C

14 1 1
                                    

Hallo para author sebelumnya saya mau minta tolong kalau ada typo atau yang kurang atau bahkan garing ceritanya kalian bisa comment karena itu akan menjadi motivasi saya untuk bisa terus menulis cerita di wattpad.

Happy reading

Setelah dia meninggalkanku mereka pun datang menghibur

***

Hari ini hujan turun rintik-rintik membasahi daerah sekitar Jawa Barat, termasuk Rumah Reva yang berada di kompleks perumahan sederhana yang tak jauh dari keramaian kota.

"Ma Reva berangkat sekolah ya" sambil mencium tangan.

"Hati-hati sayang jangan lupa bawa payung atau jas hujan. Maaf mama nggak bisa antar kamu ke sekolah baru" ucap mama yang memang memiliki kesibukan sebagai singel parents.
"Yaudahlah ma ngga usah khawatir" lalu aku berlalu dari meja makan dan berangkat ke sekolah dengan ditemani rerintikan hujan dan awan yang keabu-abuan.  Sesampainya di jalan kota, aku mencari angkutan umum untuk pergi ke sekolah. Tak lama kemudian datanglah bis sekolah dari arah timur. Aku dan anak anak sekolah lainnya masuk ke dalam bus. Untung saja bus masih lengang jadi aku bisa memilih tempat duduk yang nyaman untuk pagi ini. Aku memilih duduk di bagian tengah di dekat jendela. Ku lihat pemandangan kota yang mulai dipadati oleh kendaraan beroda dua, empat, enam dan berapapun. Rasanya bosan jika setiap hari hanya pemandangan itu saja yang bisa dilihat.

SMA GARUDA JAYA...

Akhirnya aku pun sampai di depan sekolah. Bis ini akan berhenti di semua sekolah yang ada di daerah ini dan yang lebih enaknya lagi kita para pelajar tidak perlu membayar dan bisa menikmati fasilitas bis yang bagus.

Sesampainya di gerbang sekolah aku melihat beberapa OSIS yang menyambut para calon peserta MOS tahun ini.

"Selamat datang di SMA GARUDA JAYA semangat belajar dengan imtaq yang kuat pasti kita sukses" ucap para OSIS yang menyuarakan visi dan misi sekolah.

Aku pun masuk ke gedung utama sekolah yang menghubungkan antara lapangan luar dan lapangan dalam. Sekolah ini sangat favorite dan banyak siswa siswinya yang berprestasi sehingga bisa diterima di universitas mana pun, asalkan ada kemauan dan giat untuk belajar. Oiya aku memiliki seorang kakak yang dulu juga sekolah di SMA Garuda. Kini ia diterima di AKMIL. Dulu ia pernah menjabat menjadi ketua osis di sekolah ini dan tampaknya kekasih kak Liam berada tepat di depanku arah jam 12.

Ya.. dia adalah kak Rani. Ia adalah pacar kak Liam sejak 2 tahun yang lalu. Kini Kak Rani duduk di bangku kelas 11 IPS3.
Ia hampir sama dengan para peserta miss indonesia . Badanya yang tinggi, langsing, bersih putih, wajahnya yang cantik dan ia juga siswi yang pintar. Aku sudah lama mengenal kak Rani.

"Kak Rani.." sapaku.

Kak Rani menoleh ke arahku dan ia terkejut melihatku,
"Reva? Kamu sekolah disini?" Tanya kak Rani sambil memegang tanganku dengan segaris senyum di wajahnya.

"Iya kak, kak Rani apa kabar?" Tanyaku.

"Baik kok, oiya kamu juga apa kabar? Btw kamu masuk lewat jalur apa?" Tanya kak Rani.

"Baik kak. Emm aku masuk lewat jalur pmdk" ucapku.

"Wahhhh sipp sipp oiya kelasmu ada di mana?" Tanya kak Rani.

Aku berpikiran bahwa kak Rani bisa menemaniku mencari kelas untuk MOS tiga hari kedepan.

"Emmm gini kak...."

"Raniii, lo dipanggil sama Dhea" ucap salah seorang OSIS.

"Reva nanti lagi kita ngobrolnya ya.. byee" lalu kak Rani pergi meninggalkanku sendiri.

Aku melihat ke kanan dan kekiri mencari teman yang mungkin aku kenal disini. Tapi sayangnya sepertinya tak ada yang aku kenal. Yaa memang setauku tak ada lagi selain aku yang masuk ke SMA ini. Banyak yang bilang kalau sekolah ini hanya untuk kalangan menengah ke atas. Tapi menurutku sama saja.

"Huaaaaaaaa Revaaa"

Aku terkejut setengah mati saat seseorang mengagetiku dari belakang.

"Ihhhhh Naufal kebiasaaan kalau dateng kayak jelangkunggg" sambil memukul punggungnya.

Naufal meringis menahan sakit sambil tertawa terbahak melihatku terkejut.

"Reva reva.. celingak celinguk aja kayak orang kesasar.." ucapnya sambil terus tertawa.

Aku hanya melihatnya dengan tatapan datar.

"Yaudah yukk cari kelas" lalu Naufal menarik tanganku untuk mencari kelas kami.

Kami pun sampai di gedung utama. Terpampang sebuah papan pengumuman yang cukup besar dan tertempel pembagian kelas untuk MOS tiga hari kedepan.

"Revaaa lihatlah.. kita satu kelas" ucap Naufal.

"Ha? Serius? Syukurlah setidaknya aku tidak kesepian" ucapku lega.

"Yauda yuk kita pergi ke kelas X MIPA1" aku pun mengkuti Naufal yang mencari kelas yang akan kami tempati. Kami pun sampai di pinggir lapangan dalam. Sekolah ini terlihat sangat luas dan megah. Gedung sekolah yang bertingkat dua dan mengelilingi lapangan dalam.

"Kak kelas X MIPA1 dimana ya?" Tanya Naufal pada salah satu OSIS yang berjaga.

"Ituu di gedung yang menghadap ke barat disana kelas X MIPA1-5" ucap kakak OSIS.

"Makasih kak"

Aku dan Naufal pun berjalan ke arah barat untuk mencari kelas kami. Lingkungan sekolah yang sangat indah. Banyak tanaman dan bunga warna-warni menghiasi sepanjang koridor. Kunaiki anak tangga satu persatu. Tangganya pun bersih apalagi temboknya pun tak ada noda sedikit pun. Sesampainya di lantai dua kami pun mencari kelas X MIPA1.

"Itu dia kelasnya" ucap Naufal yang berjalan paling depan.

Aku berlari kecil menghampiri Naufal yang sudah sampai di depan kelas. Ku lihat kelas itu dari ambang pintu. Kelasnya bersih, rapi, dan ber-AC lalu peralatannya pun lengkap. Apa mungkin ini kelas unggulan? Tapi menurutku sama saja karena hampir semua bagian sekolah ini bersih dan juga rapi.
Aku dan Naufal masuk ke dalam kelas. Lalu kami memilih duduk di bangku paling depan di tengah. Ku lihat ke sekeliling semua peralatan kelas ada di ruangan ini. Tertata rapi, indah, dan tunggu..
Ini kelas Kak Rani? Oww jadi saat kelas X kak Rani ada di MIPA? Tapi kenapa ia pindah ke IPS? Hmmmmm... aku melihat nama kak Rani terpampang di susunan struktur kelas dan ia menjabat sebagai sekretaris kelas.

"Rev keluar yukk" ucapan Naufal membuat semua pemikiranku tentang kak Rani buyar seketika.

"Yauda yuhh lagian kelasnya juga panas" ucapku yang ikut berjalan di samping Naufal.

"Kamu nggak lagi tidur kan Rev? Itu AC lho yaa hidup lagi mau panas dari mana coba" ucap Naufal dengan wajahnya yang sangat khas dengan longor anehnya.

"Yaaa panaslah.. itu kan penyebab global warming nggak pernah belajar ipa ya.. huuu kasian" lalu aku berjalan mendahului Naufal.

"Huuuuhh dasar cewek aneh" ucapnya.

"Bodo amat..wleeee"





Gimana ceritanya seru? Kalau ada sesuatu yang mengganjal silahkan coment yaa... jangan lupa vote :-)

GUARDIAN ANGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang