BAB II - Mechano Online

24 4 9
                                    

BAB II – Mechano Online

"Kring.... kring.."

Suara bel berbunyi di setiap tembok lobi kelas dengan keras pertanda bahwa kegiatan belajar akan segera dimulai.

Murid-murid berdatangan menghampiri kelasnya masing-masing untuk segera melaksanakan pembelajaran. Jujur saja aku sangat malas dalam belajar, tapi ya mau bagaimana lagi jika tidak maka aku tidak akan mempunyai masa depan.

Sampai di mejaku, aku menarik kursi kebelakang lalu aku mendudukinya dengan wajah yang terlihat tenang, walaupun sebenarnya diriku ini sangat mengantuk.

"Eto.. Kentaro.."

Seseorang memanggilku dari belakang tempat dudukku, ia adalah Hikari Akari. Seorang perempuan berambut panjang berwarna hitam dan mengenakan bando putih di rambutnya. Menurutku Akari adalah gadis yang pemalu, setiap kali dia memanggilku dia selalu berkata "Eto.." terlebih dahulu. Entah hanya perasaanku saja atau tidak, tetapi sejauh yang kutahu dia hanya malu bertanya kepadaku.

"Ada apa Hikari? Ada yang ingin kau bicarakan?"

Aku bertanya karena ingin tahu mengapa ia memanggil nama belakangku secara tiba-tiba.

"Eto.. apakah kamu ada waktu senggang setelah pulang sekolah?"

Seketika muka Hikari memerah secara tiba-tiba tanpa alasan sedikitpun.

"Maaf, aku sibuk hari ini.."

Aku mencoba berbohong kepadanya dengan nada santai sambil memalingkan wajah dari hadapannya. Sebenarnya aku tidak benar-benar sibuk dan memang tidak mempunyai aktivitas yang lain.

"Begitu ya... maaf aku menganggumu Kentaro.."

Hikari Meminta maaf dengan sedikit rasa kecewa. Aku merasa tidak tega karena telah berbicara seperti itu, tapi mau bagaimana lagi aku sedang ingin bermalas-malasan.

Tak lama kemudian guru berkumis tebal datang ke dalam ruang kelas dan pembelajaranpun dimulai dan seluruh murid duduk ditempatnya masing-masing.

Guru tersebut menekan tombol yang ada di meja yang terletak didekat papan tulis. Seketika muncul sebuah hologram yang menampilkan seluruh data murid untuk di absen.

"Baiklah bapak akan mengabsen kalian satu per satu."

Guru itu mulai mengabsen seluruh murid yang ada di ruang kelas.

"Hikari Akari!"

Guru tersebut memanggil nama Hikari dengan nada sedikit keras.

"Hadir!"

Hikari menjawab dengan enerjik. Padahal pada saat berbicara denganku dia sangat pemalu dan seketika dia tiba-tiba menjadi orang yang bersemangat.

Penglihatanku semakin lama semakin kabur, mungkin aku tidak cukup tidur hari ini. Dan mungkin mataku ini sudah menyerupai panda. Aku menempelkan kepalaku ke meja dan menutup mata secara perlahan.

"Hirasaki Kentaro!"

Seketika telingaku berdenging pada saat guru memanggil nama lengkapku. Mataku tetap saja sulit untuk terbuka lebar dan kembali tidur.

"Hirasaki Kentaro!!"

Guru itu kembali memanggilku lagi dengan nada yang cukup keras dan semua penglihatan murid-murid di kelas mengarah kepada diriku yang lelah.

ZersbyteWhere stories live. Discover now