Kita mulai semuanya dari sini, di koridor kanan lantai pertama. Saat itu, kau menabrakku. Aku kesal terhadapmu, kau juga di situ marah.
Ternyata, kita berdua sekelas. Sulit untuk menerima bahwa kita sekelas ternyata tak cukup sampai di situ, kita bahkan duduk satu meja.
Keributan yang berasal dari hal-hal kecil yang kita buat selalu menjadi warna untuk ingatanku. Awalnya kupikir kita akan terus saling mengolok-olok, saling membenci, dan mungkin tak akan pernah memikirkan perasaan aneh yang bernama cinta.
Namun nyatanya, seiring berjalannya waktu, kau berada di dekatku membuatku tenang. Bila kau jauh, kau selalu memenuhi ingatanku.
Aku harap ini bukan cinta. Karena aku tahu, hubungan kita tak mungkin bisa sampai sejauh itu. Hei! Kita musuh, kan? Orang mana yang mau jatuh cinta dengan musuhnya sendiri?
Percayalah, kita selalu bertengkar. Lalu kenapa kau berhasil membuat perasaan aneh ini tersangkut dalam hatiku?
Lalu, ketakutan yang aku miliki terjadi. Aku jatuh cinta, tersakiti, dan menjauh. See?
Selamat, aku membencimu.
-
[24 oktober 2017]
Saat itu adalah saat yang kutakuti.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Girl
Teen FictionKita musuh kan? Seharusnya perasaan aneh ini tidak terjangkit di hatiku. Kita bahkan bertengkar setiap hari,setiap saat,bahkan dimanapun dan kapanpun. Pertemuan kita bisa dibilang kurang baik. Awalnya saja kita sudah saling membenci,haha aku ingin t...