MEMALUKAN! [1]

35 5 3
                                    

"Diriku bukan sebuah batu yang bisa kau beri kata-kata penenang dan dibuang begitu saja. Aku manusia,  aku juga memiliki rasa!"
.
.
M e m a l u k a n !
.
.

Anonim

Kisah mereka ini sebenarnya menyakitkan, tapi kayaknya gak kelihatan ya?

Perkenalkan, saya anonim. Saya yang tau semua alur cerita ini, saya yang akan menonton kisah cinta mereka berdua, dan saya yang akan memperjelaskan apa yang tidak jelas.

Ah, kenapa malah saya yang memperkenalkan diri. Saya 'kan tidak penting.

Cerita mereka lebih menarik dari pada diri saya.

Memang selalu saja begitu, saya adalah anonim yang tidak di pedulikan, perasaan saya tidak di ketahui, dan saya selalu sendiri, menatap kisah indah mereka.

Saya sebagai anonim, duduk ditaman, melihat mereka dengan tatapan iri. Lagi-lagi menulis cerita ini.

Sudah-sudah, mari lanjut ke dalam cerita mereka!

-

Avia

Avia bengong sepanjang hari saat mengingat kejadian itu kembali. Betapa bodohnya Via yang sudah menumpahkan minuman kopi panas orang lain, lalu diam berdiri sambil menutup wajah nya. Bukankah itu bodoh sekali?

"Via, udah dong bengong-nya.. kerjain deadline dulu, 'kan hari ini kesempatan terakhir." Via menggeleng kaget sambil mendongakkan kepalanya ke atas, disana Tyu sedang membungkuk sambil memasang mukanya yang memelas.

Pahanya yang mulus dan di balut oleh rok pendek di atas dengkul selalu menarik perhatian mata-mata lelaki yang nakal di kantor ini.

Tyu adalah sahabatnya yang bisa dibilang.. seorang badgirl. Tyuri Dirganjaya , sahabat karib Via yang sampai sekarang masih saja makan bersama. Dimana pun mereka berada, seperti tidak bisa dilepaskan. Nama singkatnya Tyu—katanya kalo dipanggil Tyuri, nama lengkapnya, jadi serasa ngomong tuli—dan ia kadang susah menahan nafsunya.

Tyu suka sekali melakukan one night stand, dengan siapapun asalkan nafsunya terpenuhi. Sebenarnya saat SMA, Tyu perempuan yang kalem-kalem saja, tapi semenjak kedua orangtuanya cerai dan tidak ada yang mau menafkahinya, Tyu terpaksa melakukan itu agar mendapat uang sekilat mata.

Itu.. dulu. Tetapi untuk jaman sekarang, memang ia sudah ketagihan dan susah membendung nafsunya.

"Woi! Wah gak bener lo, Vi, masa gue udah ceramah panjang-panjang lo nya gak denger?" Via menggaruk tekuknya yang sama sekali tidak gatal, "Sori." Tyu memutar matanya malas "Ya udah, udah jadwalnya makan siang nih, ikut?" Via dengan sigap melirik jam tangannya, lalu mengangguk semangat.

-

Avia

Di kantor kita memang ada kantin khusus, menyenangkan bukan?, "Mau makan apa Vi?" tanya Tyu membuyarkan lamunanku "Eh, apa aja Tyu, yang penting ngenyangin." Tyu mengangguk, aku mencari dua bangku kosong, hampir nihil karena kantin kantor ini memang sangat kecil dan karyawannya kelewat banyak.

Tiba-tiba, tubuhku membeku saat melihat dia.

Bajunya masih coklat, nggak diganti?

Entah kenapa, kakiku dengan sendirinya berjalan ke arah lelaki itu dengan percaya diri.

Surabaya, Tempat Penuh Luka.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang