December 2010.
"Ayo, pakai kostummu sekarang atau kita akan terlambat naik ke atas panggung." oceh Danielle pada rekan kerjanya yang sedari tadi sibuk bermain dengan ponselnya. Temannya pun langsung meletakkan ponselnya lalu beranjak ke ruang ganti. Danielle pun memoleskan lip-gloss nya sekali lagi, lalu memastikkan tata rias dan rambutnya sudah rapi.
Saatnya tampil, good luck Dan, batinnya sendiri.
***
"Liam, kau ingin menggunakan yang ini atau yang ini?" kata salah seorang tata busana dari ajang pencarian bakat The X Factor kepada salah satu anggota Boyband One Direction, Liam Payne sambil menunjukkan 2 baju yang berbeda warna dan model. "Aku pilih yang ini." jawab Liam menunjuk baju dengan model kaos yang dibalut jaket lagi diluarnya. Liam pun mengambil bajunya dan bergegas ke ruang ganti.
"Li, kau sudah selesai atau belum?" tanya Louis, teman se-bandnya dari luar ruang ganti.
"Ya, aku sudah selesai." Jawab Liam seraya keluar dari ruang ganti. "Come on, bud. Saatnya kita tampil!" Seru Louis sambil menepuk bahu temannya itu.
Setelah menunggu giliran dari peserta yang memakai background dancer, kini giliran boyband yang sudah ditunggu-tunggu itu, One Direction. Saat Liam hendak naik ke atas panggung, tak sengaja ia menyenggol bahu seorang penari latar yang hendak turun.
"I'm sorry." kata Liam lalu dibalas senyuman manis dari penari berparas cantik dan rambut keriting itu, mata Liam melihat matanya. Tapi, Liam segera dibangunkan dari pikirannya karena telinganya ditarik oleh Harry, teman se-bandnya yang sedaritadi berada dibelakangnya. Sial, batin Liam.
***
"Kau lihat anggota personil bernama Zayn Malik tadi? Astaga ia yang paling memukau diantara teman-temannya!" Sahut salah seorang teman Danielle.
"Tidak, aku lebih suka yang berambut seperti Justin Bieber. Berambut coklat muda berkilau, kau tidak lihat?" ucap Danielle, sambil mengingat-ingat. "Sebentar, Liem, Liam Payno, Liam Payne! Yang kau maksud Liam Payne, kan?" ucap temannya yang lain.
"Ya, Liam Payne. Dia yang menurutku paling memukau dan ramah." ucap Danielle sambil memutar memorinya saat Liam menyenggolnya tadi. "Apakah kau ingin berkenalan dengan mereka, Dan?" ucap temannya yang berada diambang pintu.
"Aku kenal dengan Harry, dia teman sepupuku." Jelasnya lagi. Sontak Danielle menganggukan kepalanya semangat. "Aku penggemar berat dari One Direction sekarang!" ujar Danielle dan disambut tawaan temannya yang lain.
Danielle mengikuti temannya hingga sampai ke ruang bertuliskan 'ONE DIRECTION - Yang Tidak Berkepentingan Dilarang Masuk'
Will, teman Danielle yang ingin memperkenalkannya mengetuk pintu tersebut. Dan tampaklah Pria yang kira-kira tingginya 180 cm dengan rambut keritingnya yang khas, Harry Styles. "Oh, Hi Harry. Aku hanya ingin membantu temanku, dia penggemar berat kalian." Ujar Will yang disambut dengan injakan converse milik Danielle.
"Masuklah, kalian penari yang tadi, kan?" ujar Harry sambil memberikkan cengirannya. Danielle mengangguk-kan kepalanya lalu masuk saat Harry membukakan pintu untuknya. Merasa tidak ada Will, Danielle tersadar bahwa Will hanya 'mengantarkannya' saja.
Sial! awas kau Will, batin Danielle.
"Liam, cepatlah keluar dari kamar mandi itu, bodoh. Kau akan suka ini!" teriak Harry yang berada disebelah Danielle. "Aku akan keluar, memangnya ada a..pa?" Liam berhenti bicara saat ia mendapati gadis itu disebelahnya Harry.
"Oh. Hi?" kata Liam kikuk. "Danielle." ia menjulurkan tangannya dan disambut oleh tangan Liam.
Oh, her eyes her eyes
Make the Stars look like they're not shining
Her hair her hair
Falls perfectly without her-
"Ehem." Harry membuyarkan lagu di otak Liam yang langsung berputar begitu saja, Liam buru-buru melepaskan tangannya dari tangan Danielle. Sedangkan Danielle hanya tersenyum malu. Harry tahu momen itu yang ditunggu Liam, jadi ia sengaja meninggalkan mereka berdua dengan alasan panggilan alam.
Percakapan dimulai dari suara Liam yang menanyakan profil Danielle sedikit lebih dalam, seperti menanyakan umur, tanggal lahir, tempat tinggal dan sebagainya. Batin keduanya merasa bahwa percakapan mereka tidak canggung sekali, karena begitu mengobrol dan bergurau, mereka sudah diselimuti rasa nyaman, walaupun mereka tak berkata itu dalam dunia nyata. Mereka sudah saling tukar nomor telepon dan pada akhirnya,
"Dan, err .. apakah kau kosong sabtu ini?" tanya Liam.
"Ya, ya, aku bebas sabtu ini. Ada apa?" tanya Danielle balik. "Aku mau mengajakmu makan malam, bisa dibilang, ehm .. kencan?" ucap Liam dengan nada tanya dan diikuti oleh suara Danielle yang tersedak.
"Kau tidak apa? Aku tahu ini terlalu cepat, but .. Why not?" ucap Liam malu-malu dan berhasil membuat pipi Danielle berwarna merah muda.
"Pipimu merah, artinya kau mau." jawab Liam yakin. "Belum tentu aku setuju, siapa tahu," Danielle meledek Liam yang raut mukanya sudah hopeless.
"aku mau?" jawab Danielle singkat dan membuat muka Liam berseri lagi. "Baiklah, aku, aku balik dulu, ehm. See you, Li. Salam untuk Harry dan teman-temanmu." jawab Danielle pamit sebab Liam tak berkata-kata apalagi. Belum saja Liam menjawab, Danielle sudah keluar dari ruangan itu. Hatinya berpacu 2x lebih cepat karena rasa kesenangannya yang tak bisa dia kontrol. Wajahnya pun menunjukkan perasaannya yang tiba-tiba aneh kembali.
I guess, I like her?
*
*
*
*
*Notes :
Jadi gua bikin buku baru dan dapatlah ide untuk buat payzer fiction, jadi ini gua dedikasiiin buat PAYZER SHIPPER, jadi please ninggalin vote sama comment nya :) Untuk Silent Reader, mendingan gausah baca deh:') bukannya gua sombong padahal baru post 1 part, tapi itu sama aja kaya ga ngehargain. OKE DAH MINTA VOTES 5++ and more COMMENTS DULU DEH YAA :') THANK YOU FOR READING.xxx
-squarepantsmalikxx-
![](https://img.wattpad.com/cover/15890320-288-k280038.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mémoria [Liam Payne // Danielle Peazer]
FanfictionBukan, ini bukan hanya sekedar cerita. Tetapi ini kisah perjalanan cinta seorang Liam Payne dan Danielle Peazer. 80% real dan selebihnya adalah imajinasi. Dibuat khusus untuk Directioners terlebih para Payzer Shipper. Dibuat dalam Bahasa Indonesia...