Aku sedang menonton tv diruang keluarga sambil ditemani cemilan tapi suara pintu terbuka mengalihkan perhatianku. Yup bunda baru saja pulang.
"Bunda abis dari rumah sakit? Gimana keadaan nenek?" Tanyaku ketika bunda menghampiriku yang sedang bersandar disofa, melepas jaket lalu duduk disampingku."Alhamdulillah, nenek udah sehatan. Oiya nes.."
Ah aku sudah tau bunda akan ngomong apa. Tapi aku berusaha pura pura tidak tau hm..
"Apa bun?"
"Besok kamu libur kuliah kan?"
Nah kan, bener firasatku kan."Iya, terus..?"
"Besok gantiin bunda dulu ya jagain nenek, bunda ada urusan sebentar. Boleh kan boleh? Ya nesya? Nesya anak bunda yang paling cantik" Ucap bunda sambil memasang puppy eyes ala ala, tuh kan bener aku yang melihatnya bergidik ngeri. Bisa bisanya bunda memasang wajah seperti itu. Geezzz
"Bunda ih ga ush sok imut kaya gitu, geli tau gak liatnya." Ucapku smbil mengalihkan pandanganku kembali ke tv.
"Mau kan nes? Nenek juga kangen sama kamu lhoo."
"Iya bunda aku mau, bunda ga lama kan perginya?" Tanyaku lagi smbil menghadap bunda.
"Iya bunda ngga lama ko." Aku langsung tersenyum, lalu mencium pipi bunda. Dan beranjak pergi dari sofa.
"Nes mau kemana? Temenin bunda nonton tv dulu."
"Aku mau tidur bun biar besok gak telat bangunnya." Ucapku smbil berjalan menaiki anak tangga. Tapi baru satu tangga aku berjalan bunda berbicara lagi dengan nada so-cute nya itu.
"Nesya bunda ga mau nonton tv sendirian. Temenin bunda dulu, please" ucap bunda ah rasanya aku mual mendengar suara bunda. Bingung kenapa aku punya bunda yang amat gesrek. "Assalamualaikum" suara cowok yang tidak lain ayahku yang sangat tampan. Ayah memang penyelamat.
"Waalaikumsalam" ucapku berbarengan dengan bunda, ya ayahku yang amat tampan dan penyelamat orang orang karna ayahku seorang dokter. Ayah bekerja dirumah sakit yang sama tempat nenek dirawat, kadang juga ayah yang mengecek keadaan nenek walaupun sebenarnya bukan ayah yg menangani nenek. Dan tentu saja bukan hanya penyelamat orang lain, saat ini juga detik ini juga ayah menyelamatkanku dari bunda. Aku langsung berlari ke arah ayah dan memeluknya.
"Eh ada apa ini? Pake acara peluk peluk ayah segala." Ucap ayahku mengusap puncak kepalaku, aku langsung mendongak melihatnya ayah langsung mencium pipi dan tersenyum kepadaku.
"Makasih ayah, ayah emg penyelamat aku, my hero. Hehehe." Ucapku sambil cengengesan, ayah yang mendengarnya hanya menggelengkan kepalanya tidak mengerti dengan apa yang aku bicarakan. Aku berjalan sambil memeluk ayah ke arah ruang keluarga tempat dimana bunda sedang memanggil manggil namaku.
"Nesyaaaaaa" panggil bunda manja. Aku yang mendengarnga membuang nafas asal
"Ayah tolong nesya, lihat bunda tuh kaya anak kecil, nesya mau tidur, besok nesya harus ke rumah sakit mau jagain nenek." Ucapku kesal.
"Bunda ih jangan kaya gitu, nesya kesel ah sama bunda." Bunda dan ayah yang melihatku kesal tertawa terbahak bahak.
"Ngejailin kamu tuh emg paling ampuh deh" ucap bunda yang masih diiringi tawa dan ayah juga sama. Aku makin kesal, emang bunda selalu begini. Aku memgembungkan pipiku kesal. Lalu berjalan ke arah tangga.
"Jangan manggil nesya pake suara so-cute kaya gitu lagi, dan ayah jagain bunda, jangan berbuat yang macem macem apalagi smpe bikin adek, aku gak mau. Dah aku mau tidur bhay"
"Kenapa emg? kan biar nesya ada temennya dirumah." Ucap ayah sambil mencium pipi bunda dengan muka yang, ahsudahlah.
"Dasar manusia vulgar." Desisku pelan sambil berjalan ke kamar ku dilantai atas. Aku menutup pintu kamar dan langsung menjatuhkan diri ke atas tempat tidur berukuran king size. Dan aku pun masuk ke dalam dunia mimpi.
08.00
Aku terbangun karena mendengar bunyi alarm dihapeku. Rasanya enggan membuka mata dan bangun. Aku mencari cari hapeku yang aku taro dinakas smping tempat tidurku.
"Ah elah, mana sih hapenya." Ucapku berusaha mencari tanpa mengubah posisiku*gubraakk*
"Aww, sakit." Ringis ku sambil bangun dan mengusap ngusap bokongku.
"Dasar hape kupret, gua jadi jatoh kan gara gara lu." Rutukku seakan akan hape itu mendengar celotehan dari mulutku. Aku menaruh hapeku diatas meja rias dan langsung beranjak ke kamar mandi. 15 menit berkutat dengan air aku pun selesai dan langsung rapih rapih. Aku hanya memakai kaus pendek, rok sebawah lutut dan flat shoes bewarna senada dengan kaosku. Tak lupa juga polesan make up natural, rambut ku yg ikal diujung sengaja aku gerai.
"Selesai." Ucapku sambil melihat pantulan wajah ku dicermin.
Aku langsung turun ke bawah.
"Bunda, bundaaa." Aku mencari bunda tapi gak ada, aku beralih melihat secarik kertas diatas bar dapur.'Bawa ini untuk nenek dan ayah, sarapan kamu udah bunda siapkan didalam itu, langsung berangkat ke rumah sakit. Hati hati dijalan sweet heart.'
Aku langsung mengambil paper bag yg berisi makanan tersebut dan langsung pergi. Memang dirumah yang cukup besar ini tidak ada satu pembantu pun yang membantu kami. Menurut ayah dan bunda kalau masih bisa dikerjakan sendiri kenapa harus menyuruh orang lain. 15 menit aku pun sampai dirumah sakit. Aku membawa mobil sendiri dan eitss tenang saja aku sudah punya sim, ayah tidak akan memperbolehkanku membawa kendaraan apapun kalau aku belum punya sim.
Aku keluar dari mobil tak lupa membawa paper bag yang berisikan makan yang dititipkan bunda kepadaku. Aku langsung memencet tanda kunci dialarm mobil dan masuk. Aku berjalan pelan sambik memasukan kunci mobil kedalam tas tanpa memperhatikan jalan didepan. Dan seorang laki laki menabrakku seketika dan membuat makanan yang aku bawa terjatuh.
"Ya ampun, makanan gue." Ucapku sambil merapihkan kotak makan yang keluar dari dalam paper bag, beruntung ngga tumpah makanannya. Pria itu juga ikut membantuku merapihkan kotak.
"Maaf, saya sedang buru buru." Ucapnya langsung berlalu pergi. Aku mendengus kesal melihatnya.
"Kalau minta maaf tuh liat muka orangnya" celotehku sendiri, kesal dengan tingkah pria tadi. Aku pun langsung berdiri dan merapihkan baju. Berjalan dengan raut wajah kesal dan jengkel.
First story ya maaf kalau masih ada yang kurang hehe 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
My Doctor
RomanceReenesya Maurika gadis berusia 18 tahun yang selalu ceria. bertemu dengan seorang dokter aldyas yang sangat menyebalkan ketika sedang menemani neneknya yang sakit. gadis yang akrab di panggil nesya amat sangat membenci dokter tersebut karena selalu...