Aku yang sedang pedih, tetapi tertawa bersama kalian Aku yang sedang tersenyum, tetapi menjerit dalam hati Aku yang sedang gelisah, tetapi menghibur kalian Aku yang di keramaian, tetapi merasa sepi Aku yang tidak bersemangat, tetapi riang di mata kalian. Aku yang berpeluh keringat, tetapi cepat menyekanya Aku yang acuh, tetapi tak diacuhkah Aku yang sedang bicara, tetapi tak didengar Aku yang sedang ingin, tetapi tak terjadi Aku yang sedang meminta, tetapi tak diindahkan Aku yang sedang marah, tetapi tak berarah. Aku yang percaya diri, tetapi pesimis Aku yang lapang dada, tetapi tak ikhlas Aku yang pemaaf, tetapi menyimpan dendam Aku yang mengalah, tetapi sangat egois Aku yang penurut, tetapi sangat kerasa kepala Aku yang sedang rindu, tetapi merasa dicinta. Aku yang dalam kegelapan, tetapi menesteskan air mata Aku yang dalam hujan, tetapi menguraikan air mata Aku yang selalu bersyukur, tetapi hanya menghibur diri Aku yang selalu bersabar, tetapi tak percaya Aku yang pencundang, iya, pe-cun-dang, tetapi itu aku! Puisi ini didedikasikan untuk "Sisi Lain" diri saya. Tertanda, tetapi aku