Bab 3

105 5 1
                                    

~Aku memang harus melakukan hal bodoh, untuk dia tahu siapa aku~
-Gita luna setiawan-

***

"

Si dion"
"Kenapa?"
"udah gua kasih tau ke dia"
"Hah? Serius? Fi sumpah ya gua gak bermaksud untuk bilang begitu."
"Hmm, ya sudahlah woles aja kali, oh iya tadi gua suruh follback instagram lu"

Aku memang sudah follow instagram dia, dan meminta follback di DM, tapi karena aku kurang percaya diri, aku hapus dan aku coment di post dia.

"Serius? Gua tadi gak ngecek handphone sih"
"Iya, tadi dia bilang katanya lu cakep"
" whatt!!!!!"

Aku bener bener gak percaya, aku gak tau lagi harus ngomong apa,aku beku, aku terdiam, dadaku sesak, entah, aku tidak tahu lagi.

"Gak mungkin fi, lu serius ?"
"Serius beneran, pas dia ngeliatan post elu"
"demi apa lu?"
"Gak boleh demi - demi lu"
"Wah, lu bohong ketauan lu ama gua, bohong kan lu?"
"Serius git et dah, yaudah lah kalo lu gak percaya"

Aku benar - benar tidak tahu harus ngomong apa, setidaknya aku senang.
Tapi apakah benar apa yang diomongin rafi?

Entahlah, aku yang senang benar-benar percaya omongan rafi.
Ya gimana lah, orang yang sedang jatuh cinta ternyata di respon.
Ahh, aku tidak tahu lagi apa yang harus aku katakan.

****

Aku sudah tidak sabar untuk sekolah besok,untuk bertemu dia, untuk melihat muka tampan dia,melihat muka dia yang putih bersinar, intinya aku sudah tidak sabar.

Setelah aku selesai renang, aku masih memikirkan perkataan itu, ya, perkataan rafi.

"Akhirnya latihan ini selesai, aku sudah tidak sabar melihat dia besok." Gumamku dalam hati

Benar saja, karena dia, aku jadi tidak focus latihan, aku jadi memikirkan dia, memikirkan kata rafi, apakah benar atau tidak? Aku memikirkan betapa senangnya aku ketemu dia, tapi bagaimana kalau dia tidak seperti apa yang dibayangkan oleh ku?

Entahlah.

hari ini hari jum'at.
Aku datang lebih awal dari biasanya.

"Rosa"
"Apa?"

Rosa adalah temanku yang super duper heboh, apalagi tentang cowok, huhhh
Gak usah diomongin lagi kali ya? Hehe.
Tapi dia pernah sukses jomplangin temennya, dan karena itu aku meminta bantuan kepada dia, untuk....

Ya untuk kamu Dion...
Semua aku perjuangkan untukmu.

"Sa, gue boleh minta tolong enggak? Salamin ke dia ya"
"Siape - siape? dion yang lu ceritain kemaren, yang puuanjanggg lebar itu?"
"Iyaaaa, gua kan udah rencanain sama lu kan untuk salamin dia"
"Iya iya,entar gua salamin sama dia, lu slow ae udehh, ayok ke depan kelas, kan dia biasanya lewat depan kelas kita"
"Ayok dah"ajakku

Aku menunngu dia,menanti dia, berharap untuk melihat muka dia begitu jelas dan lama.

"Mana git? Kagak dateng-dateng tuh orang" katanya sambil menegok-nengok mencari.
"Sabar, dari tadi gua juga nungu dia, gua tau kok dia itu datengnya agak telat, 06.55 dia pasti dateng jam segitu."
"Tau bae lu,hahaha"
"Taulah, gua itu nungguin dia tau, pas awal tertarik sama dia dan semuanya belum gua ceritain ke lu semua, tapi karena gua bener-bener butuh kalian, akhirnya gua ungkapin ke lu semua"

Aku yang sedang ngobrol, melihat ke arah depan, aku melihat dia, dion.
Dion yang diantar naik motor dengan papa nya.

Tunggu, aku melihat anak kecil sedang duduk di depan. itu siapa? Apakah mungkin adiknya?

Gita & DionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang