prolog

322 16 26
                                    

"Ra, ayo kita pacaran!" Ajak Andra yang saat itu tengah duduk di halte bersama Adara, sepulang sekolah sambil memegang tangan kanan cewek yang berada disisinya.

"Hah? Avi ngomong apa?" Tanya Adara dengan memperlihatkan wajah bingungnya.

"Ayo kita pacaran, Gue suka lo"

"Suka?"

"Iya. lo lucu, gue jadi suka"

Adara menarik tangannya yang sedang digenggam Andra sambil memperlihatkan jajaran gigi putihnya yang rapi setelah itu ia memeluk erat boneka Panda berukuran kecil kesayangannya yang selalu ia bawa kemana-mana.

"Kalau aku ga lucu lagi, apa kamu masih suka sama aku?" Tanyanya begitu polos.

"Masih, kan gue suka lo, kalau gue suka berarti gue sayang juga sama lo"

Adara mengaguk-angkukan kepalanya, lucu.

"Ara sayang Avi ga?" Tanya cowok itu sambil menatap mata Adara.

"Sayang" jawab Adara tanpa berfikir lagi.

"Jadi, sekarang Ara pacarnya Avi ya"

"Oke, sekarang Avi pacarnya Ara" ucap Adara mengikuti Andra.

"Tapi Ara ga boleh bilang ke temen-temen di sekolah kalau kita pacaran" Andra kembali memegang tangan Adara

Adara menoleh ke arah Andra, bingung dengan perkataan yang Andra ucapkan "kenapa? Temen-temen Ara kalau pacaran selalu bilang ke Ara, masa Ara ga boleh"

"Ga papa, pokonya Ara ga boleh bilang, oke? Kalau Ara nurut sama Avi nanti besok Avi beliin boneka buat Ara, mau ga?"

Ara mengangguk mengiyakan perintah dari sang pacar "Avi ga bohong kan?"

"Mana bisa gue bohong sama lo" ucap Andra sambil mengacak gemas rambut Adara.

"Oke, aku bakal nurut" Adara tersenyum lucu.

"Bagus" Andra menepuk pipi Adara pelan "Kalau gitu sekarang kita pulang?"

Adara menolehkan kepalanya menatap jalan "bunda belum jemput".

"Bareng gue aja, sekarang kan lo pacar gue"

"Jalan? Ga mau, aku suka pegel kalau jalan dari sekolah ke rumah" Adara memajukan bibir bawahnya.

"Gue bawa sepeda ko"

"Mana?"

"Di dalem sekolah. tunggu bentar, gue ambil sepedanya dulu, lo jangan kemana-mana" Andra bangkit dari duduknya.

"Oke, jangan lama-lama ya" ucapnya yang di balas dengan anggukan Andra.

Andra segera berlari masuk kedalam sekolah, mengambil sepedanya yang sengaja ia tinggal demi untuk menemani Adara yang menunggu di jemput Bundanya.

"Ayo naik" perintahnya setelah ia kembali di hadapan Adara sambil menaiki sepeda.

Adara menurut, senyum mengembang di bibirnya. Kemudian kedua anak SMP yang berbeda umur itu pergi meninggalkan halte sekolah.

Semoga suka:) sama cerita abal-abal w.
Hihihii

Janngan lupa coment yaa:v

ChildishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang