Bertanya pada alampun takkan ada jawabnya. Sama seperti saya bertanya kepada diri saya sendiri. Tak ada jawabnya.
Pedih di hati saya belum seberapa dibanding dengan pedih yang saya rasa saat saya melihat seseorang yang saya punya sekarang berbeda.
Apa salah saya terhadapnya? Ataukah karena masa lalu saya yang membuatnya hingga menghindari saya? Cukup. Saya rasa semua ini cukup.
Jawaban. Saya perlu jawaban saat ini. Hanya itu yang saya perlukan. Jawaban darinya tentang mengapa ia seperti risih akan kehadiran saya yang padahal sebelumnya ia tak seperti ini.
Welcome. Ia sekarang sama sekali tidak welcome kepada saya. Entah apa penyebabnya.
Jika setiap harinya seperti ini, saya tidak sanggup. Saya ingin mundur. Mundur dari segalanya. Mundur dari pertemanan saya dengan dia.
True friend tidak akan ada artinya jika salah satu dari kami sedang tidak welcome dengan kehadiran salah satunya. Kemanakah persahabatan yang baru saja terjalin itu?
Musnah. Persahabatan itu dimusnahkan akibat masa lalu saya. Mengapa anda datang disaat saya sudah merasa bahagia tanpa anda. Itukah kebahagiaan anda? Jelas.
Saya tidak akan membesarkan masalah kamu dengan saya kalau kamu tidak membuat teman saya menjadi seperti sekarang ini. Sekarang saya benar benar benci sama anda. Saya kecewa!
Jum'at, 20 Oktober 2017

KAMU SEDANG MEMBACA
Setitik Kata Sendu
Short StoryKisah sehari hari, bukan cerita bersambung. hanya curahan hati terdalam saya.