Part 3

15 6 0
                                    

Begitu seterusnya hubungan Adrian dan Fifi.

Mereka sangat dekat bahkan terlihat seperti orang bepacaran padahal tidak, mereka hanya berteman biasa. Sampai suatu saat setelah ujian sekolah selesai, biasanya diadakan acara perpisahan yang wajib didatangi oleh anak-anak seangkatan. Adrian datang bersama Fifi. Mereka juga dipasangkan pada salah satu event di acara itu dan sebelumnya mereka harus fashion show terlebih dahulu.

Mereka mulai bersiap-siap. Adrian memakai baju putih polos dengan tambahan blazer hitam serta celana dan sepatu panjang sedangkan Fifi menggunakan blue cloth dengan v-skirt dan high heels kesayangannya.

"Mari kita sambut Prince Adrian dan Princess Fiona." ucap MC pada kami yang sudah berdiri di depan pintu masuk acara farewell party tersebut.

Mereka jalan dengan sangat terampil dan perfect layaknya sepasang suami istri yang akan menikah. Mereka mulai mencuri-curi pandang satu sama lain. Dari situlah mulai tumbuh benih-benih cinta yang membuat mereka akan semakin dekat kedepannya. Setelah fashion show, mereka duduk di sebuah taman depan sekolah. Mereka membahas sesuatu.

"Fi, malam ini kamu cantik banget."

"Makasih Dri. Kamu juga malam ini beda banget, gak kayak biasanya yang kelihatan lusuh."

"Wkwkwk. Makasih juga loh pujiannya."

Acara demi acara dilaksanakan dan saatnya untuk pulang. Seperti biasa, Adrian mengantarkan Fifi ke rumahnya terlebih dahulu. Setelah sampai di rumah mereka masing-masing, mereka langsung berganti pakaian. Perasaan Adrian masih tertuju pada kecantikan Fifi tadi. Dia tidak bisa menahan dirinya lagi untuk tidak mengirim pesan pada Princess nya itu.

"Dri, kalo aku suka sama kamu gimana?"

"Kamu suka sama aku? Kenapa? Kok bisa?"

"Emang kalo aku suka sama kamu harus ada alesannya ya?"

"Iya. Kenapa?"

"Aku suka sama kamu karena:
1. Kamu sabar

                                                               
2. Kamu pengertian

                                                               
3. Kamu dewasa

                                                               
4. Kamu religious

5. Dan masih banyak lagi."

"Aku bingung harus jawab apa. Honestly, aku juga suka sama kamu. Tapi, kita temenan aja dulu ya."

"Kenapa?"

"Gak apa-apa sih."

"Yaudah kalo itu maunya kamu. aku turutin."

"Udah malem Fi. Tidur sana."

"Oke. Kamu juga tidur ya."

"Oke. Good night Fi."

Setelah diadakannya Farewell Party, sekolah diliburkan selama kurang lebih 2 bulan. Disanalah, puncak dimana perasaan sayang Adrian terhadap Fifi semakin besar. Setiap hari mereka mengechat satu sama lain dan perasaan saying itu semakin bertambah besar. Adrian bingung, disatu sisi ia ingin memiliki hati Fifi sepenuhnya tetapi di sisi lain, ia takut semua itu hanya akan mengganggu pelajaran Fifi kedepannya. Semalaman, ia memikirkan hal itu. Ia tidak bisa berbuat apa-apa selain berserah kepada Tuhan karena ia percaya bahwa akan ada rencana lain yang lebih indah yang akan Tuhan berikan kepada nya. 

Keesokan harinya, Adrian mengirim pesan kepada Fifi.

"Fi, kayaknya kita udahan aja  deh."

"Maksud kamu?"

"Yaaaa, kita udahan. Sekarang kita cuman temen."

"Kenapa? Aku mau kamu yang dulu lagi, yang selalu deket sama aku."

"Aku gak bisa Fi. Takut semuanya akan berubah secara tiba-tiba."

 "Berubah gimana?"

"Aku takut nanti malah yang ada pelajaran kamu keganggu. Aku gak mau itu terjadi. Aku tau kamu sayang sama aku dan aku juga sayang sama kamu. Tapi, itu semua gak akan terjadi."

"Kenapa gak akan terjadi?"

"Udah lah, mulai sekarang kita temenan aja ya. Anggep kita gak pernah sedeket dulu. Kamu masih bisa cari yang lebih baik daripada aku."

"Aku gak mau. Tapi, kalo emang ini pilihan kamu yang udah kamu pikirin mateng-mateng. Oke, aku akan turutin. Kamu harus selalu inget ya kalo ada orang yang sayang sama kamu disini."

"Oke. Makasih ya, kamu udah mau nurutin aku."

Hubungan tanpa status yang mereka jalani dulu sudah berubah. Seperti daun yang terbang begitu saja karena tiupan angin yang kecil. Harapan Adrian untuk memiliki Fifi sudah hilang dihempas ombak laut. Menurutnya, mungkin inilah jalan yang Tuhan berikan untuknya walaupun sakit yang ia rasakan terasa seperti 

I love You, but...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang