Sampai orangtuaku datang ke sekolah, menenangkan diriku. Tetap saja, diriku tidak tenang atas kejadian yang tadi kualami, aku terus menanyakan pertanyaan yang sama "Dimana teman-temanku?", ibuku yang cemas berkata "Temanmu yang mana?" sambil menangis. Aku terngiang oleh perkataan ayahku, bahwa diriku tak punya teman. Aku berlari untuk meninggalkan keramaian, sejauh mungkin sampai tidak ada satupun orang. Aku mencuci mukaku dan menghadap cermin, memandang diriku.
Telepon genggamku berdering, terlihat nama ibuku yang memanggil dan langsung kuangkat. "Nak, kamu dimana, cepat pulang. Ingatkan hari ini hari apa?". Aku menutup teleponnya, dan melihat diriku di cermin. Ya, hanya ada aku, diriku, Robert sendiri.
Kebingungan kalian membuatku ingin tertawa, mengapa kalian memikirkanku? Mengapa kalian peduli padaku? Jagalah diri kalian karena George, Jessica, Jack, dan Tony sudah tidak ada. Karena semua kejadian yang pernah terjadi, hanya ada aku. Iya hanya ada aku, aku yang merasakan, dan aku yang melakukan. Percayalah padaku, kejadian seperti ini tidak akan terulang lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Percayalah padaku!
HorrorSeorang pemuda yang memiliki penyakit yang membahayakan orang lain dan juga dirinya sendiri.