Putih Melati

87 3 0
                                    

Pada tahun 1994, saat usiaku 7 tahun.
Aku bersama ayah dan kakak laki-laki ku berkunjung ke rumah kakek di daerah dago bawah, kota Bandung.

Perumahan cukup elite dengan bangunan ala belanda, maklum lah kakek yang kupanggil dengan sebutan "opa" ini sudah berusia hampir satu abad dan beliau sudah menempati rumah tersebut pada tahun 1920an, jaman belanda masih menduduki negara kita.

Singkat cerita, malam pun tiba...
Semua keluarga ku pada asyik nonton pertandingan bola di ruang tengah.
Kecuali aku yang sudah tidak tahan dengan rasa ngantuk dan akhirnya aku pun digendong ayah untuk dibaringkan dikasur di kamar paling belakang rumah.
Aku tidak ingat apa-apa hanya sesekali aku terbangun karena teriakan "Gooooooll!!" dari ruang tengah yang cukup jauh dari kamar yang kutempati...

Ranjang yang kugunakan saat itu seperti ranjang bayi yang dikelilingi besi supaya aku tidak terjatuh, hanya saja ukuran nya besar seperti ukuran orang dewasa.
Untuk menemani tidurku, ayah memasang radio kecil saluran RRI dengan lagu-lagu pop Indonesia lawas...
Sampai suatu ketika...........
Kepalaku mendadak pening dan udara dikamar menjadi sangat dingin, aku mencoba membuka mata namun terasa sangat berat, suara radio yang sesekali terdengar dan hilang seolah dari kejauhan, bau bunga melati perlahan tercium memenuhi ruangan kamar itu.
Sekali lagi kudengar radio yang memutarkan lagu "Putih melati" kemudian menghilang lagi dari pendengaranku... Dan ketika lagu tersebut kembali kudengar, anehnya lagu tersebut kudengar tanpa alat musik apapun, dan yang lebih aneh lagi ketika aku memaksakan membuka mataku ternyata radio yang ditaruh disebelah bantalku mati karena habis batre!
Lagu Putih Melati masih tetap terdengar jelas disertai aroma bunga melati yang semakin menusuk hidungku...

Karena aku masih berusia sangat kecil, aku tidak paham untuk membaca baca doa apapun, yang aku tau adalah aku takut!

Mata ku mulai bisa melihat dengan jelas secara perlahan, aku mencari arah suara wanita yang menyanyikan lagu itu.... sampai pada pengelihatanku mengarah ke bawah kaki ku diujung ranjang, duduklah seorang wanita setengah baya menghunakan kebaya berwarna putih dengan sarungnya berwarna krem, dia sambil menyisir rambutnya yang hitam bergelombang menundukan kepalanya sambil terus melantunkan lagu dengan suaranya yang sangat lembut dan merdu. Diatas telinga kanannya ada sekuntum bunga melati.

Aku hanya dapat melihat tanpa bisa menggerakan anggota badanku, sampai akhirnya wanita berkebaya itu menghentikan nyanyian nya dan dengan sangat perlahan dia mengangkat wajahnya!

Aku mencoba menutup mata tapi tidak bisa, seolah aku dipaksakan melihat setiap kejadian demi kejadian...
Perlahan aku melihat wajah pucat yang ketutup rambut tebalnya itu.
Wajah nya sangat cantik namun pucat seperti kertas!
Kemudian dengan cara mendadak dia mengarahkan kedua tangannya seolah hendak memeluk diriku sambil kudengar dia berkata "bageur, dieu ibu ais..." ( Anak baik, sini ibu gendong..)

Entah kekuatan dari mana akhirnya aku bisa berteriak kencang : "Ayaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhh!!!!!"

Sayangnya tidak ada yang mendengar teriakan ku karena volume tv yang kencang.

Akhirnya aku tidak ingat apa-apa dan semuanya menjadi gelap.....

Pagi nya aku temukan diriku tidur dalam pelukan ayah ku.

Lalu aku mengetahui melalui cerita ayah, bahwa ketika ayah selesai nonton bola dia kekamar dan menemukan aku tidur dilantai, ayah bingung karena dari mana aku bisa turun? Ranjang dikelilingi besi yang di selot dari luar, tidak mungkin anak seusia ku dapat membuka selot tersebut!

Sampai detik ini ayahku pun tidak habis pikir dengan kejadian yang kami alami pada tahun 1994 itu...

PENGELIHATANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang