prolog

24.7K 803 31
                                    

Seorang anak laki-laki berumur sekitar 8 tahun,  itu berlari kencang di koridor rumah sakit, sambil tertawa. Ia merasa senang karena jauh dari kejaran pria berbaju serba hitam di belakangnya. Ia terus berlari hingga sampai di lantai dua. Ia tidak peduli dengan bodyguard nya yang sudah kelelahan mengejarnya.

Ia tertawa keras saat melihat bodyguard nya terjatuh di tangga. Bukannya membantu anak itu kembali berlari menaiki tangga dan naik ke lantai atas. Ia berlari kencang saat bodyguard nya hendak menjangkau tubuhnya. Dia memang anak yang sangat Nakal!.

Tak memedulikan panggilan dari bodyguard nya anak berambut hitam pekat itu semakin mempercepat larinya, tubuhnya tidak terkontrol lagi, ia seperti mobil tanpa rem dan tidak sengaja ia menginjak tali sepatunya yang terlepas, kakinya tersandung dan-

Bbuk!

Anak itu terjatuh ke lantai dengan posisi tengkurap, dadanya terasa sakit menghantam lantai yang keras. Untung saja ia menumpuh kedua tangannya jika tidak wajah tampannya juga pasti menjadi korban lantai koridor.

"Aww!... Aishh!" Ia meringis, bukan karena sakit di bagian tubuhnya, melainkan karena toxedo abu-abunya menjadi kotor terkena debu lantai. Pria yang tak jauh di belakangnya terkejut dan langsung menghampiri anak itu.

"Berhenti! Aku bisa berdiri sendiri," cegahnya seraya berdiri dan memebersihkan debu yang menenpel di bajunya.

"Tuan kau tidak terluka kan?" tanya bodyguardnya itu sangat khawatir. Ia hendak memeriksa, namun anak itu mencegah untuk di sentuh.

"I'ts ok Gelo, aku anak yang kuat," ucapnya semangat sembari memperlihatkan ototnya

"Baiklah jika anda tidak apa-apa, sekarang waktunya kembali ke kamar Kakek anda, saya takut Tuan besar marah dan mencari anda"

"Oke." jawab anak itu tersenyum miring,ia memasukkan tangan di saku celanya bergaya pongah di depan bodyguarnya itu.

Sedangkan bodyguardnya menunduk hormat dan mempersilahkan Anak itu berjalan lebih dulu. Bagaimanapun ia hanya seorang bodyguard yang harus berjalan di belakang tuannya.

"Berjalan lah lebih dulu aku akan menyusul di belakangmu."

Bodygurdnya langsung kaget mendengar penuturan Anak laki-laki itu. Ia langsung berjongkok di depan anak itu, "Tuan maafkan aku, aku sudah melakukan kesalahan."

Anak itu mengerutkan alis "Gelopi! Ku perintahkan kau berdiri sekarang juga! Aku ini temanmu buakn tuanmu! Kau sudah berjanji untuk menjadi temanku kan?" ucap anak itu sangat marah

Gelopi langsung berdiri ,tapi tak mampu mengangkat wajahnya."iya tuan-, "

"Gelopi!"

"Iya Jeleo!" Jawab bodyguardnya tegas membuat Jeleo tersenyum lepas. Sangat tampan, anak itu benar-benar berbeda jika sedang tersenyum. Gigi-gigi kecil berwarna putih itu terlihat sangat rapih.

"Aku lebih senang jika kau selalu menurut padaku. berjalan lah, aku berjanji akan mengikutimu dari belakang." ucap jeleo masih memperlihatkan senyum manisnya.

Pria itu menurut dan mulai berjalan. Jeleo menepatinya janjinya, Anak itu berjalan mengikut di belakang Gelopi.

Tit...Tit...Tit...Tit...Tiiiiiiiiiiiiitttttttt!

Langkah kaki jeleo berhenti di sebuah pintu, kepalanya mendongak ke atas melihat lampu hijau menyala berkedip-kedip di atas pintu ruangan di depannya. Jeleo mendekati pintu perlahan dan memegang gagang pintu hendak membukanya.

"Tua-Jeloe! apa yang kau lakukan?" ucap Gelopi bodyguardnya saat ia tidak sengaja menoleh ketika ia tidak mendengar suara sepatu Jeleo, ia terkejut setengah mati saat melihat Jeleo yang membuka salah satu Kamar Rawat . Baru saja ingin mencegah, Anak nakal itu sudah masuk kedalam Ruang Rawat.

Jeleo masuk tanpa berdosa ke ruangan itu.

Gelopi menupuk jidatnya,kelakuan Anak itu benar-benar tidak bisa di atasi. Anak itu selalu saja berbuat seenaknya dan membuat kepalanya pusing setiap saat.

Jeleo mematung di tempat, jantungnya tiba-tiba berdetak cepat, Bibirnya menutup sempurna melihat sesosok gadis kecil di depannya. Gadis kecil itu baru saja terbangun dari komanya, dengan peralatan medis yang masih lengkap menempel di tubuhnya. Kondisinya masih sangat lemah, ia duduk di pinggir ranjangnya, membuat kedua kakinya tergantung kebawah. Ia tersenyum lemah ke arah Jeleo. Tidak lama, seorang wanita paru baya teburu-buru masuk ke dalam ruangan, ia menyenggol tubuh Jeleo yang kecil hingga terjatuh kelantai. Wanita itu bahkan tidak menyadari itu, ia langsung menghampiri putrinya dan memeluknya erat.

Jeleo bangkit sambil meringis, bokongnya terasa sangat sakit. Jeleo menatap tajam punggung wanita itu, amarah tiba-tiba keluar. Ia melangkah hendak memarahi wanita tersebut, tapi Gelopi segera menggendong tubuh kecil Jelo dan membawanya keluar. Ia tau apa yang akan terjadi jika tidak segera membawa Jeleo pergi.

"Gelopi turunkan aku! Aku belum berkenalan dengannya. Dan wanita itu, beraninya dia mendorongku!" ucap Jeleo kesal sambil menarik rambut Gelopi yang menggendongnya.

"Leo, dia tidak mendorongmu. Hanya saja dia sedang panik," terang Gelopi memasuki lift

"Turunkan aku Gelopi!" Desak Jeleo menarik-narik kerah baju Gelopi.

"Tidak tuan, untuk kali ini saya tidak akan menurut. Jika saya turunkan anda pasti akan berlari lagi dan menemui gadis kecil itu."

"iya! Aku ingin menemuinya kembali! cepat turunkan aku!" bentak Jeleo sangat keras. Lift terbuka mereka sudah sampai di lantai 15. Jeleo masih berontak di gendongan Gelopi. Gelopi mungkin sudah babak belur dipukuli habis-habisan oleh tangan kecil Jeleo. Tapi menjadi seorang bodyguard untuk Jeleo sudah menjadi hal biasa untuknya.

"Bolehkah aku bertanya kenapa Anda sangat ingin menemuinya?" tanya Gelopi di sela-sela pukulan Jeleo. Jeleo berhenti menarik kerah kemeja Gelopi yang sudah berantakan olehnya. Anak itu menatap dalam mata Gelopi. Ia memegang kedua bahu Gelopi sambil mentapnya intens, Bibirnya mengeluarkan seringaian khasnya. Lalu ia mengucapkan kalimat yang sukses membuat jantung Gelopi berhenti berdetak.

"Karena aku menyukainya Gelo,"

End.

Hahaha bercanda, masa baru prolog langsung end. 😂

Time With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang