Liam tak mengabariku selama 3 hari. Mungkin dia sibuk selama di karantina X Factor yang setahu-ku memang cukup ketat tentang peraturannya. Lalu keesokan harinya ia mengirim pesan bahwa dia tidak bisa mengajakku sabtu ini untuk makan malam kami- atau bisa dibilang kencan, tapi kata kencan terlalu monohok. Katanya sabtu ini, ada latihan dirumah Simon Cowell, dan itu mendadak. Sebenarnya aku kecewa, tetapi bagaimana lagi, toh kecewa atau tidak, dia bukan siapa-siapaku, dia sedang berusaha meraih cita-citanya. Apa urusanku?
Jadi aku membalas pesannya dengan kesan bahwa aku mengerti keadaannya.
Hidupku benar-benar datar. Di London aku hidup di apartment yang cukup sederhana, sedangkan kakakku sekolah di Sunderland mengambil jurusan sekretaris, yang berbeda seratus delapan puluh derajat dengan karierku. Aku sekolah di sekolah sanggar khusus tari. Dan jadilah seorang penari latar.
*
Aku mengambil sweater kancingku, mengambil tas selempangku yang sudah berisikan sisir, iPod, iPhone, headset dan tak lupa make-up. Aku hanya mengenakan kaus oblong tanpa lengan, skinny jeans berwarna tosca yang senada dengan kaus hitam yang kukenakan, dan tak lupa converse low berwarna hitam yang sudah sedikit kusam, dan sepertinya aku harus membeli yang baru. Lupakan.
Dengan rambut keritingku yang sedikit menyebalkan ini, dan aku tutupi dengan beanie oversized berwarna hijau tulen, aku bergegas keluar dari apartment lalu mengunci pintunya rapat.Aku memberhentikan taksi yang ternyata saat aku membuka pintunya, disisi lain juga seseorang membuka pintu taksi tersebut. "Eh?" Aku mengerutkan dahiku. Kalian mau tahu siapa orang yang berebutan taksi denganku? Justin Timberlake.
Apa aku harus mengulanginya sekali lagi? Seorang superstars terkenal bernama Justin Timberlake berebutan taksi yang sama denganku. "Excuse me?" Tanyanya sambil menyimpulkan senyumannya itu.
"Ambil saja." aku menyerahkan taksi ini kepada idolaku. Seorang fans yang aslinya tidak normal, memberikan kesempatan taksinya kepada idolanya, ini tidak berlebihan, bukan?
"Tidak, ambil saja." katanya sambil memundurkan langkahnya. "Tidak, silahkan." aku mengelaknya.
"Benar?" Tanyanya lagi, aduh. Cepatlah pergi darisini sebelum aku menciummu, tampan. Aku mengangguk tersenyum, "thanks!" katanya sambil tersenyum dan sambil membuka kacamata hitamnya. Sialan, tahan Danielle, tahan. Saat taksi yang membawa seorang Justin Timberlake sudah pergi, aku pun tersadar dan segera mencari taksi yang lainnya. Aku melirik arlojiku, crack. It's 12 p.m. And I will be late.
Ayolah bisakah taksi berkompromi denganku sedikit. Sambil menunggu taksi, aku berjalan sedikit sambil mengirit waktu, can I stop this time for an hour?
*
Aku sampai ke tempat latihan atau sanggar, tepat pukul 1 lewat 24 menit yang seharusnya aku sampai pukul 12 lewat 45 menit dan tidak telat. Untungnya latihan dimulai pukul 1.30 p.m. Tapi teman-temanku sudah selesai pemanasan dan aku baru memulai pemanasan.
"Bagaimana, kau sudah diajaknya berkencan?" tanya Will, yang menemaniku saat aku pemanasan. "Siapa yang kau maksud 'nya' dan siapa yang berkencan?" kataku sambil meluruskan kakiku, lalu meraih ujung jari kakiku dengan tanganku selama 20 detik.
"Liam. Kau dan dia sudah berkencan, kan?" jawabnya, sontak aku menghentikan pemanasanku dan melihat Will dengan tatapan 'kau-berusaha-mengintimidasiku-kan?'
"Aku, dan dia, tidak berkencan." aku menekankan kata demi kata. Aku tidak yakin, Danielle sayang." katanya meledek. "Terserah kau saja, stupido!" aku meninggalkannya lalu pindah ke tempat yang sedikit ke-pojokkan dan memulai lagi pemanasanku.
Setelah pemanasan, kami berkumpul di tengah ruangan latihan, lalu diberi arahan, dan lebih lagi saat pelatih kami mengatakan bahwa kami akan tampil minggu ini untuk Justin Timberlake. Rasanya aku ingin berteriak di setiap gendang telinga semua orang disini bahwa Justin Timberlake, seorang superstar yang berebutan taksi denganku 1 jam sampai 45 menit yang lalu, berteriak sekencang-kencangnya hingga selaput telinga mereka berserakan di lantai. Dan sayangnya aku tidak punya nyali untuk melakukannya.
Kami akan menjadi penari latarnya untuk 2 hingga 3 lagunya. Disebuah gedung teather di Birmingham. Walaupun hanya sebentar dan sebagai penari belakang, tentunya aku tidak akan menyiakan yang satu ini. Untuk tidak mengajaknya ber-selfie, tak apa kan?
*
Latihan hari ini membuat kaki ku remuk. Ternyata seorang Justin Timberlake ingin yang terbaik saat disetiap penampilannya. Kami menarikan lagu dengan genre 'beat' dan artinya tariannya harus energik dan tak jauh dengan melompat serta berlari kesegala arah. Aku baru menjadi penari latar selama 4 bulan, dan itu baru menari untuk X Factor. Kemudian sekarang Justin Timberlake, baby!
Setelah membersihkan diriku, lalu mengganti pakaianku, aku membantingkan diriku ke kasur berukuran queen size kesayanganku ini, lalu menatap langit-langit kamar apartment-ku sambil sekali-kali memejamkan mataku.
drrt.drrt.drrt
Aku bangun lalu mengambil iPhone-ku yang ada diatas meja berwarna putih disudut kamar ini. Aku duduk ditepi ranjang tidurku. Senyumku langsung mengembang saat mendapatkan notifications
"@Real_Liam_Payne : Follow my friend @DaniellePeazer"
(kalo ga percaya, liat aja Twitter Liam tanggal 31/12/2010 ; 21.54 HIKZ)
Aku langsung mengirim pesan ke Liam.
To : Liam
Untuk apa menyebarkan akun twitterku, hah?drrt.drrt.drrt
From : Liam
Apa aku salah? Tapi memang sepertinya aku salah, karena tanpa menyebarkan akun twittermu, kelak kamu akan terkenal ;--)
p.s : aku tidak menggombalTo : Liam
tapi, terimakasih, karena sekarang followersku sudah 45k hahadrrt.drrt.drrt
From : Liam
With my pleasure;))
Baiklah aku harus beristirahat lebih cepat dulu selama dikarantina. Good night, nice dreamxx jangan lupa mimpikan akuxxAku tersenyum geli membaca pesan Liam yang ini.
To : Liam
Selamat malam bayi. Kalau aku mimpikanmu, malamku akan menjadi menakutkan.drrrt.drrt
Siapa lagi?
From : Liam
Aku tidak yakin, malah malammu akan menjadi indah, haha :)p.s : jangan dibalas lagi, kalau tidak aku tidak akan tidur karena pesanmu Danielle Peazer :)
Karena tidak mau mengganggu nya lagi, aku memutuskan untuk membaringkan tubuh pegalku dikasur yang berselimutkan putih susu ini, lalu karena angin apa yang membuatku seperti dipeluk, membawaku ke alam mimpiku yang terdalam.
***
a/n :
Maaf kalau partnya dikit mulu gitu hihiw
DONT FORGET TO LEAVE VOMMENTS!!
THANKS for reading btw.
-squarepantsmalikxx-
KAMU SEDANG MEMBACA
Mémoria [Liam Payne // Danielle Peazer]
Hayran KurguBukan, ini bukan hanya sekedar cerita. Tetapi ini kisah perjalanan cinta seorang Liam Payne dan Danielle Peazer. 80% real dan selebihnya adalah imajinasi. Dibuat khusus untuk Directioners terlebih para Payzer Shipper. Dibuat dalam Bahasa Indonesia...