Berbicara X

51 1 0
                                    

Mentari menampakan wujud nya perlahan Avera menjadi pusat perhatian embun pagi itu, sambil berjalan menyusuri sudut keramaian pasar untuk menuju sebuah gedung sekolah, bergumam ia menyanyikan lagu yang nyeleneh dan aneh "berjalan lah...terus...let it flow like a water.....hm..hm..hm..."
Tiba tiba secerca air mengenai bajunya terkejut avera sambil maracau "Dasar...naik motor liat liat dong..." sambil melihat seragam pengendara motor yang mengenakan baju putih abu-abu terus melaju dengan kencangnya dia hanya menghela napas.

Waktu menunjuk pukul 7 kurang seperempat avera memasuki kelas nya dan duduk disebelah Triad ,asik saja dia menceritakan kejadian sialnya tadi pagi.Sesuatu berbunyi tanda yang amat ditunggu tiap siswa, tiba tiba nisa temannya memanggil avera ia ditunggu Kak Nocta dan Kak Juno diluar kelasnya entah ada perlu apa mereka dengan Avera.Dengan deg deg kan Avera keluar menemui Nocta, ya memang ia gugup karena dia belum pernah ngobrol karena Nocta terhitung orang yang sibuk dan cuek.Dia ketua OSIS di Sekolahnya kala itu,dengan santai Nocta memulai pembicaraan..
"Avera kan ? Saya ada perlu sama kamu bisa minta waktu sebentar"
Dengan perasaan takut dia menjawab
"Iya kak ,ada perlu apa ?"
"Begini kamu kemarin ikut seleksi OSIS kan ? Kamu besok orasi ya kamu masuk kandidat calon ketua OSIS,nanti bicara dengan orang tua dibolehkan atau tidak kalau siap besok langsung orasi "dengan singkat Nocta dan Juno melangkahkan kaki meninggalkan Avera yang begitu bingung dan marah.
"Ai cieee Kak Nocta bilang apa ke kamu ?" panggil Triad kepada Avera adalah Ai karena memang mereka berdua sudah berteman sejak lama
"Apaan sih ri lebay deh..apaan coba nyuruh sama orang jutek kayak gitu aku doain dia besok ketelen bumi"
Sahut Avera dengan memajukan bibirnya.

Sesampainya di hunian yang baginya jauh dari kata bising, rindang tempatnya di teras Avera berbincang dengan ayah bunda nya tentang tawaran yang disampaikan tadi pagi dan bersepakat menyanggupinya.Paginya Avera lakukan orasi ,seminggu selang itu ia lakukan pemilihan ketua osis siapa sangka Avera terpilih ketika terpilih tak ada angin tak ada hujan Nocta menghampiri Avera sambil bertekuk lutut disampingnya
"Selamat ya ,kamu sudah bilang pada orang tua mu kan ?"
Hampir saja otak avera tak sinkron hanya menatap Nocta yang tiba tiba menghanyutkan semua pandangannya.
"Eh...iya kak...makasih sudah bilang kok" sambil menatap hilangnya wujud Nocta terlelap oleh pintu yang berjalan ke arah luar ruangan kala itu.Entah tiba tiba rasa aneh datang menggebu dalam benaknya menyusuri setiap alir napasnya.

Hari demi hari berjalan Avera teramat bingung tak tau apa arti dari detak kencang ketika bertemu dengan Nocta semakin sering ia berkomunikasi dengan Nocta mulai bahas membahas tentang hal organisasi yang memang awal niat adalah sebatas profesionalitas dan mulai melenceng dari topik pembicaraan mereka.Sebenarnya Avera sudah bercerita tentang rasa itu pada sahabatnya Triad. Tapi tak tau ia hanya mengabaikan perasaan yang mungkin saja baru ia kenal.Tetapi entah mengapa ia merasa punya tekad harus selalu yang pertama di hati Nocta.

Variabel Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang