Can You Hear My Heart?

Pertemuan

Pagi yang berisik membangukan Shinta dari tidurnya yang lelap. Kemarin benar-benar hari yang melelahkan. Tiap kali pindah rumah pasti seperti ini. Atur sana atur sini, seret sana seret sini untung saja pagi ini pekerjaan yang melelahkan itu sudah berakhir sebagian meski kamarnya sendiri masih seperti gudang.

Gadis itu bangun dan memandang malas kamar barunya yang masih dipenuhi dengan kardus-kardus yang berserakan dimana-mana. setelah selesai mengumpulkan nyawa Shinta akhirnya berjalan ke kamar mandi dengan langkah yang setengah terseret dan mata yang sedikit terpejam. Tak butuh waktu yang lama untuk Shinta menyelesaikan urusan pagi harinya di dalam kamar mandi kini gadis itu keluar dengan wajah yang lebih segar, siap memulai harinya yang baru.

Di meja makan semuanya sudah menunggu untuk sarapan dengan berbagai hidangan pagi. Hari ini Shinta dan Joshua memang belum bersekolah, jadwalnya baru akan di mulai besok jadi mereka berdua berinisiatif untuk berada dirumah sambil mempersiapkan diri memasuki sekolah yang baru lagi.

"Billa sama Joshua besok udah mulai sekolahkan?" Tanya Daddy membuka percakapan

"Iya besok mereka akan mulai aktif sekolah" Jawab mommy sambil sibuk mengolesi roti dengan selai kacang kesukaan Daddy.

Tiba-tiba Daddy mengeluarkan beberapa lembar uang ratusan ribu dari dompetnya dan menyerahkannya pada Shinta dan Joshua membuat kedua bersaudara itu saling bertatap binggung. "Kenapa Dad? prasaan semalam daddy nga terbentur apa-apa deh" Tanya Shinta penasaran. "iya biasanya juga pelit" ucap Joshua menambahkan membuatnya diberkahi pelototan gratis dari mommy nya sedangkan daddy hanya tersenyum tipis melihat interaksi istri dan anak-anaknya.

"Itu untuk keperluan sekolah kalian, kemarin Daddy sempat lihat kalo disekitar sini ada toko buku. daddy rasa kalian butuh buku baru" Jelas Daddy

"Uang itu pakek untuk beli buku bukan untuk jajan" Potong Mommy sambil menatap anak-anaknya tajam

"Tapi sisa kembaliannya untuk kita boleh ya?" balas Joshua memohon. Pasti sisa kembaliannya mau dipakek beli CD PS lagi, kebiasaan.

lama mommy menunjukkan ekspresi berpikirnya, seolah-olah sedang memikirkan sesuatu yang sulit tapi Shinta tau itu hanya di buat-buat "bagi dengan kakak kamu" Jawab mommy akhirnya kalah dengan pesonanya Joshua. Joshua memang paling bisa diandalkan kalo sudah menyangkut bujuk membujuk. Semua pasti tak akan mampu melawan matanya yang bulat kaya kucing dalam film kartun Puss in... apalah namanya.

🍀🍀🍀🍀🍀

"kami pergi ya mom, beli buku!" seru Joshua pamitan pada mommy diambang pintu. sore ini, setelah membantu mommy sedikit dalam mendekor rumah akhirnya Shinta dan Joshua punya kesempatan untuk membeli keperluan sekolah ditoko buku persis seperti apa yang tadi pagi daddynya katakan.

jalanan sore yang sunyi tanpa banyak kendaraan yang berlalu-lalang. Angin yang sejuk dan sinar matahari sore yang hangat membuat siapa saja yang berjalan di jalanan ini tidak akan merasa kelelahan sekalipun harus berjalan jauh. sama seperti kedua bersaudara beda jenis kelamin ini yang memang tengah asik merasakan apa yang disuguhkan oleh alam.

sepanjang perjalanan mereka sama sekali tak mengeluarkan suara. masing-masing dari mereka terlalu sibuk menikmati alam sore yang tidak akan pernah mereka dapatkan di kota-kota besar. sampai akhirnya Shinta merasakan sesuatu yang aneh.

Shinta merasa seperti ada seseorang yang mengikuti mereka dari belakang tapi Shinta terlalu takut untuk melihat menengok. Akhirnya gadis itu menyikut saudaranya "elo sadar nga sih ada yang ngikutin kita dari belakang?" ucap Shinta setengah berbisik.

"nga deh kayaknya" jawab Joshua sambil memutar kepalanya kekanan, kekiri dan akhirnya memutar badannya menghadap arah belakang mereka. seketika itu badan Joshua menjadi kaku "kak, sebaiknya kita lari deh. Cowok yang pakek jaket kulit hitam sama topi hitam yang ada di belakang kita itu kayaknya gengster atau penculik?!" ucap Joshua setelah berhasil membalikkan badannya menghadap ke arah depan lagi.