Watashi Wa Yuki

39 4 9
                                    

Pagi hari pun tiba aku memulai hari ku seperti biasa, tetapi perasaan aku hari ini sedikit berbeda. Entah kenapa mungkin karena aku tidur terlalu malam atau karena hal lain..

"Yuki.... cepat turun sudah jam 6.."Ibu berteriak dari bawah.

Padahal aku udh bangun dari tadi tapi aku malah memainkan hp. Ouh iyh, nama aku Yuki Nakagawa aku duduk dibangku kelas 1 SMPN 8 Nusantara. Emang sih nama aku ada kaya jepangnya, tapi aku gak ada sama sekali keturunan jepangnya. Hanya saja kakaku Gibran Nakagawa yang sudah menjadi Maha Siswa sangat menyukai anime, jadi saat aku lahir kakaku yang memberikan nama Yuki. Sedangkan Nakagawa itu nama ayahku yaitu Nakagawa Tobio dan menjadi keluarga Nakagawa. Nama ibuku Putri Niko.

"Iyah mah.." Aku menyaut sautan dari ibu yang tadi memanggil.

Aku pun bergegas mandi dan bersiap-siap untuk sekolah, dan aku gak lupa untuk sarapan terlebih dahulu bersama Ibu, Ayah dan kak Gibran. Setelah itu aku berangkat sekolah diantar oleh ayahku.

🌻🌻🌻🌻🌻

Setiba di sekolah, aku hampir terlambat dan pintu gerbang sudah hampir tertutup. Tapi untung ajah aku lansung lari dan tidak jadi terlambat.Aku pu langsung memasuki kelas dan duduk di bangku aku.

"Yuki kenapa sih kamu selalu ajah terlambat"Kata Emely teman sebanggkuku sekaligus sahabatku.

"Kamu kaya yang gak tahu ajah kebiasaan aku di pagi hari."

"Makanya jangan main hp mulu. Emang kamu punya pacar gitu??"

"Enggak"

"Ya terus kenapa kamu main hp mulu??"

"Suka suka aku kali."

"Dasar is B" (is B adalah kata kata favorite Emely)

Bel masuk pun berdering, pelajaran pun dimulai.

🌻🌻🌻🌻🌻

Ting...tong....ting....tong...

Suara bel yang menandakan ada pengumuman.

Panggilan kepada Yuki Nakagawa ditunggu di ruang guru.

"Lah kamu dipanggil tuh.. kamu ada masalah apa hayo..."
Kata Emely

"Mana kutahu" Aku menjawab

"Kepada Yuki silahkan ke ruang guru" Bu Guru pun menyuruhku untuk segera ke ruang guru.

"Baik bu"

🌻🌻🌻🌻🌻

Saat di ruang guru aku langsung menemui bapak guru yang tadi memanggilku lewat pengumuman suara.

"Ada apa pak manggil saya??" Aku bertanya kepada bapak guru.

"Kamu sebaiknya bergegas pulang ke rumah sekarang juga. Nanti sama bapak diantar ke rumahnya."

"Loh kok, ada apa emangnya pak??"

"Udah cepat bawa tas kamu dan segera kembali."

"Baik pak."

Aku pun mengambil tas di kelas dan bergegas kembali ke ruang guru. Setelah itu aku diantar pulang ke rumah.

🌻🌻🌻🌻🌻

Setiba di rumah aku melihat adanya banyak orang yang bersedih dan melihat adanya bendera kuning. Aku sangat bingung apa yang terjadi dengan bendera kuning dan banyak orang di rumah aku?? Aku langsung turun dari mobil dan melihat kakak dan ibuku menangis, aku langsung kaget setelah mengingat bahwa penanda berdera kuning itu berarti ada seseorang yang meninggal. Aku menjatuhkan tas di depan pintu mobil dan berlari ke arah kak Gibran dan Ibu.

" kak, bu siapa yang meniggal?? Ayah mana??"
Aku langsung bertanya sambil menangis.

Kak Gibran memeluk erat aku dan ibu. Saat aku melihat sedikit ke arah peti jenazah, ternyata di situ ada ayahku yang berbaring. Aku langsung menangis sekencang-kencangnya sampai tak bisa berbicara sedikit pun dan samapai kehabisan suara. Perasaan tidak enak pagi itu menandakan kepergiannya Sang Ayah.

🌻🌻🌻🌻🌻

Beberapa minggu berlalu dari kejadian itu. Dan disinilah ceritaku yang sebenarnya dimulai.

Watashi Wa YukiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang