The Beginning

69 5 5
                                    

Saat melihatnya aku tahu bahwa aku sudah terlalu jatuh dalam pesona nya. Yup! Aku mencintainya.

Aku mencintai sosok wanita yang sedang ada didalam cafe tersebut yang tengah berbincang ria dengan sahabat-sahabatnya. Seperti penguntit memang aku akui itu. Aku telah mengikutinya selama setahun belakangan ini.

            Awal aku bertemu dengannya ialah setahun yang lalu ,saat aku tak sengaja menabraknya di rumah sakit tempat kakak ku bekerja. Seorang gadis dengan rambut panjang yang tergerai bebas dengan penampilan yang sederhana tetapi membuatnya terlihat manis ,sangat cantik. Saat aku menoleh padanya untuk meminta maaf ,ia tersenyum sangat manis dan tiba-tiba memperkenalkan dirinya padaku.

“Annyeong… Bae Irene imnida, bangapseumnida”  ucapnya tanpa mengurangi kadar senyumnya. Aku hanya bisa menganggukkan kepalaku dengan muka datar tanpa membalas ucapannya. Bukannya aku seseorang yang sombong ataupun tak punya sopan santun , aku hanya terlalu kaget dengan jantungku yang tiba-tiba berdetak sangat cepat. Jujur aku tak pernah merasakan seperti ini sebelumnya , bukannya aku tidak normal tetapi dia gadis pertama yang membuatku mengalami ‘love at first sight’. Aku jatuh cinta padanya hanya pada hitungan detik.

             Selama satu tahun ini aku selalu mengikuti kemanapun dia pergi. Ia selalu tersenyum,apakah ia tidak lelah harus tersenyum seperti itu? Tapi Tak apa.. karena senyumnya itulah yang membuatku jatuh cinta padanya. Tetapi aku tak kuasa menahan amarahku saat Irene harus ramah terhadap lelaki lain. Irene itu milikku! Tidak ada yang boleh mendapatkan keramahannya kecuali aku!

      Saat itu aku berjalan sekitar 10 meter di belakangnya . Ketika dia menengok kebelakang ,dengan secepat kilat aku bersembunyi di balik pohon ,tiang listrik , pagar ataupun sesuatu yang bisa menyembunyikan tubuh tinggiku ini. Dan itu sukses membuatnya tidak curiga . Bukannya aku seorang stalker yang hebat? Buktinya selama 1 tahun ini dia tak pernah curiga ataupun mempergokiku yang slalu mengikutinya.

Tiba-tiba dia menghentikan langkahnya dan berbelok kekanan ,berjalan kearah tong sampah yang berada disudut jalan. Aku penasaran apa yang membuatnya pergi ke tumpukan sampah-sampah kotor tersebut. Dan seketika aku tercengang dengan apa yang dilakukannya , mengapa dia mengais sampah-sampah itu? Apa yang dia cari? Tiga menit telah berlalu dan aku tau jawabannya. Seekor anak kucing dengan bulu warna putih tengah mengeong digendongan gadisku. Samar-samar aku melihat kaki depan sebelah kanan kucing manis itu terluka . Aku tak mendengar apa yang dikatakan gadisku itu tapi aku melihat ekpresi sedih di wajahnya. Dan itu juga membuatku sedih. Sebegitu khawatirnya kau pada kucing itu cheonsa~ya? Kulihat dia mengambil suatu benda yang berada di dalam tasnya ,dan kuyakini itu adalah sapu tangan. Kemudian dia membalut kaki kucing itu dengan sapu tangan tersebut ,setelah itu menggendongnya dan membawanya pergi. Bukankah gadisku benar-benar seorang malaikat?

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Aku merasakan getaran di saku celanaku. Tanpa mengalihkan pandanganku padanya pada gadisku,dengan secepat kilat tanganku merogoh kedalam saku celana dan mengambil sebuah benda hitam berbentuk segi panjang yang tak berhenti bergetar.

“Yeoboseyo…” ucapku lirih pada seseorang yang meneleponku diseberang sana.

“…..”

“hmm.. ne, arraseo..”

Klik. Kuputuskan sambungan dan kumasukkan kembali benda persegi panjang itu ke dalam kantong celanaku. Saat aku menoleh ke sudut ruangan ,aku tak menemukan gadisku. Dimanakah ia pergi? Dan baru kali ini aku kehilangan jejaknya. Aiissh.. gara-gara telepon sialan itu aku kehilangan gadisku. Damn!

Jika eomma tak menyuruhku untuk segera pulang kerumah ,mungkin sekarang aku sedang asik mengikuti gadisku kemanapun dia pergi. Baiklah aku akan mengalah kali ini.

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang