"Woi! Dengerin aku dulu hei!!!" teriak Kia yang lebih nyaring daripada Ema. Seketika kelas hening dan seperti tidak terjadi apa-apa. Semua mata menuju ke arah Kia yang berada di depan kelas. Wajah itu tampak memerah dan diikuti endusan napas berat. Semua temannya takut melihat ketua kelasnya seperti itu.
"Ta..ta..tadi, guru piket datangi aku pas istirahat." kata Kia perlahan sambil menunduk dengan napas berat disertai gagap-gagap. Teman sekelasnya pun langsung memperhatikan dengan seksama. Mereka menerka-nerka dan betanya-tanya dalam hati apa maksud guru piket mendatangi Kia. Apa kelasnya membuat suatu kerusuhan atau kesalahan lagi yang mengharuskan mereka mengunjungi BK (Bimbingan Konseling) yang mereka datangi setiap beberapa bulan karena kekacauan yang mereka buat. Sudah seperti bayar listrik saja.
"Guru piket langsung bisikin telingaku, terus dia bilang..." seketika semuanya menegang. Takut akan apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Bu Yani berangkat selama dua minggu." ucap Kia pelan. Sekelas masih hening. Tidak ada suara selama beberapa detik setelah ucapan Kia. Teriakan kebahagiaan dan kebanggaan seketika langsung menggelegar seisi kelas. Kumpulan Wira bersorak-sorai bergembira. Cewek-cewek centil kumpulan Intan bercipika-cipiki sambil tertawa. Sedangkan Januar, Linda, dan Nia berdecak kesal. Mereka sudah belajar sejak seminggu lalu, namun tidak membuahkan hasil apa-apa.
Aliya yang tidak peduli dengan informasi itu memilih keluar kelas. Mood-nya menurun setelah bel istirahat tadi berbunyi. Disandarkannya tangannya lalu melipatnya di atas pagar besi yang membatasi koridor atas dengan lapangan bawah. Bibir mungil itu manyun sambil merebahkan ke atas tangannya.
"Ck." suara itupun muncul walau kecil.
Tidak lama setelah berdecak seperti itu, pintu disebelah kelasnya berbunyi. Perlahan anak perempuan dan laki-laki di dalamnya berhamburan keluar. Setelah dilihat, tidak ada gurunya juga. Setahu Aliya, yang mengajar disitu adalah Pak Iman dan dia sedang pergi ke SMP lain untuk melakukan pelatihan Sains.
Aliya memperhatikan satu persatu anak-anak itu berhamburan dan berisik keluar hingga dia menemukan sosok itu lagi.
"HAH?!" kaget yang bisa didefinisikan saat itu.
Badannya bergetar tak karuan. Pikirannya melayang kemana-mana. Nafas yang tersengal tak berirama. Begitu sosok itu menatapnya, segera Aliya lari ke kelas dan segera duduk di bangkunya.
Nafas naik turun seperti melihat anjing sedang mengejarnya. Awa, Ema, dan Kia langsung menghampiri dan melemparinya dengan beribu-ribu pertanyaan.
"Kau kenapa Al? Please dong cerita ke kita-kita. Kita gak bakalan tahu kau kenapa kalau kau gak cerita ke kita." Ema bertanya dengan wajah yang sangat bingung sekali.
"Aku menyukainya."
___________________________________________
Hai.
Akhirnya aku update yeayy.Btw untuk penulisan panggilan kata "kau" dan "aku" itu berdasarkan lokasi aku tinggal, jadi bukan pakai lo-gue.
Maklumi tentang kesalahan kata. Soalnya, author lagi patah hati :(
Ditunggu next nya.
Kira kira, siapa sih Farhan? dan siapa sih sosok mirip Farhan itu????????