01. Tahun Lalu

7 0 0
                                    

Aku masih ingat sore itu, semburat cahaya senja di langit menerobos celah jendela kaca toko perlengkapan
alat lukis.

Aku memilah-milah beberapa kanvas di hadapanku ,memilih beberapa kanvas berukuran besar untuk kugunakan sebagai sarana melukis ku dan beberapa pesanan dari customerku. dan selang beberapa menit berlalu aku keluar toko dengan kewalahan membawa semua barang-barang ku ini.

kanvas berukuran agak besar aku bawa dan kutempelkan di dadaku sembari membawa beberapa plastik belanjaan yg lain.

aku berjalan dengan tergesa-gesa karena temanku yg sedari tadi di tempat parkir terus menelepon agar aku cepat untuk belanja dan pulang.

aku melewati sederet toko, karena toko perlengkapan lukis ku tadi lumayan jauh dari tempat parkir.

Dan tiba-tiba saja "bruuuuakkk"  aku terjatuh bersama laki-laki yg baru saja keluar menutup pintu kaca toko di depanku.
barang-barang ku berantakan juga dengan barang-barang miliknya dilantai..
"Aww, pergelangan kaki aku sakit banget " ucapku sambil merasakan sakit yg teramat.

"Eh sorry-sorry, gue nggak sengaja nabrak lo, gue nggak liat ada lo dibelakang gue" ucap laki-laki itu sambil memeriksa kaki ku.

"Aduh, kaki lo kayaknya terkilir nih, gue gabisa mijitnya lagi " ucapnya gelisah sambil menatap wajahku.

Deeeg... Aku kenal wajah itu, Laki-laki itu. Apa ia masih ingat aku? tapi sepertinya ia tidak mengingatku, ia lupa dengan wajahku setelah beberapa tahun berlalu.
Aku bahkan berteman dengan nya di aplikasi sosial media. "Awww, sakit.." aku berteriak saat dia mencoba memijit kaki ku.
"Sorry, aduh rumah lo mana? biar gue anterin" ucap Alan, nama laki-laki itu sambil membereskan barang-barang ku .

"Ehh nggak usah kak, aku kesini sama temen aku kok. Dia lagi nunggu di parkiran " jawabku.

"yaudah, sini gue mapah  anterin lo nyampe parkiran , sorry banget sekali lagi ya gue" alan meraih tanganku, membantuku berdiri .

"Gapapa kak, lagian juga ngga sengaja" ucapku sambil tersenyum malu.

Sesampai di parkiran, Laila temenku heboh sendiri liat aku di papah oleh kak Alan.

"Raniyaaa, aduh kenapa lo meringis kesakitan gitu, panas, kesurupan, atau kurang makan lagi Sampe di papah kak Alan??" Bisa-bisanya laila ngebanyol disaat seperti ini ya allah. 

"Ehh, ternyata laila temen kamu?" Tanya kak Alan padaku gak nyangka ketemu Laila, Adik kelasnya waktu Sma dulu.

"Yailah, masak kak alan gainget raniya sih?? Raniya amizah murid kelas 2, Adek kelas nya kak Alan dulu, Diva yg dulu suka dapat peringkat 1 trus di kelas" Laila mencoba menjelaskan.

"Owalah, kamu raa?? ga nyangka kalo ini kamu. soalnya beda banget sama yg dulu, " Ucap kak alan menatapku intens.

"Emang bedanya dimana" tanya ku polos.

"lebih cantikkan sekarang kamu ra,Haha " Kak Alan tertawa renyah.

"Ihhhh ciyeee, bisa aja kak alan nih ciyee2 ati-ati naksir loh " Laila mulai meledek.

Dan hatiku, jantungku serasa berlari dengan ritme keras.

Sejak pertemuan itu, Kak Alan sering nge chat aku. Beberapa kali menengok aku, memastikan kaki ku masih sakit atau nggak.
 
  Seperti saat ini, dia lagi nemenin aku melukis di samping rumah. Aku mulai melukis potret pemandangan gunung dengan rimbun nya hutan yg indah.

"Sejak kapan suka melukis raa??" tanya kak Alan. Aku memalingkan wajah menatapnya sambil tersenyum,

"Sejak Smp kak"

"Eumm, Kenapa dulu pindah sekolah Ra? Padahal dulu kan peringkat kamu bagus di kelas dan kamu bisa dapet beasiswa loh karena kepandaian kamu " Kak alan mulai duduk di depanku penasaran.

"Ya karena dulu harus ikut ayah aku pindah kerja diluar kota kak, jadi gabisa nerusin sekolah disini" Aku menjawabnya pelan.

"kamu banyak berubah ya ra" kak alan tertegun memandangku.

"Kamu terlihat anggun,dewasa, dan mandiri ,salut aku sama kamu" Alan mencoba meraih tanganku.
Dan kini detak jantungku tak beraturan memandang nya, apalagi tangannya mulai menggenggam tanganku.

"Aku sayang kamu Raniya, aku harap kamu mau jadi seseorang yg spesial di hati aku, hari ini, esok dan selamanya "

"Mau kan ra, jadi kekasih aku " Kak Alan mulai menatapku intens memastikan aku menggangguk dan ternsenyum berkata "Iya " Aku mengangguk bahagia.

Alan Rahardian.
Dia adalah sosok  kakak kelas yg dulu pernah aku kagumi di sekolah dulu, sebelum aku pindah ke jawa timur.

Kak Alan memiliki postur tubuh yg tinggi, Dulunya dia Aktif di beberapa kegiatan ekstrakurikuler. Dia pintar, ramah, cakap, yg membuatnya mudah memiliki banyak teman dan disukai para guru.

Dan sampai sekarang Kak Alan masih menekuni bidang nya..
Musik. sekaligus Dia Vokalis dalam grup band yg ia bentuk beberapa tahun lalu.

R.A Skaustik.  nama Band Dia yg sekarang ini sedang populer dan banyak digemari para kawula muda di kota ini.
Dan kak alan sendiri memiliki banyak penggemar perempuan yg sangat mengagumi nya. Karena memang Kak Alan terlihat tampan dengan lesung pipinya di umur 23 ini.

Dan aku hanyalah Raniya amizah, Perempuan berambut panjang ,penyuka senja dan aku suka sekali melukis yg hingga ini kujadikan sebagai pekerjaan tetapku.

My Sketch HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang