Kebahagiaan ku adalah Dirimu, tapi kebahagiaan mu adalah Dia.
Dia.Lo.Gue
Gue belum pernah ngerasain jatuh cinta, gimana disayangi, diperhatiin dan juga di cintai, hingga gue pun mengenalnya.
Cinta pertama gue, halangan demi halangan datang menghampiri gue.
Gue suka sama dia dan ternyata sahabat gue juga suka sama dia, gue mengalah bukan kalah, dan juga gue rela dia jadi milik sahabat gue dibanding gue kehilangan sahabat gue.
Lebih baik gue yang tersakiti daripada sahabat gue, biar gue aja yang pergi dan biar gue aja yang berhenti mencintai dia.
Sahabat gue enggak tau kalo gue suka sama dia, hingga sahabat gue salah paham kakak sepupu gue dianggap pacar gue.
Gue mau menyangkal hal itu tapi takut salah, dan ini cara gue belajar untuk melupakan dia.
Rasanya sakit? Yaaa
Coba lo rasa sendiri gimana rasanya jika lo harus rela orang yang lo suka disukai oleh sahabat lo sendiri.
Saat ada di depan sahabat lo, lo kelihatan bahagia dan mendukung seratus persen buat sahabat lo, dan dibelakang rasanya sakit. Ingin merebut dia dari lo tapi gue gak mampu dan gak tega.
Hingga selalu begitu, gue selalu kehilangan sahabat gue karena nerebutkan cowok.
Inikah yang dinamakan merelakan dia untuk lo. Gue berusaha untuk tegar di depan semua orang tapi dihati gue lembek ancur cinta pertama gue rela di rebut sahabat gue sendiri yang selama ini selalu bareng.
Gue selalu berpikir Tuhan adil gak buat gue, Mama sama Papa gue tiap ketemu berantem gak sidikitpun merhatiin gue. Ortu gue selalu cari kekayaan dunia yang gak akan dibawa sampai esok.
Karir gue juga ancur, cuma sahabat satu-satunya yang gue punya.
Biar semua waktu yang menjawab?