Part 2

13.9K 164 0
                                    

Setelah sekitar 30 menit, Harry sudah keluar dari kamar dengan celana pendek di atas lutut, memperlihatkan otot betis dan pahanya, serta kaos warna putih yang tidak cukup menutupi bagian puting dadanya yang cokelat. Aku benar-benar merasa sedang melihat aktor porno yang biasa aku tonton.

"Loh kok masih belum ambil minum sih, Raga" tutur Harry heran melihatku yang hanya duduk sambil memainkan handphoneku.

"Iya belum haus, Mas"

"Aku ambilin deh, mau apa?"

"Softdrink boleh deh, Mas"

Setelah dia memberikanku minuman, kami sama-sama duduk di kursi dan Harry menyalakan TV.

Sambil menonton TV dan membahas tayangannya, tanpa diduga Harry menarik tanganku. Tangan kami saling berpegangan, dan jantungku semakin kencang berdenyut.

Tanpa ancang-ancang, Harry mencium bibirku. Aku memang belum pernah berciuman dengan laki-laki, tetapi aku sudah cukup sering berciuman dengan perempuan. Tapi ini tetap terasa berbeda. Bibirnya yang seksi dengan sedikit kumis serta janggut tipis memberikan sensasi yang sulit aku gambarkan.

Ciuman Harry semakin intens dan dalam. Aku mengeluarkan seluruh kemampuanku dalam berciuman. Bibir kami saling berpagutan seaakan tak mau lepas. Rasanya luar biasa. Badanku hangat dan aku tidak ingin selesai begini saja.

"Kamu benar-benar belum pernah melakukan ini dengan laki-laki?" bisik Harry menyela ciuman kami.

Aku hanya mengangguk. Harry meneruskan ciuman kami. Dia memegang leherku, dan aku mencoba memeluknya.

Harry melepaskan ciuman dan mulai membuka kaos yang aku kenakan. Tanpa diajari siapapun, instingku mengatakan kalau aku juga harus membuka kaos Harry. Kami sama-sama sudah bertelanjang dada. Aku semakin horny melihat dadanya yang bidang dan kotak-kotak diperutnya. Dari celana pendeknya, aku melihat ada sesuatu yang bangun dan mengeras.

Aku berinisiatif untuk menyentuh bagian dada dan perut Harry sambil berusaha mengingat film porno yang pernah aku tonton. Harry terlihat pasrah dan desauannya membuatku semakin bersemangat. Aku tak tahan lagi untuk membuka celananya.

Aku tarik celananya, dan kontolnya yang berukuran lebih besar dari punyaku muncul tanpa ragu. Putih sedikit merah, dengan pahatan hasil sunat yang sempurna. Aku sungguh mabuk. Di benakku, aku meyakini, kalau aku memang menginginkan benda ini.

"Isap sayang" ucap Harry pelan.

"I'll try my best" ucapku sambil menjilati kepala kontolnya.

Ini benar-benar di luar nalarku. Aku menikmati setiap jilatan dan isapan yang aku berikan pada kontol Harry. Setiap jilatan yang aku lakukan, semakin keras kontolku sendiri yang masih terkurung. Sambil mengisap kontol Harry yang semakin keras, aku melepaskan celanaku dan mengocok kontolku.

Harry kemudian memberikan tanda agar aku menghentikan isapanku.

Seketika aku panik. Aku teringat lagi film porno itu. Biasanya setelah adegan oral sex, akan dilanjutkan dengan adegan anal sex. Aku bertanya-tanya, kalau ini terjadi, aku akan menjadi yang mana.

*lanjut part 3*

Petualangan PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang