TIGA

7K 247 0
                                    

Happy reading😄
.
.
.
.

Aku pun langsung bangkit dari tempat dudukku. Dan mengambil tas yang aku taro dinakas. Bunda, ayah dan nenek termasuk juga dokter ga jelas yang udah merusak suasana hati aku masih sibuk berbincang-bincang. Entahlah apa yang diperbincangkan aku pun juga gak mau tau.

"Nes kamu mau kemana?" Tanya ayah dengan suara lembut, ya inilah strategi jitu ayah yang paling ampuh

Aku yang sudah mengambil tas hendak ingin pergi berbalik menatap mereka yang juga balas menatapku dengan tatapan bingung, aku pun hanya mendengus sebal.

"Ga tau, semaunya kaki aku aja pergi kemana." Ucapku cuek, moodku benar-benar hancur gara gara keberadaan dokter itu apalagi harus bertatapan terus bisa-bisa makin ancur.

"Udah disini aja dulu nes, baru juga dateng" ucap ayah masih dengan nada yang sama. Strategi emang strategi biar bisa meluluhkan hatiku.

"Aku ga mau disini, aku mau keluar." Ucapku sambil hendak pergi

"Kenapa kamu ga suka saya ada disini?"

Yaak pertanyaan itu mampu membuatku berhenti seketika, alhasil aku langsung berbalik badan lagi, memandang dokter tersebut dengan kesal.

"Kalo iya emang kenapa? Masalah emang?" Tanyaku dengan nada kesal

"Perasaan saya gak ganggu kamu deh dari tadi juga. Yang ada juga kamu yang ganggu dengan nyerang saya tiba-tiba" ucapnya sambil menaruh tempat cake buatan bunda diatas nakas. Yaa aku yakin itu cake udah habis tak bersisa. Aku melihatnya dengan tatapan sinis, dan sebaliknya dia juga menatapku dengan sangat intens. Aku membuang nafas asal dan kembali menaruh tasku dimeja bawah tv.

"Kenapa, heum? Ga jadi pergi? Katanya tadi ga suka, kalo emang ga suka yaudah silahkan kamu keluar dari sini, saya gak mau pasien disini terganggu gara-gara kamu teriak kaya tadi" ucapnya sambil merapihkan jas putih yang dia pakai.

'Sabar nes sabar, emang lagi sial aja hari ini.' Batinku sambil berusaha bersabar menahan cobaan yang amat sangat berat.

Aku melihat ayah, bunda, dan nenek tidak ada satupun dari mereka yang membelaku. Mereka malah terkikik geli melihatku berdebat dengan dokter ga jelas ini. Nyesel juga kenapa harus dateng ke rumah sakit. Aku mengambil tasku kembali.

"Bun, yah, nek aku mau pergi aja deh, udah ada bunda juga. Tugas aku udah selesai." Ucapku sambil memaksakan senyum.

"Dan buat dr. Aldyas saya minta maaf kalo saya sudah buat keributan yang menggangu kenyamanan pasien. Oiya lain kali kalo jalan pakai mata ya dok, dan minta maaf liat orangnya."ucapku sambil tersenyum kearahnya dengan menekankan kalimat tersebut.

"Oiya, dad don't forget kita masih punya urusan dirumah, permisi. Assalamualaikum" ancamku dengan senyuman devil. Ayah hanya melihatku dengan tatapan tersenyum mengerti.

"Waalaikumsalam" ucap mereka kompak. Aku pun berjalan ke pintu tapi aku berhenti sejenak dan kembali berbalik.

"Pemeriksaannya sudah selesaikan? dokter kenapa masih disitu? Ngga keluar? Apa mau saya laporkan ke direktur rumah sakit ini perihal dokter yang melalaikan tugasnya?" Ucapku sambil tersenyum devil dan langsung keluar dari ruangan nenek.

Aku berjalan sambil menghentakan kaki kesal, tidak peduli mata mata di sekitarku melihatku dengan tatapan aneh. Tapi aku berfikir sepertinya aku dulu pernah melihat dokter itu tapi dimna?

"Kayanya gue pernah ngeliat deh, tapi dimna? Ko gue lupa ya?" Ucapku pelan smbil terus berjalan tanpa melihat aku berjalan ke arah mana, tiba tiba seseorang menarik kaosku dari belakang hingga badanku tertarik ke belakang. Dengan perasaan kesal aku langsung berbalik badan dan berbicara dengan nada kesal

"Apaan si narik narik, ga sopan banget jadi ora-" ucapanku terputus karna melihat siapa yang menarik kaosku dengan seenaknya. Melihat mukanya semakin membuatku kesal, rasanya emosiku sudah naik ke ubun-ubun

" ELOO!!"

Ty, don't forget vote and comment😊

My DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang