Two

4 1 0
                                    

Mungkin aku yang harus menyerah demi dia agar bersama mu
#DariYangTersakiti

Dia.Lo.Gue

Pagi yang cerah, sinar surya merambat melalui jendela-jendela, angin semilir membawa kebahagian tersendiri.

Aku mengerjabkan mataku secara cepat, sinar mentari mengintip dari celah jendela membuatku bangun seketika. Ku ambil handphone ku di atas nakas dan ku buka, ada beberapa notifikasi dari Angel.

Angel.
Mel bisa bantu gue gak, nanti pulang sekolah ikut gue yukk, ke toko buku ada yang pengen gue beli di sana

Amel.
Ohh yaudah sekalian gue juga mau beli buku

Ku jawab pesan dari Angel selepas itu aku me lock screen handphone ku dan bergegas bersiap-siap sekolah.

Seperti biasanya Mama sudah ada di ruang makan sambil meneliti berkas-berkas nya terkadang lupa dengan segalanya.

"Pagi sayang"

Mama melirik sekilas aku saat berada di samping tangga, aku hanya berdeham berarti meng "iya" kan perkatanyaan.

"Ayo duduk mama pengen banget sarapan sama kamu"

Aku hanya mengerutkan keningku, "tumben ma, biasanya kalo jam segini mama udah pergi" aku berjalan menuju meja makan

Bibi yang sedang mondar-mandir juga ikut kepo dengan  perbincangan aku dan mama

"Tumben nyonya berangkat siang, biasanya pagi banget nya"

Mama melirik bibi dan tersenyum, aku makin tidak mengerti sikap mama berubah 180 derajat

"Iya bi, mumpung kerjaan gak banyak jadi bisa ikut makan sama Amel"

"Ohhh yaa, papa kan pergi ke luar kota seminggu hadi semua mama yang atur" ucap mama sambil mengambil nasi dan sayur asem

Ohh aku mengerti maksudnya kenapa mama berubah 180 derajat karena papa ke luar kota, dan gak ada yang ngatur mama, maupun peraturan di keluarga ini.

"Jadi ini alasanya mama jadi berubah karna papa ke luar kota" aku mengucap sambil memakan sarapanku

"Emm gitu deh, tpi jangan bilang-bilang papa oke?"

Aku hanya mengangguk

"Cooo cok"

Seusai sarapan aku langsung menyambar tasku dan pergi ke sekolah, belum sempat aku melangkah mama memanggilku

"Mau berangkat sekolah? Bareng mama aja mumpung mama gak sibuk" mama lalu mengambil tas dan berkasnya sedikit kerepotan

"Sini berkasnya bawa Amel aja" aku menawarkan bantuanku

"Makasih cantik" ucap mama mengusap rambutku

"Bik, saya sama Amel berangkat dulu yaa, tolong jagain rumah, dan jangan lupa bibi sama mang Ujang sarapan ya" pesan mama kepada bibi

"Iya nyonya, hati-hati di jalan"

Aku dan mama menuju ke mobil "Pak ayo kita jalan"

"Baik nya"

Dia.Lo.Gue

"Bik, tumben nyonya sama non akur" mang Ucup tukang kebun keluarga Amel

"Saya juga gak tau, kalo di liat-liat teh bikin ati adem, andai kalo kayak gini terus teh setiap hari pasti non Amel seneng atuh"  ucap Bi Minah senyum

"Maneh teh gelo ya, senyum-senyum wae" mang Ucup bergidik ngeri

Bi Minah lalu melotot ke arah mang ucup "Sembarangan wae yak, maneh teh yang gelo"

"Hehe, gitu teh ngambek atuh"

"Sabodo teing" bi Minah lalu menutup pintu rumah

Dia.Lo.Gue

Usai diantar mama kesekolah, aku menaiki tangga ke kelas 11 Mipa 1 kelasku. Jika dilihat dari kelasnya pasti kalian berpikir pintar, swlalu juara dalam setiap lomba.

Tentu tapi, ada tapi nya lo kalo soal kelakuan jangan ditanya semuanya kelas 11 Mipa 1 termasuk kelas yang sering masuk Bk.

"Hai mel" temenku Jihan menghampiri ku

"Ohh hai, Angel belum berangkat ya?" Tanya ku pada Jihan

Aku mengedarkan pandangan ku ke seluruh penjuru kelas ini " tadi sih udah berangkat tapi gak tau deh kemana" jawab jihan mengedikkan bahu

"Oww yaudah makasih" aku lalu berjalan menuju ke bangku ku

Tak lama kemudian bel masuk berbunyi, tetapi Angel belum ke kelas, ada rasa khawatir pada diriku

"Kemana sih lo Angel kok belum masuk" gumamku dalam hati

"Pagi anak-anak" salam Bu Sinta guru bahasa kepada kelas 11 Mipa 1

"Pagi buuuuu" jawab kami serentak

Sepertinya Bu Sinta peka akan siswa nya yang kurang satu, dia melihatku

"Amel, mana teman sebangku mu Angel?" Tanya Bu Sinta padaku, tiba-tiba kau tersentak dari lamunanku

"Emmm, eh sa..ya gak tau bu, tadi sa...ya be...rang..kat udah ada tas nya tapi gak ada orangnya" jelasku sedikit tergagap-gagap

Suara pintu di ketuk mengalihkan perhatian ku, Bu Sinta dan teman-teman, teryata Angel berdiri di depan pintu lalu masuk ke kelas

"Ma..af bu.. saya te..lat, taaaa dii..." belum sempat Angel melanjutkan ucapanya, Bu Sinta menyergah

"Sudah sekarang, kamu pergi ke lapangan trus hormat sama bendera tunggu sampai istirahat" ucap Bu Sinta dengan sadisnya

"Tapi, bu"

"Gak ada tapi-tapian cepat sekarang"

Angel lalu berlari ke lapangan, aku jadi khawatir dengan Angel, sebenernya dia itu daya tahan tubuhnya sangan minim bisa di bilang ringkih terkena panas, maupun dingin sekali.


"Oke anak-anak sekarang kita buka halaman 34, kita akan mempelajari bab ini lalu minggu depan ulangan"

"Apa bu ulangan, jangan minggu depan bu, saya masih belum paham" ucap salah satu temanku yaitu Rangga

"Makanya kamu itu perhatiin saya jangan asyiknya cuma perhatiin cewek-cewek di kelas"

Semua siswa menyoraki Rangga "huhuuu"

"Apaan sihh sirik aja lo semua ama gue, makanya muka itu dirawat, kayak gue gitu"

"Apaan sih Rang bikin ribut aja" ucap ketua kelas yaitu Arkan orang yang paling bajaksana di kelas ku

"Biarin aja Ar, kan emang Rangga cuma bikin ribut aja" ucap sebelahnya Arkan yaitu Bima

Tiba-tiba PLAK, PLAK,PLAK

Ketukan penggaris kayu mendarat mulus di meja Indah, siapa lagi kalo buka Bu Sinta

"Kalian itu bisa tenang gak sihh, disiplin waktu"

"Cepat buka bukunya kita mulai"

Dia.Lo.GueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang