• Prolog •

49 11 19
                                    

Seorang gadis tengah berkumpul bersama empat orang kawannya, ia bercanda dan juga tertawa bersama mereka.

Kini mereka sedang menyantap hidangan dari salah satu tempat makan ternama di kota mereka.

Hingga tiba-tiba...

Kring!!! Kring!!! Kring!!!

Terdengar suara alarm pertanda kebakaran. Mereka kalang kabut mencoba melarikan diri, dan mereka berlari menuju ke pintu darurat.

Lalu...

Bugh!!!

Ia terjatuh.

Ia terjatuh dari tempat tidurnya, dan menyadari bahwa itu semua tadi hanyalah mimpinya.

Dan alarm kebakaran tadi adalah jam bekernya yang sedari tadi berteriak memanggil namanya. Untuk melempar jam itu terlalu mudah baginya, tapi ia tak akan melakukannya.

Ia mencoba membuka mata dan memulihkan kesadarannya dalam titik tertinggi, hingga tiba-tiba ia menyadari satu hal yang langsung membuatnya tersadar seratus persen. Hingga ia mati kutu.

Sekarang sudah pukul setengah tujuh pagi, padahal ia berencana bangun pukul setengah enam pagi.

Sial. Itu kata yang tepat.

Lalu dengan kekuatan ekstra, ia masuk ke kamar mandi. Dan menyiapkan dirinya dengan waktu yang relatif cepat.

Butuh waktu kurang lebih sepuluh menit baginya untuk bersiap dalam waktu mendadak seperti saat ini.

Lalu dengan langkah cepat ia menuju ke lantai bawah, dan mencari orang yang bertanggung jawab atas dirinya. Orang itu adalah, ibunya.

Saat sedang mencari ibunya, ia mendapati sebuah note dari ibunya.

Say, gue lagi sibuk ya.
Lo minta tolong sama siapa gitu buat nganterin lo.
Gue kagak bisa nganter lo sekarang.

Mama lo tercintah.

Jangan heran. Karena itulah realita hidupnya, ibunya memang seperti itu. Banyak hal unik dalam hidupnya.

Lalu dengan malas ia mengeluarkan ponselnya, dan membuka aplikasi chatting. Mencoba menghubungi sahabatnya.

J. Almira: Anjing, gue gak ada yang nganterin. Bisa jemput?

Jingga P: Sorry Ra, gue bareng sama bokap.

Ia menghela napas gusar, dan mencoba lagi menghubungi sahabatnya.

J. Almira: Dit, gue mau nebeng lo nih. Bisa?

AnanditaG: Sorry Al, gak bisa. Pagi ini gue harus ngerjain tugas, harus cepet lah.

Ia kembali menghela napas. Ia pasrah.

Akhirnya dengan terpaksa ia membuka aplikasi ojek online dan mulai memesan salah satu driver.

Cukup lama ia menunggu, hingga akhirnya ia memutuskan untuk meng-cancel pesanannya dan memilih untuk berangkat menggunakan bus.

Ia pun berjalan -lebih tepatnya berlari- menuju ke halte bus yang berada tak jauh dari rumahnya.

Namun saat ia sedang berlari menuju ke halte bus, tiba-tiba...

•••••

To be continued...

NOTE:

Cerita ini di tulis oleh beberapa penulis, bukan hanya satu ataupun dua saja. Jadi bila ada perbedaan dalam metode penulisan, itu karena cara menulis tiap penulis berbeda-beda. Dan perlu diingat bahwa semua penulis cerita ini masih 'Amateur' dan bukan penulis yang sudah 'Expert'.

Bila ada kesalahan dalam ejaan atau bahasa yang kurang berkenan, mohon dibenarkan karena kami masih penulis pemula.

Semoga para pembaca tidak merasa bosan dengan cerita ini, dan berkenan untuk membaca chapter-chapter selanjutnya hingga menuju epilog.

Dan kami memohon dukungan melalui VOTE, ataupun kritik dan saran melalui KOMENTAR.

Terima kasih sebelumnya dan correct us if we're wrong.

Saturday, 28th of October 2017.

Sincerely yours,
All Authors.

Story Of DreamersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang