Tadi saya di hukum oleh pak Deni Bu."

"Anak-anak ini adalah salah satu contoh  pasukan  polontong."sambil menunjuk ke arah ku, dan seketika itu juga suasana kelas menjadi ricuh,suara tawa seakan mengisi ruang kelas.

Pipi ku memerah seakan urat malu ku putus begitu saja butiran air yang  berusaha ku bendung seketika mengalir di pipi ku.

Suara bu yasmin terdengar lagi oleh telinga ku,tapi aku tak mampu tuk melihat suasana di sekeliling ku.

"Hentikan tawa kalian" suasana pun menjadi hening, Bu yasmin pun menghampiriku.

"Kamu Zira, sekarang kamu duduk ke bangku kamu."

Aku menganggukan kepala dan langsung menuju meja ku. Pelajaran  berlangsung dengan seharusnya dan tak terasa bel istirahat berbunyi.

Langsung saja aku menuju kantin dan mengambil tempat duduk di paling pojok.

"Hai Ra,"seseorang melambaikan tangan ke arah ku.

"Hai Kak Riga,mau kemana?."tanya ku sekedar basa basi.

"Mau makan,gue boleh ikut duduk di sebelah lo?."

"Oh boleh Kak,"dengan senang aku mempersilahkan Kak Riga.

Di dekat Kak Riga rasanya sungguh nyaman,Kak Riga adalah anggota Osis dulu waktu aku MPLS pembina kelompok ku adalah Kak Riga jadi wajar kalau sekarang aku kenal dengan Kak Riga,kalau boleh jujur sebenarnya aku suka sama Kak Riga.

Tapi mana mungkin Kak Riga suka sama aku,Kak Riga kan orangnya populer,siapa sih yang gak kenal dengan Kak Riga dari kelas 10,11,sampai kelas 12 semuanya tau Kak Riga.

Sampai suatu hari aku dengar kelas 11 pada ngomongin Kak riga Sampai - sampai mereka bikin grup namanya Rigalovers, itulah kekonyolan mereka karna terlalu membanggakan Kak Riga.

"Ra kok ngelamun aja,nanti makanan nya dingin loh."

Suara hangat itu menyadarkan ku, dari tatapan yang seolah kosong namun pikiran menuju padanya.

"Engga kok siapa yang ngelamun coba."

"Pandangan mata mu enggak bisa bohong Ra."

"Ah sudahlah Kak jangan bahas itu."

Aku baru sadar bahwa dari tadi banyak mata yang memandangi kami terutama penggemar Kak Riga ku dengar celotehan salah satu penggemar Kak Riga yang mengarah pada ku.

"Gak tau diri banget berani-berani nya dia dekat dengan Riga,mungkin dia ngerasa cantik,"itulah celotehan yang ku dengar.

Dring,,,

Suara bel terdengar,aku langsung pamit ke Kak Riga untuk masuk ke kelas,dan kuping ku sudah terasa panas karna celotehan wanita-wanita pecicilan yang suka sama Kak Riga.

***
Ku lihat sekeliling ruangan kelas, keadaannya sungguh memperhatikan sekali ruangan ini seperti kapal pecah,dan penghuninya seperti korban tsunami yang terdampar,ku lihat erik sedang memainkan gitarnya dan yuni yang merasa suaranya paling merdu sedang bernyanyi mengiringi nada-nada melodi yang di keluarkan oleh gitar yang di petik erik.

Langsung saja Aku menuju ke meja ku temui seluruh buku yang Ku simpan rapih di dalam tas sudah berantakan tak karuan memenuhi meja,secara otomatis aku langsung teriak.

"SIAPA YANG NGELUARIN SEMUA BUKU GUE."

Tapi tak satu orang pun yang menyahut.

"WOY KALIAN BUDEG APA KUPING KALIAN DI GADEIN BUAT BELI BAKSO,"lagi-lagi tidak ada yang menyahut.

Entah Aku yang salah karna suara Ku terlalu pelan apakah Pendengaran mereka yang terganggu,atau jangan-jangan kuping mereka di ganti sama kerupuk,di pikir-pikir gak ada gunanya juga lebih baik ku bereskan semua buku Ku yang berserakan di mana-mana.Selsai membereskan aku langsung membawa Novel berniat mengisi waktu kosong dengan membaca,ketika sedang terbawa suasana Novel yang ku baca tiba-tiba DOR,,,Seseorang mengagetkan Ku,dan tiba-tiba duduk di sebelah Ku.
Ku lihat sekilas wajah nya dan ku lanjutkan lagi membaca Novel menghiraukan orang yang di sebelah Ku.

"Serius banget sih,"celetuk orang di samping Ku.

"Biarin gue ini,"jawab Ku dengan sewot.

"Tau gak orang yang serius itu cepet tua."

Ish orang ini tiap hari pasti aja bahan buat ngeledek Ku,sehari aja dia enggak ada pasti hidup gue damai dan tenteram.

"Gue ini yang cepat tua,"mood untuk membaca pun hilang karna manusia langka ini.

Sebenarnya sih namanya Dziko tapi karna dia orangnya nyebelin,suka bikin rusuh,dan suka muncul tiba-tiba kayak jin,dan kalo ketemu suka ngajak Debat,parahkan tuh orang,lebih baik Aku ketaman di belakang sekolah,sambil menikmati sejuknya angin.

#MAAF KALO BANYAK SALTIK MAKLUM GUE BARU PEMULA,OH YAH JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA JGN JADI PEMBACA RAHASIA YA_

Rain In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang