SATU
Terima kasih karena
Telah membuatku merasakan apa itu bahagia
Feli yang memang anak yatim piatu dan tidak mempunyai saudara hanya tersenyum haru. Bagaimana keluarga Andi yang memang begitu menyayanginya dan sangat setuju saat Andi mengutarakan akan menikahinya seminggu lagi. Bahkan semua persiapan yang dibutuhkan untuk acara ijab qobul semua di siapkan oleh keluarga Andi. Keluarga Andi begitu baik, bahkan sangat baik menurut Feli. Mereka yang mengetahui keadaan Feli tetap mendukung rencana Andi yang akan bertanggung jawab atas kesalahan atas keteledorannya.
Wanita paruh baya mendekati Feli dan duduk di sampingnya
"Kamu sedang mikirin apa nak" Ucapnya sambil menghapus air mata yang mengalir di pipi Feli
"Eh tante, gapapa kok te Cuma kelilipan aja"
Feli yang tidak menyadari keberadaan mama sang sahabat langsung menghapus air matanya
"Kok tante sih, panggil mama dong sayang" Ucapnya lembut
"Mama" Ucapnya terbata.
Mama? Betapa ia sangat merindukan sosok sang ibu, 5 tahun. 5 tahun ia kehilangan sosok ibu yang sangat ia sayangi, setelah sang ayah meninggal tak berselang lama sang ibu menyusul kepergian suaminya. Ia harus berjuang keras hidup di kota yang kejam ini. Ia merupakan gadis yang tegar, meskipun ia terlahir dari keluarga kaya namun ia tak pernah sedikitpun merasa bahagia sejak kehilangan kedua orang tuanya. Sampai malam itu, malam dimana semuanya berawal.
"Kok nangis lagi sih sayang? Jangan sedih ya, kamu udah mama anggep anak mama sendiri" Ia mengelus pucuk kepala Feli dengan sayang
"Kenapa mama nerima Feli? Feli kotor ma" Tangisnya kembali pecah
Tak terasa air mata Arumi juga menetes dengan sendirinya mendengar ucapan calon menantunya, ia tahu bahwa sekarang Feli sedang mengandung, namun itu semua bukan kemauan Feli kan? Ia hanya korban nafsu temannya yang tak bertanggung jawab
"Shut, kamu gaboleh bilang kayak gitu sayang" Ucapnya sambil mencoba menahan tangisnya
"Gaada yang ingin itu semua terjadi, ini sudah takdir yang maha kuasa nak, jangan hukum diri kamu sendiri dengan berfikir kamu gak pantes buat andi, demi A llah mama menerima kamu nak" lanjutnya sambil memeluk Feli
"Makasih ma, makasih" Ucap Feli sambil membalas pelukan Arumi
"Udah ya sayang kamu jangan nangis lagi, sekarang kamu istirahat gih"
Feli hanya tersenyum bahagia mendengar ucapan calon mertuanya
"Siap bu bos"
Arumi yang mendengarnya hanya terkekeh geli mendengar ucapan calon menantunya, dalam hati ia berdoa semoga apa yang di putuskan oleh anaknya tidak salah dengan menikahi gadis yang ada di hadapannya. Ia kemudian keluar meninggalkan kamar Feli dan menuju ke kamar sang putranya
Tok...tok...tok
"Mama boleh masuk sayang" Tanya Arumi saat membuka pintu kamar putranya
"Masuk aja ma"
Ia kemudian berjalan mendekati andi yang sedang duduk di balkon kamar
"Ada apa ma?" Tanya Andi saat melihat sang mama sudah mendaratkan bokongnya di sebelahnya
"Apa kamu udah yakin sayang?" Ucapnya seraya menatap wajah putranya yang terlihat tertekan
"Ma, jangan goyahkan keyakinanku " ucapnya memelas
"Jika kamu sudah yakin dengan semua ini, apa yang kamu fikirkan sayang"
Andi hanya menghembuskan nafasnya saat mendengar pertanyaan mamanya, banyak sekali hal-hal yang menyita fikirannya, tentang Feli, tentang pernikahannya, tentang Kinan kekasihnya
"Kamu mikirin Kinan?"
Ia kemudian menoleh menatap wajah sang mama yang menuntut jawaban
"Sebentar lagi, Kinan bakalan balik ma, apa yang harus Andi katakan? Andi gak mungkin batalin pernikahan ini, tapi Andi juga gak sanggup buat Kinan kecewa"
Ia kemudian mendongakkan kepalanya menatap bintang-bintang di langit gelap. Ia tak mau sang mama melihatnya menangis, bagaimanapun ia juga manusia. Ia tak mungkin mengingkari janji pada sahabatnya, tapi ia juga tak mungkin tega membuat kekasihnya kecewa. 3 tahun menjalin asmara bukan waktu yang singkat, dan tahun depan ia berjanji akan menikahi sang kekasih. Namun ia tak bisa mengelak bahwa rasa yang ia simpan kepada Feli sejak ia mengenakan seragam putih biru masih ada dan tetap tumbuh subur dihatinya. Saat ia tahu Feli diperkosa dan hamil oleh temannya sendiri, ia merasa hancur dan gagal menjaga Feli. Dan sebab itulah ia tak berfikir panjang atas ucapannya tadi pagi
"Mantapkan hati kamu nak, semua keputusan ada di tanganmu. Mama dan papa selalu mendukungmu" Ucap Arumi sambil mengelus kepala anak tunggalnya. Ia yakin bahwa saat ini hati sang anak sedang berkecamuk tak karuan
"Do'akan andi ma, semoga andi gak salah ngambil keputusan ini semua" Ucapnya sambil memeluk sang mama.
Salam manissss buat yang masih baca cerita ini ❤ part-part selanjutnya bakalan lebih panjang-panjang
insya Allah tapi 😂
Yaudah buat yang masih baca gimana? Feelnya belum dapet ya 😥 secara aku masih bingung waktu mama sama bunda cerita , aku mau nulisnya dari mana 😆 biasa kan penulis ecek-ecek ya gitu. Harus belajar banyak dari yang lebih berpengalaman
.
.
.
oh iya kalau mau tau dan berteman sama aku , yuk intip di account ig faradinosaurus
Salam manis
Floraadina
KAMU SEDANG MEMBACA
SURGA KEDUA (Complete)
RandomTRUE STORY! Bukan tentang aku ataupun dia, tapi ini tentang kita yang terpaksa terjebak dalam permainan Tuhan yang telah menyatukan takdir kita untuk bersama Bukan tentang siapa yang berjalan lebih dulu, tapi tentang siapa yang mampu bertahan dari b...