#5

204 14 0
                                    

Rindu ini telah menelanku setengah mampus.
Mula-mula Tuan hadir di jendela bak bayangan yang tersenyum manis.
Lalu Tuan hadir dalam aroma semerbak melintas di lubang hidungku, ku hirup penuh pedih.
Tak sampai di situ,
Tuan hadir menebas dingin lewat selimut menggenggamku dan memelukku penuh kasih macam mengajak bercinta.
Namun, apakah itu Tuan?
Atau hanya imaji yang menuntutku memenggal diri?

PECANDU RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang