Pagi itu merupakan pagi yang tenang, seperti biasa aku baru bangun dan langsung membuka jendela kamarku, udara segar langsung menyapaku dengan lembut
Jam masih menunjukan pukul 7 , masih banyak waktu sampai jam kerjaku, aku pun turun menyelusuri tangga menuju lantai 1 rumahku masih dengan menggunakan mantel tidur yang hangat.
Dengan sedikit malas, aku menyiapkan sarapan, cukup dengan roti dan telur goreng dan juga secangkir teh panas, sambil membaca koran pagi ...
berita utama yang mengejutkan... terjadinya penyerangan terhadap seorang bangsawan di kota ini, menyebabkan sang bangsawan meninggal dan harta bendanya di rampok, begitu juga pelayan-pelayanya nampak nya tidak ada satupun yang tersisa..
TOK...TOK...TOK
Nampak nya seseorang mengetuk pintuku, tapi mengingat ini masih pagi hari, dan juga aku tidak memiliki janji dengan seorang pun hari ini
Aku pun segera berjalan dan membuka pintuku perlahan
"Ah dokter...." Terlihat seorang pria menggunakan mantel berdiri di hadapanku
"Um... iya, anda?" Tanyaku se sopan mungkin
"Ah kau mungkin tidak mengingatku, tapi aku selalu mengingatmu, kau sungguh seorang penyelamat" ucap pria itu
Aku mencoba mengingat kembali wajahnya itu.. memang nampaknya aku pernah bertemu denganya
"Sungguh aku berterimakasih pada mu, hanya kau yang peduli pada saat aku pingsan di pinggiran kota beberapa tahun yang lalu" ucap pria itu sambil membuka topinya.
"Ah... aku ingat sekarang, kau adalah orang yang waktu itu ternyata, lalu ada apa kau kemari?" Ucapku setelah mengingat pria tersebut
"Ya.. sebenarnya aku ingin berterimakasih kepada mu untuk saat itu, tapi ternyata aku harus berpergian untuk cukup lama sebagai pedagang" ucap pria itu
"Hmm... jangan anggap itu sebagai hutang, aku hanya menolong mu, lagipula itu adalah semua karena aku terbiasa untuk menolong orang haha... lalu bagaimana kalau secangkir teh? " ucapku sedikit canggung
"Tidak... kedatanganku hanya ingin berterimakasih pada mu, apa kau tahu tentang seorang bangsawan yang meninggal hari ini?" Ucap pria itu
"Ah...iya aku tahu, itu menjadi berita utama hari ini" ucapku
"Pria tersebut sangat serakah, mungkin kematianya adalah sebuah karma, harta-hartanya di perebutkan oleh semua orang, termasuk pemerintah..." ucapnya
"Lalu...?" Tanyaku penasaran
"Sebenarnya aku mempunyai beberapa kenalan yang berkuasa, namun sayang ketika aku mendapat kabar, yang tersisa hanyalah seorang pelayan gadis yang tubuhnya penuh bekas luka, memang mungkin aku bisa menjualnya, tapi tidak akan mudah untuku menjual gadis seperti dia" ucapnya lagi
"Lalu dimana gadis itu sekarang?" Tanyaku penasaran dengan gadis yang diceritakan olehnya
"Ah.. aku hampir lupa, hey kemarilah" ucap pria itu, lalu memanggil seseorang di luar pagar
Tak lama kemudian, seorang gadis datang, ia hanya menggunakan sebuah pakaian dari karung bekas, tubuhnya dipenuhi bekas luka, dan mungkin umurnya masih sangat muda
"Ayo perkenalkan dirimu" ucap pria itu sambil sedikit mendorong gadis itu
"A...ah maafkan saya, n..nama sa...saya Sylvie..." ucap gadis itu dengan takut, ia terus menggengam tanganya erat erat dan menundukan wajahnya kebawah
"Ah...halo" ucapku canggung
"Jadi dokter.. maukah kau menerima gadis ini?" Pria itu mengulurkan tanganya
"T..tapi bukankah sebuah pelayan terlalu berlebihan untuk rasa terima kasihmu?" Tanya ku ragu
"Anggap saja sebagai denda karena tidak membayar kebaikanmu terlalu lama dokter" pria itu tersenyum
Aku menatap sylvie untuk sesaat...
KAMU SEDANG MEMBACA
Life with a slave "teaching feeling"
Romancesylvie, hanyalah seorang gadis kecil yang tiba-tiba hadir di kehidupan ku.. mungkinkah dia akan membawakan sesuatu?