Teman?

54 4 0
                                    

pagi ini pagi yang cerah sayang tidak selaras dengan suasana hati gadis berumur 11 tahun itu. hari ini adalah hari pertamanya memasuki sekolah yang baru namun justru itulah sumber kekesalannya pagi ini. sarapan pagipun hanya dipandangnya tanpa minat, sesekali bahkan dimain-mainkan tanpa ada yang dimasukkan ke dalam mulut.

"itu muka kamu lupa mommy strika ya? masih pagi kusut gitu" ucap mommy tiba tiba

"ih mommy garing tau" jawab Shinta dengan muka yang semakin kusut tak lupa dengan kerutan di dahinya yang semakin menjadi.

"Dad, Billa nga usah sekolah aja yah?" mohon Shinta setelah cukup lama berdiam tanpa suara

ucapan gadis itu sukes membuat semua pasang mata tertuju padanya, bahkan mommynya hampir-hampir mati tersedak karna perkataanya yang tiba-tiba.

daddy awalnya juga kaget tapi secepat kilat menggantinya dengan senyuman "terus kalo Billa nga sekolah, nanti Billa jadi bodoh, terus kalo bodoh kedepannya mau jadi apa?" jelas Daddy perlahan dengan penuh kesabaran

"ya jadi orang gila dong dad!" seru Joshua membuatnya mendapatkan cubitan rasa cabe dari kakak perempuan satu-satunya.

"kemarin Billa baca artikel tentang Home Schooling, sekolahnya tuh dirumah jadinya Billa nga usah cape-cape ke sekolah, bangun pagi-pagi dan Billa bisa lebih fokus karna cuman Billa doang yang diajar. boleh ya Dad, Mom?" jelas Shinta dengan satu tarikan nafas saking bersemangatnya, berharap orangtuanya mau mendengarkan usulannya. 

tidak ketinggalan dengan meniru jurus andalan Joshua saat sedang memohon sesuatu. gadis itu malah sedang mati-matian memasang wajah memelasnya sekarang.

"tidak! home schooling itu mahal!" tegas mommy

mendengar mommy berkata seperti itu membuat wajah gadis bermuka lucu itu kembali tertekuk dalam dengan mata yang mulai buram karna menahan air matanya.

mommy tau putri kesayangannya akan menangis, hati tidak tega namun mommy lebih tidak tega lagi kalau harus mengurung anaknya di dalam rumah sepanjang hidupnya. ini demi masa depannya.

dengan penuh kasih sayang mommy memeluk Shinta yang hendak menangis dan meminta maaf karna sudah membentaknya.

"mommy hanya nga ingin kamu dirumah terus sayang. Terkurung seperti burung di dalam sangkar, burung yang cantik tapi dia harus menghabiskan sepanjang hidupnya dalam sangkar tanpa memperlihatkan pada dunia betapa cantik dirinya. Mommy nga mau kamu seperti burung itu. Billa bisa ngerti maksud mommy kan?" jelas mommy sambil mengelus punggung Shinta memberi ketenangan.

"iya mom, Billa ngerti"

"syukurlah, sana cuci muka lagi masa hari pertama sekolah mata udah bengkak-bengkak" ledek mommy sambil mengacak rambut Shinta yang tergerai indah.

"iihh mommy!!"

               
                   🍀🍀🍀🍀🍀

di dalam mobil Shinta kembali bergelut dengan batinnya sendiri. gadis itu terlalu takut untuk memasuki gedung yang ada didepannya, gedung yang bertuliskan SD Nusa Bakti. gedung yang sederhana, tidak bertingkat namun dihiasi dengan taman dan pepohonan yang berjajar rapi.

sebenarnya gedung ini cukup menyenangkan karena bersih, rapi dan rindang sama sekali tidak ada unsur horrornya namun tetap saja di mata Shinta bagai sebuah medan perang.
dengan hati cemas gadis itu terus menatap gedung sekolah barunya.

Daddy yang melihat pucatnya wajah gadis itu membuatnya kawatir "anak-anak Daddy baik-baik aja kan?" semua hening tidak ada yang menjawab. ternyata bukan cuman Shinta yang tegang disini.

Can You Hear My Heart? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang