9. Life : Student Exchange

2K 74 4
                                    

'Anak sepertimu sangat tidak pantas! Seharusnya kau tidak berada disini, tidak ada seorang pun yang ingin berteman denganmu!'
-My Indigo my Life

"Segeralah bersiap! Kita akan segera sampai,"

Kudengar pengumuman dari Mrs. Else, aku bersiap dengan tas ransel begitu juga dengan kamera yang kugantungkan di bahuku.

Saat ini kami- aku, teman-teman dan beberapa guru sedang berada di pinggir Kota London. Kami sedang mengikuti program pertukaran pelajar, jika biasanya dilakukan antar kota atau negeri, sekolahku melakukannya masih satu kota.

Di program ini aku tidak sendiri, bersama Milen dan Andre. Seharusnya kami ber- empat, namun karena musibah yang menimpa Ghea.
Tujuan kami adalah asrama Wheels Da Vilza, asrama yang cukup lumayan tua, namun jika dibandingkan dengan sekolahku, asrama Wheels jauh lebih unggul.

Kami turun tepat di pintu utama asrama Wheels. Bangunannya seperti istana, ada beberapa patung yang berdiri kokoh, tangga menjulang tinggi membawa kita ke pintu besar asrama. Kulihat seorang wanita dengan beberapa orang berpakaian ala Suster Biara.

Kulihat Mrs. Else berbicara dengan wanita di depan pintu utama. Ku rasa, wanita itu adalah kepala asrama.

Dengan sedikit aba-aba, kami menaiki tangga menuju pintu utama. Dapat kulihat berbagai ukiran yang cukup unik di pintu besar.

"Namanya adalah Mrs. Lorraine, beliau adalah kepala asrama sekaligus pemilik asrama Wheels. Mrs. Lorraine yang akan memegang kalian saat kalian belajar disini, dan kalian juga akan dibantu oleh beberapa suster asrama," terang Mrs. Else.

Kami menyunggingkan senyum terbaik kami, setelah itu kami digiring menuju lobby asrama.

Sejujurnya, aku sangat kagum dengan asrama ini. Lobby asrama Wheels sangat luas, terdapat kolam air mancur di tengah ruangan, lantai marmer yang mengkilat hingga tirai yang menjuntai hingga ke lantai.

Ada banyak pilar - pilar tinggi dan jendela besar, di bagian atas terdapat beberapa ukiran - ukiran unik.

Selanjutnya, kami dibawa keluar ruangan melewati taman asrama dan masuk ke dalam gedung bertingkat di sebelah timur.

"Ini adalah asmara putri, sedangkan gedung di sebelah barat asrama putra. Larangan pertama di wilayah asrama adalah kalian dilarang untuk memasuki kawasan asrama putra, begitu pun sebaliknya," jelas seorang Suster.
"Perkenalkan, namaku Hana Rellyn. Kalian dapat memanggilku sebagai Suster Hana," lanjutnya.

Aku mencermati wajahnya, untuk dapat mengenal dan mengingat seseorang aku harus mengamati wajah orang itu dahulu. Suster Hana mempunyai wajah seperti orang Asia, matanya sedikit sipit dengan kulit putih.

Aku menatap ke arah Andre. Sepertinya aku dan Milen akan berpisah dengannya, itu jelas karena Andre bukanlah seorang perempuan.

-0oo0-

"Asrama ini sangat bagus! Andai jika aku bisa bersekolah disini," Ucap Milen.

Aku hanya mengangguk. Milen benar! Asrama ini lebih dari sekedar kata bagus. Bayangkan saja, kamar di asrama perempuan sangat rapih dan luas. Ada dua ranjang tidur terpisah beserta dua lemari yang cukup besar untuk menampung barang - barang. Ada meja belajar dan rak - rak minimalis berwarna hitam sebagai sekat antara ruang tidur dengan pintu. Tidak lupa beberapa sofa kecil dengan meja kaca dan satu buah vas bunga.

The Four Seasons of Soul [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang