"Hey Elva, ternyata kita 1 kelas lagi yah". Ucap Reynard yang tiba-tiba menghampiri Elva.
Elva tersenyum, sambil tetap berdiri di depan mading, tertera nama-nama siswa yang berada di kelas itu XI IPA 2.
"El, kamu tahu kita akan satu kelas dengan Tanisha Mecca lho". Ucap Reynard dengan memaparkan senyum bahagianya dihadapan Elva.
"Oh, iya aku melihat namanya Rey". Jawab Elva sambil memberikan sedikit senyumannya kepada Reynard.
Elva menatap wajah Reynard yang tersenyum dengan puas dengan menatap daftar nama yang terpapar di mading sekolah itu, betapa tidak bahagia dirinya karena ia akan satu kelas dengan perempuan yang dikagumi itu Tanisha Mecca.
Andai aku masih diperbolehkan,
Hanya untuk memandangmu seperti ini
Hanya untuk menikmati senyumu seperti ini
Meski aku tahu, bukan aku penyebab dari bahagia yang kau sampaikan dengan senyumanmu.
Percayalah,
Aku menginginkanmu tersenyum seperti ini karena aku
Namun kenyataannya, perempuan itu lebih bisa membuatmu bahagia
Walau dengan menatapnya saja bukan?
Aku merasakannya Rey, bahagia sepertimu
Karena akupun merasa bahagia ketika aku hanya melihatmu
Bahkan hanya menatap langkah kakimu saja,
Aku bahagia.Elva berjalan meninggalkan Reynard di mading yang terletak tidak jauh dari kelasnya itu, ia berjalan menuju tempat duduk yang berada di depan kelas. Seperti biasa, ia hanya menatap apapun dedepannya dengan tatapan kosong.
"Mmm, hai Sha". Ucap laki-laki yang berada di depan mading itu menyapa perempuan cantik berseragam osis, membuat tatapan Elva tertuju pada mereka berdua. Siapa lagi jika bukan Reynard yang menyapa Tanisha Mecca.
"Oh, hai". Ucap Tanisha dengan senyuman dibibirnya yang membuat Tanisha semakin terlihat cantik.
"Aku teman sekelasmu Sha, Reynard Aurelius Ellard". Ucap Reynard sambil menyodorkan tangan kanannya kepada Tanisha.
"Tanisha Mecca". Jawab Tanisha sambil tetap tersenyum kepada Reynard.
"Iya, Tanisha Mecca". Ucap Reynard sambil membalas senyuman Tanisha.
Aku pernah mengatakan
Bahwa rasanya jantungku memompa darahku dengan cepat
Ketika kau menyebut namaku dengan tepat
Aku tak berkata, hanya saja jemariku ku genggam erat
Ingin rasanya aku menanyakan "siapa namamu?"
Namun waktu ingin saja cepat berlalu
Hingga kita dipisahkan oleh waktuNamun sekarang, yang aku rasakan justru jantungku berhenti memompa darahku
Hingga membuat sekujur tubuhku tak berdaya disini
Mendengar kau mengucap namanya dengan lembut
Menatap telapak tanganmu yang perlahan menggenggam tangannya
Andai aku bisa berkata,
Aku ingin berkata agar kau melepas genggamannya
Andai aku bisa bergerak,
Aku takkan terpaku dibangku ini
Akan ku langkahkan kakiku sejauh mungkin dari kau dan dia
Agar aku tak merasakan kebencian, yang mungkin terasa
Andai aku bisa mengucap
Akan ku ucap semua rasa yang sempat tersirat sampai saat ini.Elva memalingkan pandangannya kepada Reynard dan juga Tanisha yang berdiri tidak jauh dari posisinya saat ini. Karena sepertinya Reynard dan Tanisha akan menghampiri dirinya yang berada di depan kelas.
"Elva, ini Tanisha, Tanisha ini Elva, dia temanku saat aku kelas X". ucap Reynard yang mencoba memperkenalkan mereka berdua.
Elva menjabat tangan perempuan itu dengan senyuman dibibirnya, dan mempersilahkan mereka berdua agar bisa duduk bersama Elva di bangku itu. Namun sayangnya Tanisha menolaknya, karena ia harus pergi menemui temannya yang sudah menunggunya sedari tadi. Perlahan langkah kaki Tanisha meninggalkan Reynard dan Elva yang sedang duduk di bangku yang terletak di depan kelas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Can'(t)
Teen FictionMatanya, berkilau seperti Fajar yang datang dari ufuk timur. Menyilaukan, namun kehangatannya membuat tubuhku hangat sekujur. Hingga sebuah rasa kerinduan tidak sempat tertutur. Senyumnya, melukiskan sebuah kepastian. Hingga perasaankupun diuji...