Lay Pov
Aku lahir dan tinggal disalah satu desa dilereng gunung merapi. Tumbuh dan besar di desa yang menjunjung tinggi adat istiadat, serta kegotong royongan yang kuat yang menbuatku terbiasa hidup untuk bermasyarakat.
Kehidupan didesa tidaklah sama dengan kehidupan dikota. Kami masyarakat desa lebih suka kegotong royongan dan hidup bermasyarakat. Bukan berarti kalau dikota tidak seperti ini, tapi memang kenyataannya seperti itu. Mereka lebih memiliki sifat egois yang tinggi, individualis dan acuh tak acuh terhadap tetangga disekitarnya. Bahkan mungkin mereka tidak mengenal satu sama lain.
Itulah yang membuatku menyukai kehidupan didesa.Aku anak pertama dari 2 bersaudara, dan adikku juga seorang laki-laki. Dia baru saja lulus dari salah satu SMA yang juga berada didaerah sekitarku. Walaupun aku tumbuh dan besar dipedesaan tapi Alhamdulillah aku bisa menyelesaikan kuliahku, mengambil jurusan hukum disalah satu universitas terintegrasi dikotaku. Dirumah hanya ada aku,adikku dan ibuku. Ayah kami sudah meninggal semenjak kami masih kecil. Aku bangga terhadap perjuangan ibuku seorang diri yang membiayaiku dan adikku hingga aku lulus kuliah dan adikku lulus sekolah. Ibuku memilih tidak menikah lagi saat ayahku meninggal, katanya hatinya milik ayah untuk selamanya dan untuk anak-anaknya. Kalau menikah lagi nanti kasih sayangnya bisa terbagi-bagi kata beliau juga. Memilih mengabdikan hidupnya untuk mengurus aku dan adikku. Terima kasih ibu, kau yang terbaik.
Beberapa hari yang lalu aku baru saja dilantik menjadi Sekdes ( Sekertaris Desa). Aku sangat menyukai dunia pemerintahan yang terjun langsung dan berinteraksi langsung dengan masyarakat, karena dengan begitu membuatku menjadi semakin dekat dan dikenal oleh warga. Aku juga masih aktif diorganisasi kepemudaan kelurahanku. Menyenangkan berkumpul,bercengkrama dan berkreasi dengan anak-anak muda dikelurahan. Mereka sangat inspiratif, inovatif dan kreatif. Banyak kegiatan-kegiatan positif yang mereka laksanakan. Muda berkarya Girikerto berjaya, semboyan mereka sangat luar biasa bukan?. Aku bangga menjadi bagian dari mereka.
Jangan banyangkan aku tua, aku kelahiran 1991. Belum terlalu tua 26tahun kan? Dan aku belum diberi kepercayaan oleh Allah untuk berumah tangga. Jangankan berumah tangga, calon saja belum punya.
"Mas Lay nanti bisa mendampingi saya menyambut dokter yang ditugaskan didaerah kita kan?". Tanya pak Lurah.
"Insya Allah bisa pak, jam berapa mereka sampai?".
"Belum tahu ya, kalau kata dari dinas kemarin sekitar pukul 13.00. Nanti mereka langsung kesini". Jawab pak lurah.
"Baiklah pak, oh iya kebetulan ada yang saya ingin sampaikan kepada bapak".
"Ada apa mas Lay? Lebih baik masuk kedalam ruangan saya saja".
"Baiklah pak, monggo( mari ) ". Balasku
★★★
"Jadi begini pak, anak-anak karang Taruna akan mengadakan acara Giri youth camp 2017 nanti tanggal 28-29 oktober. Kami meminta izin bapak untuk mengeluarkan surat perizinan untuk acara tersebut". Ucapku
"Oh boleh mas, itu kegiatan yang positif. Tapi alangkah baiknya buat proposal perizinan juga kekantor polisi. Biar kalau ada apa-apa juga lebih aman. Biar bisa lebih terkendali juga. Ya, mintanya jangan sampai ada kejadian-kejadian aneh."
"Baiklah pak, nanti saya bicarakan dengan anak-anak lagi. Sebelumnya terima kasih pak. Saya pamit mundur dulu, masih ada beberapa pekerjaan."
"Baiklah, nanti jangan lupa selepas sholat dhuhur mendampingi saya menerima dokter yang ditugaskan didaerah kita".
"Baik pak, saya permisi. Assalamu'alaikum".
"Wa'alaikumussalam".
★★★
KAMU SEDANG MEMBACA
MR. SekDes (Sekertaris Desa)
Random18+ Bahasa Menyesuaikan. Kisah seorang Sekertaris Desa(SekDes) dan Dokter muda. Tentang persahabatan, Cinta dan Dedikasi mereka terhadap pekerjaan yang mereka emban.