Part 1-Desire of Death

93 11 8
                                    

MR. Fear-Romantic Death

"Kau tahu rasanya dicintai?" Lelaki berjas dengan wajah yang tak terlihat sebab ia di sudut ruang duduk di atas sofa rough chocolate sedang berbicara dengan nada lembut namun tetap berwibawa pada seorang gadis berambutbrown wood.

"LEPAS! Lepaskan aku! Apa kau gila?!" Perempuan itu memaki dengan tajam lelaki itu, dengan rontaannya diikat di atas kursi tua menggunakan rantai di sekujur tubuhnya termasuk leher.

          Dengan langkah pelan lelaki itu maju membawa setangkai mawar merah yang disertai decitan dan hentak hak sepatu pantopelnya yang mengkilap.

"Shhtt.. Bisakah kau lebih lembut? Aku hanya ingin kau merasa dicintai." Dengan lembut tangan kiri pucatnya yang dingin mengelus pipi gadis yang memiliki warna mata yang senada dengan rambutnya.

"Psikopat! Kau gila! Lepaskan aku... Kumohon padamu.." Gadis itu mengeluarkan air matanya.

           Kemudian, lelaki itu berdiri tegak sembari mengelus kepala gadis itu. Membelai setiap helai rambutnya.

"Padahal aku hanya ingin memberimu cinta. Tapi.." Lelaki itu tak melanjutkan perkataannya, justru kembali berlutut memegang paha gadis itu dan merabanya.

"Tapi kau begitu cengeng! Aku benci wanita rendahan sepertimu! Pelacur!" Pria itu membuang bunga mawar yang ia bawa ke wajah gadis itu. Lalu, lelaki itu mendorong kursi gadis itu hingga membuatnya terjatuh ke arah samping.

"Akkkhhh!!" Gadis itu meringis.

"Hahahaha! Haaa..! Sakit kah..? Itu pantas untukmu jalang!!" Lelaki itu menginjak pergelangan kaki sang gadis hingga menyebabkan kakinya patah dan mengeluarkan darah.

         Gadis itu tambah meringis dan menangis ketakutan juga kesakitan. Ia melihat kakinya yang sudah tak bisa digerakkan.

"Kau gila!! Polisi akan datang.. Hiks.. Lepaskan aku.." Gadis itu memohon, namun bukannya iba lelaki itu malah terus menginjak-injak kaki gadis itu dengan keras hingga kakinya terlepas dari tempatnya mengeluarkan banyak darah hingga mengalir ke lantai dengan leluasanya.

"Hahhahahahaha!!! Kau puas?! Tentu saja belum.. Hahahahah!" Lelaki itu terus tertawa dengan tawa yang mengerikan.

"Akhhh... hee.. ahhh kakiku.. Tu-tuaann.. kumohon lepaskan aku." Gadis itu terus memohon dengan isak tangisnya yang menjadi-jadi mengisi ruangan yang usang dan remang cahaya itu.

"Lepaskan? Artinya bebas ya? Kau ingin bebas?" Lelaki itu mendekat ke arah wajah gadis dengan hentakkan suara sepatunya yang menggema di ruangan itu.

"Aku akan membebaskanmu. Kau mau?" Lagi dan lagi lelaki itu membelai rambut gadis itu.

          Gadis itu hanya bisa menangis ketakutan dan menangisi kakinya yang sudah hilang sebelah, bahkan darah dari kakinya yang terlepas sampai ke pipinya.

"Aku mau tuan, kumohon bebaskan aku." Gadis itu mengantusiaskan perkataannya.

"Shtt shhtt.. Gadis cantik kumohon kau jangan takut denganku, aku hanya ingin kau bahagia. Aku akan membebaskanmu segera. Sebentar lagi. Tak akan lama." Lelaki itu mencium pipi gadis itu dengan lembut.

         Gadis itu hanya bisa menangis pasrah, ia takut. Semakin lama ruangan semakin dingin dan ditambah lelaki ini sangat berhasrat. Perlahan lelaki itu menjauh dari gadis itu dan kembali duduk ke atas sofanya.

"Sebelum aku membebaskanmu, aku ingin kau menjawab satu pertanyaanku. Jika kau salah aku akan memberimu hasrat tapi jika kau benar aku beri kau bebas. Bagaimana?" Lelaki itu meminum segelas air yang kental di dalam gelas. Air itu merah pekat agak gelap. Dihabiskannya air atau minuman itu dengan penuh penghayatan.

          Gadis itu hanya bisa menangis lagi dan kemudian mengangguk mengiyakan apa yang dikatakan oleh lelaki itu. Rasa takut sekaligus sakit bercampur dalam air matanya. Darah dari kakinya semakin meruah kemana-mana dengan aromanya yang masih segar. Namun, dalam hitungan jam darah itu akan membusuk aromanya.

"Baiklah, kau jawab aku ya. Mengapa manusia diberikan kehidupan?" Lelaki itu bertanya dengan tegas yang diakhir kalimatnya menyimpan nada angkuh.

         Seketika gadis itu terdiam kaku, jantungnya berdetak cepat dan darahnya berdesir memanas.

To be continued...

Mr. FEAR - Romantic DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang