Tak bisakah kau melihatku aku tulus menyukaimu, tapi kau tidak pernah melihatku, bahkan kau selalu menyiksaku, apa salahku? hingga kau begitu benci padaku. -Andine
*
*
*
PRANG…… Hendra pemuda tampan itu membuang semua makanan yang tersedia di meja makan di depannya karena tidak cocok dengan seleranya.
“APA KALIAN SEMUA TIDAK BISA MASAK HAHH…”
pekikan kemarahaan yang keluar dari mulut Hendra membuat semua pelayan yang ada di tempat itu begitu ketakutan dengan temperamental tuan muda yang begitu mengerikan, tidak ada yang berani melawannya bahkan Hendra tidak segan-segan memecat pelayan yang tidak sesuai dengan kriterianya.
“KENAPA CUMA DIAM HAHH APA KALIAN TIDAK PUNYA MULUT….”.
Hendra begitu marah karena tak da seorangpun yang menjawab pertanyaannya.
Bentakan yang begitu mengerikan itulah kira –kira isi hati dari pelayan yang ada di situ
“SIAPA YANG MEMASAK CEPAT JAWAB APA KALIAN TULI”
"No..no..nona Andine tuan"
dengan gemetaran maid yang ada paling dekat dengan Hendra menjawab sambil menunduk.
Mendengar nama Andine membuat amarah Hendra semakin memuncak emosinya sudah berada di ubun-ubun.“WANITA SIALAN “ makinya
“PANGIL DIA” .
Hendra mengepalkan tangannya dengan kuat sampai kuku-kukunya memutih dia begitu benci terhadap wanita itu, wanita yang sungguh memuakkan baginya.
Seorang maid lari tergopoh-gopoh menuju ke taman belakang yang terdapat di mension mewah itu.
"Nyo..nyonya" Herim nama maid itu memanggil Andine yang lagi asik bermain air yang ada di kolam belakang mension tersebut, dengan perasaan cemas.
Andine menuleh melihat Herim yang begitu pucat, membuat alis Andine mengkerut
“ ada apa Herim??” pertanyaan heran dari suara lembut itu akhirnya keluar dari mulut Andine yang merah seperti delima.
"Nyonya di paggil tuan Hendra" herim memberi tau makasud kedatangannya menemui majikannya itu.
Dengan perasaan cemas Andine buru-buru berlari menuju ruang makan. sesampainya di sana Andine begitu ketakutan. Hendra melihatnya dengan mata yang menyala penuh ke bencian dan makanan yang di masaknya dengan sepenuh hati kini sudah tidak berbentuk lagi.“KAU MAU MEMBUNUHKU HAHH".
bentakan yang keluar dari mulut Hendra membuat Andine gemeteran, apa lagi sekarang Hendra berjalan menuju ke arahnya dengan kemarahan yang begitu membara.
Sontak kejadian tersebut membuat pelayan yang ada di situ begitu iba terhadap nyonya yang begitu baik terhadap mereka. mereka sungguh kasihan terhadap nyonya mereka yang mendapat perlakuan yang begitu buruk.
Hendra terus berjalan dan makin mendekat ke arah Andine. sontak hal tersebut membuat Andine semakin ketakutan dan gemetar, tanpa sadar Andine terus berjalan mundur dan membentur tembok. Andine begitu ketakutan terhadap Hendra yang ada di depannya, yang menatapnya dengan pandangan membunuh
"DEG".
Hendra terpaku melihat wajah Andine yang begitu merah bahkan banyak jejak jejak air mata yang sudah keluar dari mata indahnya. Air mata itu mengingatkannya dengan mimpi yang dialaminya, serta pesan ibunya untuk menjaga Andine. Hendra merasa berdosa karena tidak mengikuti apa yang ibunya inginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Will Always Love You
Historia CortaTak bisakah kau melihatku aku tulus menyukaimu, tapi kau tidak pernah melihatku, bahkan kau selalu menyiksaku, apa salahku? hingga kau begitu benci padaku. -Andine