Chapter 1: Prepare

11.1K 596 13
                                    

                                                                                           My First Novel

                                                                                    Edited, July 2nd 2017

                                                                                    Edited, July 2nd 2017

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

CHAIT's Point of View

      "Oh...Chaitlyn....the sun is rising, birds are singing beautifully, beautiful morning...do not ever miss summer morning, so....WAKE UP CHAITLYN, WAKE UP LAZY GIRL.." Oh, tidak lagi. Louis Annoying Tomlinson memulai ritual paginya dengan nyanyian untuk membangunkanku tidur. Ritual ini dimulai sejak ia handal memaikan gitar dan mulai menulis lagu - lagu. 

      "Get out! Oh god, set me free." gerutu ku sambil menutup wajahku dengan selimut extra lembutku.

      "IT'S ALREADY SEVEN FIFTY FIVE A.M.! You better get up now, if you-" Dengan segera aku bangun dan melihat jam. Astaga aku akan telat! Mr. Stuart akan membunuhku dengan tugas setebal kumisnya. Aku berlari menuju kamr mandi dan dengan segera memakai bajuku. Aku mengambil baju seragamku dan mengenakannya dengan cepat. Tak sempat menyisir rambut, aku mengikat ramutku menjadi kuncir satu. Screw make up, aku bisa meminjamnya pada temanku disekolah nanti. Aku mengambil HP ku untuk mengecek jam. Astaga sudah jam setenga 9?! Aku telat, R.I.P. me

     Oh tunggu, mengapa disini tertulis hari Minggu? ASTAGA INI KAN MEMANG HARI MINGGU! 

"LOUIS FREAKIN TOMLINSON!" Aku menghentakan kakiku sambil berajalan menuju kamar kakakku yang pembuat onar itu. "

"Open the damn door!" Aku mengetuk pintu kamarnya berulang - ulang tidak sabar. Aku mendengar teriakan Louis seperti berkata 'APA?!' sebelum dia membuka pintu kamarnya dan kaget melihatku.

"Oh, mau kemana kau memakai seragam di hari Minggu." ucapnya sambil bersender di pintu kamarnya dan menunjukan senyumannya yang menjijikan.

"Sialan, mengapa kau membohongiku hah?!" 

"Bohong? Bohong apa?" Tanyanya tanpa dosa.

"Kau-"

"Ah.... pasti kau mengira aku membangunkan mu dan bilang pada mu kalau hari ini sekolah padahal tidak? Hey, apa kau mabuk? Aku tidak berkata sepatah kata pun tentang sekolah saat aku membangunkanmu, aku hanya memberitahumu kalau tadi pukul 7.55 ok? Remember?"

Aku menatapnya sambil memutar kembali memori menyebalkan tadi pagi. Oh...iya.

"Ooo..." 

"Yes." Ucap Louis dengan senyuman kemenangan. Egoku tak mau dikalahkan oleh Louis, maka aku pun membela diri dengan menyalahkan Louis. "Lagi pula mengapa kau membangunkanku sepagi itu sih. menyebalkan sekali."

"Berterimakasihlah adik kecil," ucapnya sambil mencubit pipiku dengan keras. Tak ada kelembutan atau kasih sayang dalam caranya mencubitku, "aku membangunkanmu karena tau kau belum mempersiapkan perlengakapan untuk Summer Camp kita nanti. Kau tahu?!"

Louis 2, aku 0.

"Ah, tetap saja kau menyebalkan. Tinggal bangunkan aku dengan cara normal kan bisa." gerutuku kembali ke kamar dan mengganti bajuku dengan jeans putih pendek dan kaus oversized bertuliskan 'Girls run the world'. 

     Aku pun pergi ke bawah untuk sarapan dan menemukan ayahku tengah duduk di meja makan sambil membaca koran, dan ibuku yang sedang membantu pelayanku menyiapkan sarapan. "Mornig, Dad, Mom, Mrs. Jinny, Mrs. Helli." Sapaku pada ayah, ibu dan 2 pelayanku yang dibalas oleh mereka dengan rama.

"Dad, aku akan membeli perlengkapanku untuk Summer Camp hari ini." ucapku setelah duduk di meja makan, bersamaan dengan Louis yang turun dan menyapa semua oran gtermasuk aku.

"Ok, bersama siapa?" Pertanyaan ayah ini memberikanku ilham baik untuk membalas dendam pada kakakku.

"Louis, yang telah baik hati mau mengingatkanku tentang hal ini." Ucapku denan penuh penekanan. 

"u-uhuk, uhuk. No, I don't want to. Menemani seorang wanita belanja? oh lebih baik disuruh mengerjakan essay Mrs. Laily." ucapnya tersedak tehnya.

"Tapi sayangnya Mrs. Laily terlalu sibuk dengan liburannya, jadi kau harus menemani adikmu ini." ucap ayahku. Aku bisa saja pergi sendiri, oh ayolah aku sudah besar. Tapi ayahku adalah orang yang sangat overprotective. Louis menatap ayah yang melotot padanya dan akhirnya mengalah. "Oh, baiklah." ucapnya malas dan disambut senyuman penuh kemenangan dariku.

Louis 2, Aku 1. Well, i'll catch up later.


                                                                                     .....

 What do you think? Leave feedbacks if you like it, and let me hear your thoughts in the comement section.


F.I.A

SUMMER CAMP (HARRY STYLES) - slow editingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang