BAB 2

83 22 6
                                    

"Crissy! Crissy!" aku mendengar teriakan Marie dari luar pintu kamar.

Marie segera membuka kenop pintu dan menutup nya dengan keras.
"Hei pelan saja" aku mencoba menenangkan nya.

"Ada apa?" aku bertanya dan mengelus punggung nya agar ia merasa tenang.

"Kota Endless diserang zombie" Marie menatap dengan tatapan yang sedih.

"Apa! lalu orang tua mu?" aku tersentak kaget karna ini bukanlah kabar yang baik.

"Aku tidak tinggal bersama orang tua ku. Tetapi kakek dan nenek ku. Crissy bantulah aku!" Marie menangis dan ia segera memeluk ku.

"T-tapi, baiklah akan ku coba" aku segera melepaskan pelukan nya dan menghapus air mata nya.

"Maksud mu? aku tidak terlalu serius Cris, apa kau akan membantuku?" Marie tersenyum dengan raut wajah yang kembali normal.

"Iya, tentu. Aku bisa memanah mungkin itu dapat membantu" Aku segera beranjak dari kasur dan membuka lemari.

Seperti nya ibu pernah membawakan ku sebuah panah dengan anak panah. Aku memang sering berlatih memanah untuk bela diri. Seperti yang diajarkan oleh ayah.

"Tapi bagaimana?" Marie berjalan ke arah ku dan menepuk pundak ku.

"Bagaimana pun cara nya. Tanpa sepengetahuan semua orang" aku langsung mengeluarkan panah dan anak panah ku. Lalu segera menutup lemari.

"Aku ikut membantu" Marie berjalan ke lemari nya dan mengambil sesuatu.

"Aku juga bisa bela diri dengan buku ini. Aku seorang penyihir dan hanya seorang penyihir mantra" Marie segera duduk di kasur dan menatap ku dalam dalam.

"Kita akan pergi kapan?" Marie bertanya kepada ku dan berhasil membuyarkan lamunan ku.

"Nanti malam. Kita melewati jendela dan pergi dari asrama" aku menatap jendela yang cukup besar di samping tempat tidurku.

"Baiklah, ingat! hanya kita dan tanpa Annie sedikit pun" Marie kembali tersenyum miring ke arah ku.

Kami hanya tinggal menunggu malam hari dan lagi pula ini sudah pukul 17.00 sore dan pelajaran berakhir pukul 16.00 setelah itu siswa boleh beristirahat.

Malam pun tiba

Aku segera beranjak turun dari kasur dan membangunkan Marie yang masih tertidur pulas.

"Mar, bangunlah" bisik ku tepat di telinga nya.

"Apa!" Marie langsung melompat turun dari kasur.

"Stttt diamlah!" aku mengerutkan alis ku dan meletakkan jari telunjuk tepat di depan mulut ku.

"Maaf" Marie segera mengambil buku mantra dan kami pergi melalui jendela.

"Kita harus berhati hati disini banyak penjaga" Marie menarik tangan ku dan berjalan mengendap ngendap.

Sraakk

Tidak sengaja aku menendang botol kaleng di rumput di samping tong sampah.

"Siapa itu!" senter penjaga mulai mendekati kami. Kami segera berlari pelan. Dan sudah jauh meninggalkan tempat itu.

Akhirnya kami sampai di depan gerbang asrama. Namun nihil gerbang ini terkunci.

"Cris, kau bisa menunggu disini kan? aku akan mengambil kunci dari penjaga" Marie melangkah pergi sebelum aku berbicara.

"Lari!!" aku mendengar suara Marie dan suara anjing gila di sekolah.

"Cepat" aku menarik Marie dan segera membuka gerbang sekolah.

SALVADORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang