Pertemuan

2.5K 217 40
                                    

Hari sabtu,
Cuaca cerah , tidak mendung, memang pas untuk dinikmati kebersamaan ini dengan pergi piknik bersama keluarga.
Itu gumam seorang ayah, yang hampir setiap harinya sibuk dengan dokumen dokumen dikantornya,
CEO perusahaan, sebagai posiai dimana dia pemiliknya,
Selalu saja menghabiskan waktunya di kantor daripada dirumah dengan istri kesayangan dan putra cantiknya semata wayang.

Tapi hari ini,
Rencana pergi pikinik bertiga harus tercapai, kalo harus menunggu besok besok tidak tau akan terlaksana atau tidak.

" mama , sudah siap kah membawa makanan dan segala sesuatu yang diperlukan?".
Teriak suami yang sudah siap ready dengan kendaraannya untuk membawa mereka piknik,
Dan rencananya juga menginap semalam saja dan membangun tenda seperti kemah.

" Gun.. ".

" iya pa ".

" ayo turun, apakah sudah siap?".
Tanya papa gun semangat memanggil putra kesayangannya itu.

" aye aye sir, kamera cek, laptop cek".
Gun mengangkat tangannya, memberikan sikap hormat , menandakan dia siap untuk berangkat.

Dalam perjalanan mereka bersenandung,
Gun dengan ceria , bercerita tentang kuliahnya, teman nya, dan kekasihnya.

Semua bahagia,
Saling lempar ledekan.

Ada truk yang melaju cepat,
Tidak menurut dengan lampu lalu lintas,
Datang dengan tiba tiba,
Menabrak mobil gun dengan kencang,
Berguling guling,
Hentakan keras, mobil hancur,
Mobil terlempar dan terbalik.

Seketika semua berubah,
Kecelakaan yang berlangsung sangat cepat, seperkian detik.
Kaca mobil pecah,
Gun berhasil ditolong oleh warga sekitar,
Terlambat untuk mengeluarkan orangtua gun,

Gun setengah tersadar,
Melihat orang tua nya masih didalam mobil,
Lunglai berjalan hendak menolong,
Tubuh gun ditahan beberapa orang disitu,

MELEDAK,
Mobil yang ada didepannya
Terbakar.
Habis.

*****

Gun dengan kemeja putih polos yang kebesaran dengan celana jeans hitam di dengkul robek robek,sepatu running putih bersih berdiri di parkiran depan apartemen megah, menarik nafas panjang,
Gugup memainkan jemari jemarinya, ragu, apakah dia harus kelantai atas roof, atau lebih baik dia membalikkan badan dan berlalu pergi.

Tapi tidak adil buat laki laki itu, kalau gun pergi, melakukannya dua kali?
Sungguh tidak manusiawi.

Malam itu gun terlihat manis,
Wajahnya yang putih,
Mata besar polos berbinar,
Hidung macung dan jangan lupa bibir mungil dan berisi.
Dia memang pria mungil manis, menawan dan membuat siapapun yang melihat ingin menjaga dan melindunginya,
Terlebih dia sekarang sebatang kara, hidup sederhana dengan uang peninggalan orang tua,
Dan hasil dari profit perusahaan
selalu ia terima nya setiap bulan.
Tahun depan diumurnya yang ke dua puluh lima, dia mau tidak mau harus mengambil alih perusahaan Ayahnya yang didirikan dari nol.

Gun dengan langkah ragu , memasuki apartemen yang dimaksud sebagai tempat pertemuan.
Gun masuk kedalam lift, dan naik ke lantai roof.
Sampai di lantai roof,
Pintu lift terbuka.
Gun harus berjalan beberapa langkah untuk mendapatkan pintu roof.
Gun keluar, dia dapati roof ini sudah dihiasai lampu lampu warna warni, menghiasai atap atap,
Dua kursi kayu diberi hiasan taplakkan warna merah,

Meja juga dengan warna yang senada,
Dihias satu candle lilin ditaruh dengan cantik di tengah meja.
Gun terkagum melihat itu.
Satu yang dia tidak ditemukan,
Seseorang itu belum kelihatan kehadirannya.

Gun melihat lihat sekeliling,
Roof yang beratapkan bintang bintang yang dengan genit memainkan cahayanya,
Bulan sabit purnama merona sengan kejinggaannya,
Dan dari sini sudut dimana gun berdiri,
Terlihat jalanan yang dipenuhi lalu lalang mobil, yang terlihat seprti titik titik cahaya yang bergerak.
Gun tersenyum,
Sungguh pemandangan yang indah.
Sudah lama gun tidak keluar di malam hari. Biasanya dia habiskan pagi hari untuk ke cafe, siang mengambil gambar, setelahnya..
Gun menghabiskan banyak dirumah dan bermain dengan laptopnya atau sekedar hanya edit edit foto yang sudah dia ambil.

SILENT GUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang