Bab 1

164 10 0
                                    

Suatu hari, saat kita mulai dipertemukan

Hari ini Ujian Akhir Semester. Waktu sudah menunjukkan pukul 06.40 yang artinya 35 menit lagi Ujian akan segera dimulai. Feraya Putri Sucipto sedang menunggu angkutan umum yang menuju sekolahnya, dia terlihat sangat panik. Bagaimana tidak, Ujian saja sebentar lagi akan segera di mulai.
Kalo sampe gue telat, bisa - bisa gue gak boleh ikut ujian. Batin Raya.

Pukul 06.45 tiba - tiba datang seseorang menggunakan motor berwarna merah, berpakaian seragam SMA rapih, rambut klimis, sepatu hitam pekat kinclong, jam tangan dan gelang berada di sebelah tangan kanan, jaket hitam polos menyertai penampilannya.
Sembari menebarkan senyum, tarik dasi, dan mengangkat sebelah alisnya, lelaki berparas tampan itu mengajak Raya untuk pergi sekolah bersama.

" EKHEM... nona yang lagi nungguin bus sendirian, muka pucet, jantung deg degan. Daripada nungguin bus kelamaan, mending berangkat sekolah bareng sama pangeran "
" FERO! ihh apaan sih lo. Keliatan banget pengen tebar pesona sama gue! "

Ya. Tak lain dan tak bukan, lelaki itu adalah Fero Madias Sanjaya.

     " NONA FERAYA, sebentar lagi Ujian mau      dimulai, lo mau gk bisa ikut ujian? Mending cuss bareng gue dahh "

Kalo gue ngikut Fero, nanti gue kena gosip gede - gedean nih. Tapi kalo gue gaikut Fero, bisa berabe kalo kagak ikut Ujian. Begitu batin Raya mengucap.
     Tak perlu berpikir panjang, Raya pun langsung meng-iyakan ajakan dari Fero tersebut.
     Di tengah perjalanan, suasana sunyi menghiasi perjalanan mereka. Tiba di lampu merah, Fero buka suara.
     " Lo tau gk? "
     " Tau apaan? Gk jelas amat sih lo kalo ngomong. Jangan setengah - setengah gitu dong! "
     " Lo kok nyolot sih? Yaudah langsung aja nih ya. Hmmm lo tau gk UAS hari ini sebangku sama siapa? "
     " Ga "   "Sama siapa emang? "
    
     Fero tersenyum miring sembari menunjukan senyum puas dan tak menjawab pertanyaan dari Raya.

     Sesampainya di sekolah. Raya berlari - lari mencari ruangannya. Namun, Fero Madias Sanjaya sangat kalem, karna dia sudah tau dimana ruangannya, dan siapa adik kelas sebangkunya.
     Ia pun sudah duduk manis menunggu adik kelas yang duduk disampingnya.

     "Akhirnyaaa gue nemu juga nih ruangan. Siapa si yg naro ruangan ini disini. Susah amat dicarinya. " celetuk Raya yang kerap kesal karena sangat sulit mencari ruang 10
     Setelah selesai mencari ruangan, Raya segera memcari namanya dan siapa kakak kelas sebangkunya.
     "ASTAGA. Bocah tengil ini lagi? Harus banget ya gue sebangku sama dia selama 7 hari ini? "
     Raya kaget bukan main, karna kalak kelas yang duduk disampingnya adalah musuh besarnya. Tak lama kemudian, Raya memasuki ruangan dan sudah melihat Fero duduk manis.
     " AARRGHHH! LO TUH YA! "
     " Gue? Kenapa? Ganteng? Emang. Biasa aja lah gausah teriak - teriak histeris kek gitu Raya" ucap Fero jutek terhadap Raya.
    Raya tak menjawab, malah menatap sinis Fero.
     "Kenapa sih lo? Marah - marah mulu. Lagi PMS ya SAYANGKUHH? "
     "Gausah panggil gue dengan kata 'sayang'  dasar udik, aneh, gak jelas, ngeselin, idup lagi "

     Tak disangka, obrolan mereka terdengar seruangan itu. Tak aneh memang, karna suara mereka menggelegar bagaikan sapi yang kejepit pintu. Raya lupa kalau teman - teman sekolahnya itu terkenal dengan sebutan 'Ratu gosip'. Biasa saja memang, tapi begitu menyeramkan bagi Raya.
      Dan benar dugaan Raya, kalau teman - temannya menggosipkan Raya berpacaran dengan musuh besarnya. Fero.

     Kebisingan berhenti ketika guru masuk dan mulai membagikan so'al Ujian hari ini.

     "Semangat ya Rayaku sayaaanggg"

Aku, kamu, dan jarakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang